Siapa bilang kalau jadi Leader harus tidak boleh flexible?
Kalau masih ada yang berpendapat demikian, inilah bukti doktrin masa lalu (generasi jauh di atas kita) yang masih diingat hingga saat ini. Jaman dulu, kayanya jumlah Leader sedikit. Yang banyak jumlah Boss. Bedanya apa? Ini sih memang hanya perspektif dari terminologi aja ya... tapi biasanya Boss itu 'bossy' alias bisanya hanya nyuruh-nyuruh aja. Dia sendiri ngga mau turun tangan, dia sendiri ngga mau tau apa pendapat orang lain. Dengan kata lain, pendapatnyalah yang paling benar, dan wajib hukumnya untuk dijalankan.
Jaman sekarang, saya yakin (dan berharap saya benar) bahwa lebih banyak Leader daripada Boss. Leader yang saya maksud di sini adalah orang yang tahu benar cara-cara memimpin. Bukan saja memimpin orang lain, tapi juga memimpin dirinya sendiri. Orang yang berani mengambil keputusan, berani bertanggung jawab atas keputusan yang dia ambil. Dia open minded dan menghormati semua orang, beserta pendapat-pendapatnya. Dia tegas, namun FLEXIBLE. Apa maksudnya?
Harus kita sadari bahwa waktu terus bergulir. Dunia berputar. Ada pepatah, "Change is constant", artinya: perubahan itu pasti. Jadi, dengan kata lain, ngga bisa kita mengambil keputusan untuk melakukan satu hal seperti itu terus menerus dengan harapan mendapatkan hasil yang sama terus menerus! Tindakan kita harus disesuaikan dengan keadaan.
Untuk seorang Leader pun demikian. Jangan pernah bersikap kaku. Peraturan tertulis memang ada, tapi kita manusia, tim kita juga manusia yang bisa melakukan kesalahan dari waktu ke waktu. Kalau untuk masalah-masalah integritas, JANGAN flexible. Tapi kalau untuk soal-soal yang lain, cobalah untuk mengerti keadaan.
Ketika masih kuliah, kita memilih paket operator hp yang pra-bayar. Kenapa? Karena uang terbatas, dan kita jadi bisa lebih mengontrol pemakaian hp kita. Kalau pulsa habis, otomatis kita ngga bisa nelpon maupun sms. Kita milih ini juga karena kalau kita ngga sering nelpon dan sms, jadi ngga mesti 'buang-buang uang' ketika bayar abodemen yang pasca-bayar. Bener?
Nah, kalau itu adalah keputusan kita ketika masih kuliah. Sekarang kita sudah kerja, sudah jadi Manajer, jadi Direktur, jadi pemilik perusahaan... apakah pertimbangan di atas masih terpakai? Mungkin untuk sebagian orang iya. Tapi mungkin untuk kebanyakan Manajer, Direktur, pemilik perusahaan, pertimbangannya sudah berubah: Ngga mau repot. Daripada mesti beli voucher pulsa sering-sering tiap bulan, mending pasca-bayar aja. Tiap akhir bulan, cukup 1x bayar lewat atm. Simple, praktis. Uang sudah bukan masalah lagi. Kalaupun pemakaian telpon dan smsnya ngga sebanyak abodemen, ngga masalah, paling cuma sekitar belasan atau puluhan ribu rupiah aja yang terbuang.
Indosat lewat campaign terbarunya: Indosat Mobile mengerti hal ini. Kalau dulu kita kenal ada banyak paket, IM3, Mentari (pra-bayar), Matrix (pasca-bayar), sejak Mei lalu Indosat Mobile meng-campaign: "Satu Paket Untuk Semua", yang artinya satu kartu dengan paket lengkap (nelpon, sms, data) yang bisa FLEXIBLE. Hari ini kamu mau pake yang pra-bayar, minggu depan pertimbangan kamu berubah dan mau yang pasca-bayar, tinggal ke galerinya dan rubah paketnya! Ngga perlu ganti kartu dan nunggu berhari-hari untuk aktif! FYI, paketnya ada Harian, Mingguan, Bulanan.
Saya sendiri pakai yang paket Bulanan, dan saat ini menikmati paket Blackberry 50% off hingga Desember 2011. Saya sendiri memang sudah pakai Indosat dari pertama kali punya hp di pertengahan 90-an (masih Satelindo). No complain... Ya, dulu saya pake Mentari, trus Matrix, sekarang Indosat Mobile.
I'll just have to be flexible dalam menyesuaikan keperluan komunikasi saya sekarang ini dalam memimpin beberapa perusahaan yang saya miliki. Dalam memimpin tim juga demikian... jangan jadi Boss, jadilah Leader!
See you ON TOP!
BB
Thursday, July 7, 2011
Monday, May 23, 2011
Work is about SPEED
Judul tulisan ini memang sengaja saya pilih supaya 'eye-catching'. Karena, sesungguhnya memang work is NOT ONLY about speed, tapi juga akurasi.
Tapi, kalau hanya akurasi saja tapi pelan... jelas kamu ngga akan tenggelam di dalam persaingan yang ketat sekarang ini. Yang merubah kecepatan kerja memang disumbangkan paling besar oleh pengembangan teknologi. Betapa tidak, dulu mau berkomunikasi harus mengirimkan pesan lewat burung dara! Kebayang ngga butuh waktu berapa lama, itupun kalau si burung daranya ngga nyasar? :D
Trus ada telegram, kemudian fax, email, dan telpon. Akhirnya ada mobile phone. Sms, bbm, dll. Yang tadinya butuh berbulang-bulan menjadi berminggu-minggu, menjadi berhari-hari, sekarang hanya butuh sepersekian detik saja kita sudah bisa berkomunikasi dengan siapa saja yang kita mau.
Salah satu kelebihan saya adalah mampu bekerja dengan cepat (dan hopefully juga tepat). Saya rasanya gregetan kalau lihat orang kerjanya lamban. Saya punya prinsip: "Kalau bisa diselesaikan lebih cepat, kenapa ngga?" Memang ini bertolak belakang dengan sindiran-sindiran yang ada untuk kantor pemerintahan, yang katanya punya slogan: "Kalau bisa dibuat lama, kenapa tidak?" ha ha, anyway...
Dalam memilih laptop saja misalnya, saya memilih Samsung 9, keluaran terbaru Samsung yang memiliki banyak fitur yang pas dengan kepribadian saya. Selain salah satu teringan di dunia (1.31kg) dan tertipis (1.63cm), laptop ini memiliki fitur FAST START! Saya sudah coba sendiri, kalau dari posisi shut down, hanya butuh sekitar 20 detik, kalau dari posisi 'sleep' atau hybernated, hanya butuh sekitar 5 detik untuk ke posisi ready to use! This is sooo me.
Point yang saya mau sampaikan, kecepatan kerja akan menentukan kamu apakah kamu akan dapat berada dibarisan terdepan, atau kamu di posisi terakhir. Kerja jangan hanya cepat, tapi usahakan untuk selalu tepat. Dan, kalau kamu telah terbiasa kerja cepat, usahakan untuk dikelilingi oleh alat-alat yang dapat menunjang kecepatan kerja kamu.
See you ON TOP!
Billy Boen
http://www.billyboen.com/
Follow my twitter @billyboen
www.facebook.com/billyboenYOT
Monday, April 25, 2011
Brand Partnership...
Dari kecil, dengan rasa penuh penasaran, saya sering mengamati berbagai macam merek. Saya
selalu ingin tahu, kenapa sepatu merek A lebih mahal dibandingkan sepatu merek B, misalnya.
Rasa penasaran itu berubah menjadi sebuah ketertarikan (interest). Hingga saya pun kuliah mengambil banyak kelas-kelas 'brand management'. Di kelas-kelas itu saya banyak belajar dari bagaimana caranyanya menciptakan merek, bagaimana membuat merek tersebut menjadi dikenal, bagaimana membuat merek itu tetap berada di atas, hingga bagaimana cara membuat merek yang sudah redup menjadi bersinar kembali. Semua itu saya pelajari dengan sungguh-sungguh.
Satu hal yang ingin saya share di sini adalah, di mana pun stage brand tersebut, jaman sekarang jamannya partnership. Dalam kerjaan kita kenal namanya 'teamwork', di bisnis kita kenal namanya 'mitra bisnis'... nah di brand, ada juga, namanya 'brand partnership'.
Young On Top (YOT) sendiri yang awalnya sebagai sebuah buku, kini telah menjadi sebuah komunitas, sebuah brand. Dalam pengembangannya sendiri, saya sangat percaya dengan ya itu tadi: 'brand partnership'. Nah, ketika mau memilih siapa yang cocok untuk menjadi brand partner untuk brand yang kita nahkodai, kita harus perhatikan beberapa hal, antara lain:
- Apakah positioningnya sama (premium / tidak)?
- Apakah sama-sama memiliki target market yang sama (laki-laki / perempuan, umur, keinginan)?
- dan sebagainya
Nah, di tahun 2011 ini, saya memutuskan untuk bermitra dengan TOP 1 Indonesia. Selain tentunya kesamaan kata 'TOP'nya, banyak kesamaan yang kami miliki. Pendiri TOP 1, William Arthur Ryan, percaya bahwa dengan pantang menyerah dan berani mengejar mimpi-mimpinya, dia akan dapat membuat TOP 1 menjadi seperti sekarang: sebagai peng-export pelumas terbesar di Pantai Barat Amerika Serikat! Ketika semua orang berpendapat bahwa hal itu ngga mungkin, sulit, susah, dan sebagainya... kalau kita percaya sama mimpi kita, kita akan bisa mewujudkan mimpi tersebut.
Ngga mungkin saya menjabarkan satu-satu persamaan yang dimiliki oleh YOT dan TOP 1. Tapi yang pasti, semoa kolaborasi ini bisa untuk jangka waktu yang lama.
See you ON TOP!
BB
Saturday, March 12, 2011
Buku "TOP Words" Siap Menginspirasi Indonesia
Setelah hampir 2 tahun setelah buku pertama “Young On Top” diluncurkan pada 6 April 2009, akhirnya rampung juga buku kedua saya yang berjudul “TOP Words”.
Saya sempat bingung mau nulis apa. Jujur,ada lebih dari 5 tema buku yang ingin saya tulis. Dari beberapa tema Marketing hingga ke sambungannya buku “Young On Top”. Tapi akhirnya inilah yang saya pilih untuk jadi buku kedua saya. Kenapa?
Kalau kita mundur sedikit ke belakang, konsep penulisan buku “Young On Top” adalah:
1. Kalau bisa sukses usia muda, kenapa mesti nunggu tua?
2. Kalau mau bisa sukses, kita harus tahu apa-apa saja yang dibutuhkan dalam diri kita
3. Kita juga harus belajar dari pengalaman orang lain
1. Kalau bisa sukses usia muda, kenapa mesti nunggu tua?
2. Kalau mau bisa sukses, kita harus tahu apa-apa saja yang dibutuhkan dalam diri kita
3. Kita juga harus belajar dari pengalaman orang lain
Jadi, buku “Young On Top” saya tulis supaya seluruh pembacanya bisa mencapai sukses di usia muda, tau apa aja karakter yang harus mereka miliki dalam dirinya. Penulisan teori-teori yang praktis pun saya kuatkan dengan quote-quote yang diberikan khusus oleh ke-50 orang Indonesia yang telah sukses; selain quote-quote dari orang-orang sukses dunia yang saya juga cantumkan di setiap bab.
… tahun 2003, saya pernah baca buku “Lessons From The Top”. Isinya kisah sukses Top CEO dunia, dari Jack Welch, Bill Gates, Warren Buffet, dll. Saya belajar banyak dari buku ini. Saya pelajari karakter, pemikiran, pandangan, dan kepemimpinan mereka. Berguna atau tidak? Jelas! Banyak pembelajaran dari buku itulah yang saya terapkan ketika saya menjadi GM Oakley Indonesia dan memimpin F&B Division MRA Group, hingga sekarang di JIM dan Roling Stone Cafe. Dan, dari buku inilah saya mendapatkan inspirasi untuk menulis buku “TOP Words”.
Nah, buku “TOP Words” sendiri adalah kisah 21 orang Indonesia yang sukses yang berhasil saya gali lewat berbagai interview yang saya lakukan dengan mereka. Konsep penulisan buku ini adalah:
1. Kalau bisa belajar dari keberhasilan dan kesalahan orang yang sudah sukses secara konkret, kenapa tidak?
1. Kalau bisa belajar dari keberhasilan dan kesalahan orang yang sudah sukses secara konkret, kenapa tidak?
Oleh sebab itulah, perjalanan karir ke-21 orang ini saya tuliskan sehingga pembaca akan bisa terinspirasi oleh mereka. Kebanyakan dari mereka harus berjuang dari nol, sebagian memang sudah terlahir menjadi anak orang kaya. Tapi,… kalau hanya mengandalkan orang tuanya saja, saya yakin mereka tidak akan ada di blantika pimpinan perusahaan yang sukses; mereka ngga akan saya undang untuk saya interview, apalagi saya tulis kisahnya di buku “TOP Words” ini.
Selain perjalanan karir mereka, mereka juga dengan tidak pelit berbagi value-value yang mereka pegang teguh di dalam kepemimpinannya setiap hari. Jelas apa yang mereka share di sini akan bisa memberikan pelajaran berharga buat kita semua.
Harapan saya akan buku “TOP Words”: semoga buku ini bisa menginspirasi, juga membuka pemikiran serta pandangan seluruh pembacanya… sehingga bisa sukses di usia muda, Young On Top!
Let’s learn dari mereka yang sudah sukses!
Billy Boen
www.billyboen.com
Follow @billyboen / @youngontop / @JIMpublishing
Launching “TOP Words”: Rolling Stone Cafe Jakarta Jl. Ampera Raya 16 tanggal 21 Maret 2011. Terbuka untuk UMUM, jam 18.00 onwards, temui 21 orang sukses yang ada di buku!
Pre-order (ditutup tgl 20 Maret 2011):
- SEMUA buku pre-order akan saya tandatangani dengan ‘personal note’ dari saya
- Harga Buku Rp. 39,500,-
- Biaya Kirim: Rp. 5,000,- (jabodetabek); Rp. 15,000,- (luar jabodetabek)
- Transfer ke: BCA 450 450 6888, a/n: PT Jakarta Intl Management, cab: Menara Bidakara, Jakarta
- Email/Fax Nama, Hp, Alamat serta bukti transfer: jimpublishing@gmail.com / henry@jakartaintl.com / (021)726-2671
- SEMUA buku pre-order akan saya tandatangani dengan ‘personal note’ dari saya
- Harga Buku Rp. 39,500,-
- Biaya Kirim: Rp. 5,000,- (jabodetabek); Rp. 15,000,- (luar jabodetabek)
- Transfer ke: BCA 450 450 6888, a/n: PT Jakarta Intl Management, cab: Menara Bidakara, Jakarta
- Email/Fax Nama, Hp, Alamat serta bukti transfer: jimpublishing@gmail.com / henry@jakartaintl.com / (021)726-2671
List ke-21 inspiring people di “TOP Words”:
1. Andrew Darwis - Founder & CTO kaskus
2. Andy Sadha – Managing Partner Activate Media
3. Calvin Kizana - CEO Elasitas Multi Kreasi
4. Danny Wirianto - CEO SemutApi Colony
5. Dendi Danianto - Former Division Head of Marketing BCA
6. Djonnie Rahmat – President Director Mabua Harley Davidson
7. Firmanzah – Dean Economy Faculty, Universitas Indonesia
8. Guntur Siboro - Former CMO Indosat
9. Hikmat Kurnia - COO Agro Media Group
10. Kevin Mintaraga – CEO Magnivate Group
11. Lisa Luhur – President Director Media Indonesia
12. Megain Widjaja - Managing Director IDSX Indonesia
13. Michael Riyadi - CEO St. Moritz, Lippo Group
14. Michael Sudarto – CEO Pantarei Communication
15. Noni Purnomo - Business Development Director, Blue Bird
16. Paulus Panggabean - F&B Division Head, MRA Group
17. Prayugo Gunawan – Sales Director Pocari / Soyjoy
18. Susie Hatadji - COO Mahaka Media
19. Tani Sulaeman - CMO Orang Tua Group
20. Yoris Sebastian - CCO OMG Consulting
21. Yudha Kartohadiprojo - Femina Group
2. Andy Sadha – Managing Partner Activate Media
3. Calvin Kizana - CEO Elasitas Multi Kreasi
4. Danny Wirianto - CEO SemutApi Colony
5. Dendi Danianto - Former Division Head of Marketing BCA
6. Djonnie Rahmat – President Director Mabua Harley Davidson
7. Firmanzah – Dean Economy Faculty, Universitas Indonesia
8. Guntur Siboro - Former CMO Indosat
9. Hikmat Kurnia - COO Agro Media Group
10. Kevin Mintaraga – CEO Magnivate Group
11. Lisa Luhur – President Director Media Indonesia
12. Megain Widjaja - Managing Director IDSX Indonesia
13. Michael Riyadi - CEO St. Moritz, Lippo Group
14. Michael Sudarto – CEO Pantarei Communication
15. Noni Purnomo - Business Development Director, Blue Bird
16. Paulus Panggabean - F&B Division Head, MRA Group
17. Prayugo Gunawan – Sales Director Pocari / Soyjoy
18. Susie Hatadji - COO Mahaka Media
19. Tani Sulaeman - CMO Orang Tua Group
20. Yoris Sebastian - CCO OMG Consulting
21. Yudha Kartohadiprojo - Femina Group
Monday, March 7, 2011
Pendaftaran Young On Top Campus Ambassador 2011-2012
Young On Top adalah sebuah komunitas yang berisikan duta kampus dari berbagai universitas di Indonesia. Komunitas ini didirikan oleh penulis buku Young On Top, Billy Boen dengan tujuan untuk menginspirasi anak-anak muda untuk meraih sukses di usia muda.
Young On Top periode Juli 2010 – Juni 2011 terdiri dari 31 duta kampus yang berasal dari 16 Kampus di Indonesia seperti: Institut Pertanian Bogor, Institut Teknologi Harapan Bangsa, PPM, Prasetya Mulya, STIKOM LSPR, Swiss German University, Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, Universitas Muhammadiyah, Universitas Negri Jakarta, Universitas Parahyangan, Universitas Paramadina, Universitas Pelita Harapan, Universitas Tarumanegara, Universitas Trisakti dan Yarsi. Merekalah mahasiswa/i yang siap untuk menerapkan nilai-nilai YOT di dalam kehidupannya sehari-hari, di dalam maupun di luar kampus, dan siap untuk menyebarkan spirit YOT ke teman-teman kampusnya.
Meski Sekretariat YOT berada di Jakarta, kami berharap untuk memiliki YOT CA tidak hanya di Jakarta, tapi juga di seluruh kampus di Indonesia. Bagaimana caranya? Dengan menggunakan teknologi yang bernama indline.com. Dari proses interview sampai meeting dan diskusi regularnya akan menggunakan teknologi ini.
Kegiatan yang dilakukan oleh Young On Top Campus Ambassador banyak banget, namun pada dasarnya Kepengurusan YOT dibagi dalam 2 bagian yaitu Marketing dan Program. Pada Marketing terdapat empat divisi lagi yaitu Campus Roadshow, Magazine, Radio dan Marketing Research and Development. Sedangkan Program dibagi kedalam tiga divisi yang akan membuat event di bidang sosial, lingkungan dan pendidikan.
Masa jabatan setahun ini nantinya akan diisi dengan kegiatan kegiatan positive namun tidak membosankan, berikut adalah komentar komentar dari Young On Top Campus Ambassador periode pertama:
Muhammad Iman Usman – YOT CA UI
Young On Top Community itu LUAR BIASA! Dapat coaching dari orang - orang hebat, punya personal coach yang bisa jadi tempat sharing, dan teman2 yg LUARRR BIASAA!
Citra Natasya – YOT CA UPH
Belum stahun jadi Young On Top CA, pengalaman dan pengetahuan yang didapet udah segudang. Semakin bisa multitasking dan gak ada ruginya! Ayo daftar!
Khrisna Aria putra – YOT CA PPM
banyak banget softskill dan hal hal yang ga di dapet dari kuliah. Di Young On Top, Mas Billy dan mentor-mentor nya sudah kayak keluarga sendiri….
Lisa Kartika – YOT CA PPM
Dengan ikut Young On Top kita bisa nambah wawasan, pengalaman dan Network. Disini kita bisa kenalan dengan teman teman dari berbagai kampus di Indonesia
Laura Khairunnisa – YOT CA SGU
Jadi Young On Top CA seru banget! Disini aku banyak kenal orang baru, memperluas networkingku dan banyak banget softskill yang di dapet.
Annisa Fauziah R. – YOT CA UNJ
Yang paling berasa ketika ikut Young On Top adalah nambah banyak teman, kenal dengan orang orang hebat dan dapet ilmu ilmu yang ga di dapet di kampus.
Nah, periode keanggotaan kedua, Juli 2011 – Juli 2012 telah dibuka, Kalau kamu adalah mahasiswa yang memiliki IP tidak kurang dari 3.00 dan belum lulus kuliah ketika periode kedua berkahir (Juni 2012) dan yang terpenting memiliki keinginan untuk SUKSES di USIA MUDA,...send your short biography dan ulasan buku Young On Top ke youngontop@gmail.com paling lambat tanggal 31 Mei dan tunggu jadwal interview dengan Billy Boen & Advisor YOT Pusat.
See you ON TOP!
Laura Khairunnisa
YOT Marketing Communication Director
www.twitter.com/youngontop
www.facebook.com/youngontop
www.twitter.com/youngontop
www.facebook.com/youngontop
Monday, December 13, 2010
Great November Monthly Meeting!
Monthly Meeting bulan November kali ini membahas tema mengenai Constructive Criticsm. Tema yang cukup menarik bukan? dimana di negara sebesar Indonesia ini banyak sekali orang yang memberikan kritik tetapi tidak memberikan solusi jadi hanya memperpanjang masalah saja bukan memecahkannya.
Marco YOT Campus Ambassador dari Universitas Indonesia membuka monthly meeting kali ini dengan cukup baik, ia memberikan analogi Contructive Criticsm seperti Hamburger yaitu memberikan compliment kemudian criticsm terakhir baru diselipkan compliment lagi.
Kemudian secara tidak terduga datang seseorang yang tidak asing lagi yaitu Deddy Corbuzier, dia menjadi Mystery Guest dari Monthly Meeting bulan ini. Dengan gayanya yang khas ia menjelaskan mengenai constructive criticsm. Deddy mempunyai pemikiran bahwa ia hanya menerima kritik dari orang-orang yang ia anggap itu berkompeten, jika tidak ia tidak akan mendengarkannnya. Cukup sesuai dengan pekerjaannya di bidang entertainment, jika ia mendengarkan semua kritik yang ditujukkan kepadanya ia tidak akan bisa sukses seperti sekarang. Menarik sekali sesi dengan Deddy ini karena banyak sekali karakter kuat yang ia tunjukkan kepada kita.
Setelah sesi dengan Deddy selesai lalu kita membahas mengenai Green Lifestyle yang dibawakan oleh teman kita Jojo YOT Campus Ambassador dari London School (LSPR). Mencengangkan sekali bahwa penelitian yang menunjukkan Jakarta akan tenggelam pada tahun 2030 itu akan benar-benar terjadi jika kita tidak melakukan pencegahan mulai dari sekarang. Setiap harinya Sampah di Jakarta itu bisa mencapai 6000ton dan jika dikumpulkan semuanya bisa memenuhi satu stadion Gelora Bung Karno.
Maka dari sekarang kita harus mulai mengurangi sampah plastik dan melakukan kegiatan yang akrab dengan lingkungan.
Sesi terakhir dari pertemuan ini adalah membahas mengenai Financial Planning yang di presentasikan oleh Daniel Tjhie. Dalam Financial Planning kita dijelaskan bagaimana merencanakan mengenai kegiatan keuangan kita. Bagaimana kita mulai berinvestasi dengan tabungan, saham atau reksadana sesuatu yang sangat baru bagi YOT Campus Ambassador.
Banyak sekali masukan dan pelajaran yang didapatkan dalam Monthly Meeting kali ini, semoga kedepanya YOT dapat lebih memberikan inspirasi bagi kita semua. SEE YOU ON TOP!
www.twitter.com/billyboen
www.facebook.com/billyboenYOT
www.twitter.com/youngontop
www.facebook.com/youngontop
Khrisna Aria Putra (YOT Campus Ambassador)
Marco YOT Campus Ambassador dari Universitas Indonesia membuka monthly meeting kali ini dengan cukup baik, ia memberikan analogi Contructive Criticsm seperti Hamburger yaitu memberikan compliment kemudian criticsm terakhir baru diselipkan compliment lagi.
Kemudian secara tidak terduga datang seseorang yang tidak asing lagi yaitu Deddy Corbuzier, dia menjadi Mystery Guest dari Monthly Meeting bulan ini. Dengan gayanya yang khas ia menjelaskan mengenai constructive criticsm. Deddy mempunyai pemikiran bahwa ia hanya menerima kritik dari orang-orang yang ia anggap itu berkompeten, jika tidak ia tidak akan mendengarkannnya. Cukup sesuai dengan pekerjaannya di bidang entertainment, jika ia mendengarkan semua kritik yang ditujukkan kepadanya ia tidak akan bisa sukses seperti sekarang. Menarik sekali sesi dengan Deddy ini karena banyak sekali karakter kuat yang ia tunjukkan kepada kita.
Setelah sesi dengan Deddy selesai lalu kita membahas mengenai Green Lifestyle yang dibawakan oleh teman kita Jojo YOT Campus Ambassador dari London School (LSPR). Mencengangkan sekali bahwa penelitian yang menunjukkan Jakarta akan tenggelam pada tahun 2030 itu akan benar-benar terjadi jika kita tidak melakukan pencegahan mulai dari sekarang. Setiap harinya Sampah di Jakarta itu bisa mencapai 6000ton dan jika dikumpulkan semuanya bisa memenuhi satu stadion Gelora Bung Karno.
Maka dari sekarang kita harus mulai mengurangi sampah plastik dan melakukan kegiatan yang akrab dengan lingkungan.
Sesi terakhir dari pertemuan ini adalah membahas mengenai Financial Planning yang di presentasikan oleh Daniel Tjhie. Dalam Financial Planning kita dijelaskan bagaimana merencanakan mengenai kegiatan keuangan kita. Bagaimana kita mulai berinvestasi dengan tabungan, saham atau reksadana sesuatu yang sangat baru bagi YOT Campus Ambassador.
Banyak sekali masukan dan pelajaran yang didapatkan dalam Monthly Meeting kali ini, semoga kedepanya YOT dapat lebih memberikan inspirasi bagi kita semua. SEE YOU ON TOP!
www.twitter.com/billyboen
www.facebook.com/billyboenYOT
www.twitter.com/youngontop
www.facebook.com/youngontop
Khrisna Aria Putra (YOT Campus Ambassador)
Wednesday, June 30, 2010
YOUNG ON TOP Campus Ambassador, JOIN NOW!
Akhirnya secara perlahan saya berhasil membentuk Sekretariat YOUNG ON TOP yang memiliki visi simplenya adalah untuk mempersiapkan kaum muda Indonesia untuk menjadi generasi penerus bangsa yang hebat!
Langkah awal yang kami prioritaskan adalah untuk menunjuk YOUNG ON TOP Campus Ambassador (YOT CA) atau Bahasa Indonesianya: Duta Kampus YOUNG ON TOP.
Merekalah mahasiswa/i yang siap untuk menerapkan nilai-nilai YOT di dalam kehidupannya di dalam maupun di luar kampus dan siap untuk menyebarkan spirit YOT ke teman-teman kampusnya.
Meski Sekretariat YOT berada di Jakarta, kami berharap untuk memiliki YOT CA tidak hanya di Jakarta, tapi juga di seluruh kampus di Indonesia. Bagaimana caranya? Dengan menggunakan teknologi yang bernama indline.com. Dari proses interview sampai meeting dan diskusi regularnya akan menggunakan teknologi ini.
Periode keanggotaan mengikuti tahun ajaran yang ada di Indonesia: Juli ke Juni tahun berikutnya. Semoga selama periode Juli 2010 - Juni 2011 akan ada perwakilan dari setidaknya 20 kampus di seluruh Tanah Air, dengan jumlah 100 YOT CA.
Kalau kamu adalah mahasiswa yang memiliki keinginan untuk SUKSES di USIA MUDA,...send your short biography ke youngontop@gmail.com dan tunggu jadwal interviewnya.
See you ON TOP!
Billy Boen
www.twitter.com/billyboen
www.facebook.com/billyboenYOT
www.twitter.com/youngontop
www.facebook.com/youngontop
Langkah awal yang kami prioritaskan adalah untuk menunjuk YOUNG ON TOP Campus Ambassador (YOT CA) atau Bahasa Indonesianya: Duta Kampus YOUNG ON TOP.
Merekalah mahasiswa/i yang siap untuk menerapkan nilai-nilai YOT di dalam kehidupannya di dalam maupun di luar kampus dan siap untuk menyebarkan spirit YOT ke teman-teman kampusnya.
Meski Sekretariat YOT berada di Jakarta, kami berharap untuk memiliki YOT CA tidak hanya di Jakarta, tapi juga di seluruh kampus di Indonesia. Bagaimana caranya? Dengan menggunakan teknologi yang bernama indline.com. Dari proses interview sampai meeting dan diskusi regularnya akan menggunakan teknologi ini.
Periode keanggotaan mengikuti tahun ajaran yang ada di Indonesia: Juli ke Juni tahun berikutnya. Semoga selama periode Juli 2010 - Juni 2011 akan ada perwakilan dari setidaknya 20 kampus di seluruh Tanah Air, dengan jumlah 100 YOT CA.
Kalau kamu adalah mahasiswa yang memiliki keinginan untuk SUKSES di USIA MUDA,...send your short biography ke youngontop@gmail.com dan tunggu jadwal interviewnya.
See you ON TOP!
Billy Boen
www.twitter.com/billyboen
www.facebook.com/billyboenYOT
www.twitter.com/youngontop
www.facebook.com/youngontop
Sunday, June 20, 2010
My Journey to Phuket Marathon
Dear Friends,
Bagi yang ikutin twitter saya: @billyboen, pasti tau bahwa sejak Feb 2010 saya sudah merencanakan untuk ikut Phuket Marathon tanggal 13 Juni 2010, di Thailand. Saya daftar untuk yang Half Marathon, 21km karena memang tidak disarankan untuk 'first timer' mendaftar langsung Full Marathon, 42km.
Ketika saya daftar dan twit, banyak yang bingung. Jangankan di twitter, teman2 dekat saya aja bingung dan banyak yang berkomentar "Kaya ngga ada kerjaan aja lo, Bil?", "Ngapain sih ikutan marathon, udah gila lo ya?" dan masih banyak lagi komentar2 skeptis serupa.
Untuk kebanyakan teman saya yang memang pengusaha maupun karyawan (dari level bawah sampai Top Executive), ikutan marathon mungkin tidak pernah ada di benak mereka. Untuk mereka yang sudah sukses berpikir bagaimana untuk lebih sukses lagi, untuk mereka yang masih meniti karir berpikir bagaimana bisa dipromote, naik gaji, dan jadi pimpinan perusahaan. Untuk ikut marathon? It's like an out-of-this-world subject buat mereka.
Di sini saya mau jelasin kenapa saya langsung bilang "IKUT!" ketika diajak teman saya, Yonatan Bhakti, seorang professional di salah satu brand automotive terbaik di dunia. Di benak saya ada 3 hal:
1. Quote Paulo Coelho, "We live only once, but if we do it right, once is enough". It's a beautiful quote! Yes, kita hanya hidup 1x, dan kalau kita mengisinya dengan baik/benar, 1x itu cukup. Jadi, saya berpikir "Why NOT? Inilah cara saya untuk membuat hidup saya lebih berwarna!
2. Di buku "Young On Top" saya bilang untuk jangan takut mencoba hal baru, beranikan dirimu untuk keluar dari comfort zone. Nah, saya ingin buktikan ke pembaca buku "YOT" bahwa saya bukan orang yang hanya bisa berteori. Saya senang dengan perkataan teman saya Yonatan ketika dia speech di launching buku "YOT", "Billy hidup di apa yang dia tulis di buku ini". Yes, saya ingin berikan contoh nyata bahwa mencoba hal baru yang positif itu baik.
3. Saya sadar bahwa untuk bisa lari 21km, butuh training. Dan 'akhirnya' saya punya goal untuk menurunkan berat badan saya yang sudah 2 tahun berkisar di 74kg. Saya sadar, bahwa selama ini saya gagal menurunkan berat badan saya karena saya tidak memiliki sebuah target yang ingin saya capai. Upaya saya excercise sekali2 tidak membuahkan hasil sama sekali.
Sejak itulah saya mulai berlatih. Ada 3 hal yang harus menjadi perhatian khusus, inilah teori basicnya:
- Kurusin badan supaya persendian tidak sakit. Semakin berat badan kita, semakin berat beban yang harus dipikul oleh otot dan persendian.
- Latihan untuk endurance running. Bukan speed, tapi lari pelan tapi nonstop dan selama mungkin.
- Makan porsi 'normal' lebih dari 3x/hari. Jangan makan gorengan. Karbohidrat jangan berlebihan.
Saya pun mulai ke gym. Kala itu, saya hanya mampu berlari selama 8 menit, jarak tempuh 1km. Rasanya udah mau pingsan! Di awal2, 1 minggu saya lari 2 kali di gym. Sejalan dengan waktu, di weekend saya lari di Senayan. Pertama kali lari di Senayan, saya hanya bisa lari 30 menit, jarak tempuh 4km. Yes, lari di outdoor pastinya lebih berat daripada lari di treadmill.
Seminggu sekali saya juga ikut RPM (kelas bicyling yang ada instrukturnya) yang mana 1 jam kelas kira-kira bisa membakar 600-800 kalori. Inilah program pengurusan badan saya.
Makananpun saya jaga. Saya selalu coba makan 4-5x/hari...
Nah, 4 bulan kemudian,...berikut hasil latihan saya:
- Berat badan saya turun 8kg, dari 74kg ke 66kg
- Yang tadinya hanya mampu lari di treadmill selama 8 menit dengan jarak tempuh 1km dan rasanya udah mau pingsan; di latihan outdoor terakhir di Senayan, saya bisa lari 2.5jam dengan jarak tempuh 18.9km nonstop! Yang kemudian saya coba selesaikan 21km dengan waktu 2jam 53menit
Sangat disayangkan, saya tidak punya FULLY happy ending untuk cerita Phuket Marathon ini, karena di detik2 terakhir saya harus meng-cancel keikutsertaan saya di Phuket Marathon. Saya harus mempersiapkan pembukaan sebuah cafe yang memang sudah menjadi cita2 saya sejak kecil (mau punya cafe supaya bisa jadi tempat ngumpul teman2): Rolling Stone Cafe Jakarta. Istri dan anak saya pun membatalkan kepergiannya ke Phuket dan memilih untuk menemani saya di Jakarta sehingga seluruh keluarga besarnya yang juga sudah siap untuk terbang ke Phuket dari Bangkok (istri saya asal Thailand) juga membatalkan semuanya. Villa 3 bedroom, semua tiket pesawatpun hangus begitu saja. Yang tetap berangkat adalah my Personal Trainer, Yonatan.
Sepulang dari marathon, Yonatan membawa banyak cerita yang saya yakin tidak akan pernah dia lupakan. Sebuah pencapaian garis finishnya di his first half marathon ever in his life. Sebuah accomplishment yang seharusnya bisa saya dapatkan juga...
Terlepas dari 'not-so-happy-ending' ini, yang saya ingin tekankan adalah THE JOURNEY, sebuah experience, sebuah perjalanan yang telah saya lakukan 4 bulan terakhir menuju Phuket Marathon; yang tidak akan pernah saya lupakan.
Sekarang saya telah menjadi jauh lebih sehat dan berkeinginan untuk selalu hidup sehat. Excercise juga sudah menjadi bagian dalam hidup saya. Tanpa harus 'mencuri' motto hidup one of my best friend/Personal Trainer saya, Yonatan, saya ingin tekankan satu hal: "Mengejar sebuah arti kesuksesan adalah hak setiap orang. Tapi ingat, bahwa perjalanan menuju sukses maupun arti sebuah kesuksesan yang telah diraih akan sia-sia tanpa kesehatan. Mulai dari sekarang, excercise dari sejak kamu masih sehat, jangan tunggu kamu sakit...", karena (inilah motto-nya Yonatan):
"Success means nothing when you are sick"
Tunggu tulisan saya: "My Journey to Ankor Wat International Half Marathon" (Desember 5, 2010 di Cambodia)!
See you ON TOP,
Billy Boen
www.twitter.com/billyboen
www.facebook.com/billyboenYOT
www.twitter.com/youngontop
www.facebook.com/youngontop
Bagi yang ikutin twitter saya: @billyboen, pasti tau bahwa sejak Feb 2010 saya sudah merencanakan untuk ikut Phuket Marathon tanggal 13 Juni 2010, di Thailand. Saya daftar untuk yang Half Marathon, 21km karena memang tidak disarankan untuk 'first timer' mendaftar langsung Full Marathon, 42km.
Ketika saya daftar dan twit, banyak yang bingung. Jangankan di twitter, teman2 dekat saya aja bingung dan banyak yang berkomentar "Kaya ngga ada kerjaan aja lo, Bil?", "Ngapain sih ikutan marathon, udah gila lo ya?" dan masih banyak lagi komentar2 skeptis serupa.
Untuk kebanyakan teman saya yang memang pengusaha maupun karyawan (dari level bawah sampai Top Executive), ikutan marathon mungkin tidak pernah ada di benak mereka. Untuk mereka yang sudah sukses berpikir bagaimana untuk lebih sukses lagi, untuk mereka yang masih meniti karir berpikir bagaimana bisa dipromote, naik gaji, dan jadi pimpinan perusahaan. Untuk ikut marathon? It's like an out-of-this-world subject buat mereka.
Di sini saya mau jelasin kenapa saya langsung bilang "IKUT!" ketika diajak teman saya, Yonatan Bhakti, seorang professional di salah satu brand automotive terbaik di dunia. Di benak saya ada 3 hal:
1. Quote Paulo Coelho, "We live only once, but if we do it right, once is enough". It's a beautiful quote! Yes, kita hanya hidup 1x, dan kalau kita mengisinya dengan baik/benar, 1x itu cukup. Jadi, saya berpikir "Why NOT? Inilah cara saya untuk membuat hidup saya lebih berwarna!
2. Di buku "Young On Top" saya bilang untuk jangan takut mencoba hal baru, beranikan dirimu untuk keluar dari comfort zone. Nah, saya ingin buktikan ke pembaca buku "YOT" bahwa saya bukan orang yang hanya bisa berteori. Saya senang dengan perkataan teman saya Yonatan ketika dia speech di launching buku "YOT", "Billy hidup di apa yang dia tulis di buku ini". Yes, saya ingin berikan contoh nyata bahwa mencoba hal baru yang positif itu baik.
3. Saya sadar bahwa untuk bisa lari 21km, butuh training. Dan 'akhirnya' saya punya goal untuk menurunkan berat badan saya yang sudah 2 tahun berkisar di 74kg. Saya sadar, bahwa selama ini saya gagal menurunkan berat badan saya karena saya tidak memiliki sebuah target yang ingin saya capai. Upaya saya excercise sekali2 tidak membuahkan hasil sama sekali.
Sejak itulah saya mulai berlatih. Ada 3 hal yang harus menjadi perhatian khusus, inilah teori basicnya:
- Kurusin badan supaya persendian tidak sakit. Semakin berat badan kita, semakin berat beban yang harus dipikul oleh otot dan persendian.
- Latihan untuk endurance running. Bukan speed, tapi lari pelan tapi nonstop dan selama mungkin.
- Makan porsi 'normal' lebih dari 3x/hari. Jangan makan gorengan. Karbohidrat jangan berlebihan.
Saya pun mulai ke gym. Kala itu, saya hanya mampu berlari selama 8 menit, jarak tempuh 1km. Rasanya udah mau pingsan! Di awal2, 1 minggu saya lari 2 kali di gym. Sejalan dengan waktu, di weekend saya lari di Senayan. Pertama kali lari di Senayan, saya hanya bisa lari 30 menit, jarak tempuh 4km. Yes, lari di outdoor pastinya lebih berat daripada lari di treadmill.
Seminggu sekali saya juga ikut RPM (kelas bicyling yang ada instrukturnya) yang mana 1 jam kelas kira-kira bisa membakar 600-800 kalori. Inilah program pengurusan badan saya.
Makananpun saya jaga. Saya selalu coba makan 4-5x/hari...
Nah, 4 bulan kemudian,...berikut hasil latihan saya:
- Berat badan saya turun 8kg, dari 74kg ke 66kg
- Yang tadinya hanya mampu lari di treadmill selama 8 menit dengan jarak tempuh 1km dan rasanya udah mau pingsan; di latihan outdoor terakhir di Senayan, saya bisa lari 2.5jam dengan jarak tempuh 18.9km nonstop! Yang kemudian saya coba selesaikan 21km dengan waktu 2jam 53menit
Sangat disayangkan, saya tidak punya FULLY happy ending untuk cerita Phuket Marathon ini, karena di detik2 terakhir saya harus meng-cancel keikutsertaan saya di Phuket Marathon. Saya harus mempersiapkan pembukaan sebuah cafe yang memang sudah menjadi cita2 saya sejak kecil (mau punya cafe supaya bisa jadi tempat ngumpul teman2): Rolling Stone Cafe Jakarta. Istri dan anak saya pun membatalkan kepergiannya ke Phuket dan memilih untuk menemani saya di Jakarta sehingga seluruh keluarga besarnya yang juga sudah siap untuk terbang ke Phuket dari Bangkok (istri saya asal Thailand) juga membatalkan semuanya. Villa 3 bedroom, semua tiket pesawatpun hangus begitu saja. Yang tetap berangkat adalah my Personal Trainer, Yonatan.
Sepulang dari marathon, Yonatan membawa banyak cerita yang saya yakin tidak akan pernah dia lupakan. Sebuah pencapaian garis finishnya di his first half marathon ever in his life. Sebuah accomplishment yang seharusnya bisa saya dapatkan juga...
Terlepas dari 'not-so-happy-ending' ini, yang saya ingin tekankan adalah THE JOURNEY, sebuah experience, sebuah perjalanan yang telah saya lakukan 4 bulan terakhir menuju Phuket Marathon; yang tidak akan pernah saya lupakan.
Sekarang saya telah menjadi jauh lebih sehat dan berkeinginan untuk selalu hidup sehat. Excercise juga sudah menjadi bagian dalam hidup saya. Tanpa harus 'mencuri' motto hidup one of my best friend/Personal Trainer saya, Yonatan, saya ingin tekankan satu hal: "Mengejar sebuah arti kesuksesan adalah hak setiap orang. Tapi ingat, bahwa perjalanan menuju sukses maupun arti sebuah kesuksesan yang telah diraih akan sia-sia tanpa kesehatan. Mulai dari sekarang, excercise dari sejak kamu masih sehat, jangan tunggu kamu sakit...", karena (inilah motto-nya Yonatan):
"Success means nothing when you are sick"
Tunggu tulisan saya: "My Journey to Ankor Wat International Half Marathon" (Desember 5, 2010 di Cambodia)!
See you ON TOP,
Billy Boen
www.twitter.com/billyboen
www.facebook.com/billyboenYOT
www.twitter.com/youngontop
www.facebook.com/youngontop
Monday, May 24, 2010
www.billyboen.com - Summer 2010
Ngga sabar banget untuk segera meng-upload my very own first website ever: www.billyboen.com. Gimana ngga excited? Ini adalah hasil kolaborasi dengan Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia!
Personal website, tapi yang buatin sebuah fakultas dari universitas ternama di Indonesia,...yes ini merupakan sebuah kebanggaan. Bukan alumni UI dan baru menginjakkan kaki di kampus UI Depok tahun lalu (pas dulu kecil pernah diajak jalan2, karena UI adalah almamater kedua orang tua saya), tapi sekarang saya dipercaya menjadi bagian dari UI. At least, lewat this personal website, diharapkan saya bisa menyuntikkan nilai-nilai positive bagi kaum muda Indonesia. We'll see...
Emangnya nanti www.billyboen.com akan gimana sih? Saya ngga bisa reveal semuanya, tapi yang jelas ini memang benar2 website pribadi, namun konsepnya akan sedikit berbeda dari website pribadi pada umumnya karena saya akan meng-encourage my friends untuk berkontribusi di sini, saling share knowledge, pengalaman, dan informasi apapun yang kiranya bisa membantu satu sama lain.
Semoga, yang sudah menjadi friends di www.facebook.com/youngontop dan www.facebook.com/billyboen, serta di www.twitter.com/billyboen dan www.twitter.com/youngontop akan segera menjadi 'friends'nya saya di www.billyboen.com.
Mohon restunya agar personal web ini bisa menjadi berguna bagi orang banyak...terutama kaum muda Indonesia yang setuju dengan pemikiran saya bahwa "Kalau bisa sukses di usia muda, kenapa mesti nunggu tua?"
See you ON TOP of www.billyboen.com
BB
Personal website, tapi yang buatin sebuah fakultas dari universitas ternama di Indonesia,...yes ini merupakan sebuah kebanggaan. Bukan alumni UI dan baru menginjakkan kaki di kampus UI Depok tahun lalu (pas dulu kecil pernah diajak jalan2, karena UI adalah almamater kedua orang tua saya), tapi sekarang saya dipercaya menjadi bagian dari UI. At least, lewat this personal website, diharapkan saya bisa menyuntikkan nilai-nilai positive bagi kaum muda Indonesia. We'll see...
Emangnya nanti www.billyboen.com akan gimana sih? Saya ngga bisa reveal semuanya, tapi yang jelas ini memang benar2 website pribadi, namun konsepnya akan sedikit berbeda dari website pribadi pada umumnya karena saya akan meng-encourage my friends untuk berkontribusi di sini, saling share knowledge, pengalaman, dan informasi apapun yang kiranya bisa membantu satu sama lain.
Semoga, yang sudah menjadi friends di www.facebook.com/youngontop dan www.facebook.com/billyboen, serta di www.twitter.com/billyboen dan www.twitter.com/youngontop akan segera menjadi 'friends'nya saya di www.billyboen.com.
Mohon restunya agar personal web ini bisa menjadi berguna bagi orang banyak...terutama kaum muda Indonesia yang setuju dengan pemikiran saya bahwa "Kalau bisa sukses di usia muda, kenapa mesti nunggu tua?"
See you ON TOP of www.billyboen.com
BB
Monday, April 19, 2010
"Pemikiran Menciptakan Sebuah Kenyataan"
By: Rima Permata
Sebelumnya saya ingin menginformasikan bahwa saya adalah new comer. Saya baru mengikuti twitter dan blog youngontop. Begitu saya baca apa yang ada di dalam blog tersebut, saya sangat kagum dan bangga bahwa Indonesia masih memiliki kaum muda yang optimis, realistis dan sangat berkeinginan untuk berhasil maju di usia yang muda.
Saya Rima Permata, umur 22 tahun. Di umur 22 tahun ini saya masih belum seberhasil anda yg telah lulus S1 dan S2 dengan cumlaude. Saya hanya berhasil lulus S1 dari Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Airlangga di usia 20 tahun. Sekarang saya bekerja dan masih belum melanjutkan S2, tapi sedang mengarah ke sana. Saya salut dengan Anda yang berhasil meraih master di usia muda. Saya ingin berbagi cerita disini.
Masa muda adalah masa yang sangat menggembirakan, saat dimana kita bisa melakukan hal-hal yang jarang bisa dilakukan saat kita tidak muda. Sewaktu kuliah saya termasuk aktivis yang suka meramaikan hiruk pikuk organisasi mahasiswa, hingga di saat saya semester 6, saat saya bermimpi menjadi orang pertama wanita yang berhasil lulus kurang dari 3 tahun dengan cumlaude, saya diberi tanggung jawab untuk memimpin satu bidang di himpunan mahasiswa akuntansi. Oleh bapak ketua saya diberi amanah untuk membidangi satu hal baru yang belum ada sebelumnya, Fund Raising. Antara bangga dan tidak mau mengacaukan keinginan saya untuk selesai kuliah di semester 6. Saya minta waktu sehari untuk memikirkannya.
Saya yakin ketika saya mengambil kesempatan emas ini saya akan kaya pengalaman tapi saya juga ragu, apakah saya bisa meraih mimpi saya tadi. Saya ingin membanggakan keluarga, dosen dan kerabat yang menaruh harapan ke saya. And I took that chance. Saya benar-benar tidak ingin dipermainkan oleh waktu. Saya yang harus mengatur waktu tersebut. Saya harus berbeda sekarang. Saya tidak boleh sama dengan Rima di saat saat yang lalu. Karena jika saya tetap sama, saya tidak cukup yakin, I could handle all of the things right.
Saya buat perencanaan, jadwal, prioritas dan quote-quote yang bisa memacu semangat saya. Dinding kamar saya penuh dengan kertas karton. Saya percaya dengan terapi ini, karena kamar adalah tempat yang pasti saya hampiri setiap harinya, dan di saat saya memandang dinding, saya pasti akan membaca apa yang saya tulis disitu. Meski saya hafal atas apa yang saya tulis, setiap saya baca kembali, saya seperti di re-charge, terpompa lagi semangatnya untuk make something. Tidak ingin hanya jadi mahasiswa biasa, itu pointnya.
Alhamdulillah, di akhir masa kepemimpinan, tim kami berhasil menyumbangkan hampir Rp 18.000.000,- untuk almamater. Jumlah yang cukup besar bagi kami. Mengingat waktu yang diberikan hanya satu semester dan kita benar-benar dituntut untuk sekreatif mungkin menjadi mesin pencetak uang bagi himpunan. Mulai dari berjualan baju bekas hingga meng-arrange suatu acara besar kami lakoni. Banyak pengalaman, wawasan, pengetahuan baru yang tidak didapat di kelas saat kuliah. Saya senang dan bangga atas upaya kami ini.
Selesai satu hal, masih ada hutang saya satu lagi ke keluarga, dosen dan kerabat. Total satu semester, konsentrasi untuk skripsi total tercurah hanya 3 bulan, mengingat waktu yang bersamaan pula saya harus KKN (Kuliah Kerja Nyata) dan menyelesaikan 3 mata kuliah. It was a very hard semester. Saya masih tetap tidak ingin kehilangan masa-masa bermain dengan para sahabat. Saya tetap bersosialisasi dengan mereka. Konsekuensinya, memang waktu istirahat saya yang sangat kurang. Tapi tak apalah, demi pencapaian mimpi saya.
Tanggal 4 Agustus 2008, skripsi saya di-acc dosen pembimbing, dan saya harus maju untuk sidang tanggal 14 Agustus 2008. I was shock. I only had less ten days to make it. Saya harus belajar untuk komprehensif (yang diujikan mata kuliah dari semester satu hingga enam) dan skripsi saya. Saya bingung, apa dulu yang harus dipelajari. Kembali, saya membuat perencanaan dan prioritas mata kuliah. Saya baca summary saya saat kuliah, banyak konsultasi dengan senior serta dosen. Dan Alhamdulillah, hari itu, kamis, 14 Agustus 2008, i made it. Saya lulus dengan nilai AB dan menjadi wanita pertama lulus 2 tahun 11 bulan dengan IPK 3,91. Tangis haru keluarga dan teman-teman yang mendampingi, membuat saya diam terpaku dan makin percaya bahwa apa yang ada di pikiran kita adalah hal yang nyata. Hingga tanggal 25 Oktober 2008, saya berhasil menjadi Wisudawan Terbaik Universitas Airlangga Surabaya.
Saat ini, saya bekerja di salah satu perusahan swasta besar yang bergerak di bidang otomotif di daerah Jakarta Utara. Dan kembali dipercaya mengkoordinir tiga orang senior serta membawahi bidang yang belum pernah saya duga sebelumnya.
Semoga cerita sederhana ini bisa memompa semangat kawan-kawan muda yang sedang kuliah atau sekolah, bahwa jangan pernah putus asa atas apa mimpi Anda. Justru di saat anda kuliah ini adalah saatnya anda berbuat, tidak hanya secara akademis saja. Banyak hal yang bisa kita ukir. Be different.
-------
Cerita sederhana ini membuat saya merinding ketika membacanya. Saya BUKAN motivator, oleh karenanya saya TIDAK BISA bilang bahwa kamu pasti sukses, karena yang menentukan kamu akan sukses atau tidak adalah kamu sendiri.
Kalau ada orang yang sukses, berarti sukses itu bukan mustahil, why not become one of them? All you need to do is to WANT IT BADLY, FOCUS, and HAVE COMMITMENT TO IT, REACH IT!
Cheers,
BB
Sebelumnya saya ingin menginformasikan bahwa saya adalah new comer. Saya baru mengikuti twitter dan blog youngontop. Begitu saya baca apa yang ada di dalam blog tersebut, saya sangat kagum dan bangga bahwa Indonesia masih memiliki kaum muda yang optimis, realistis dan sangat berkeinginan untuk berhasil maju di usia yang muda.
Saya Rima Permata, umur 22 tahun. Di umur 22 tahun ini saya masih belum seberhasil anda yg telah lulus S1 dan S2 dengan cumlaude. Saya hanya berhasil lulus S1 dari Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Airlangga di usia 20 tahun. Sekarang saya bekerja dan masih belum melanjutkan S2, tapi sedang mengarah ke sana. Saya salut dengan Anda yang berhasil meraih master di usia muda. Saya ingin berbagi cerita disini.
Masa muda adalah masa yang sangat menggembirakan, saat dimana kita bisa melakukan hal-hal yang jarang bisa dilakukan saat kita tidak muda. Sewaktu kuliah saya termasuk aktivis yang suka meramaikan hiruk pikuk organisasi mahasiswa, hingga di saat saya semester 6, saat saya bermimpi menjadi orang pertama wanita yang berhasil lulus kurang dari 3 tahun dengan cumlaude, saya diberi tanggung jawab untuk memimpin satu bidang di himpunan mahasiswa akuntansi. Oleh bapak ketua saya diberi amanah untuk membidangi satu hal baru yang belum ada sebelumnya, Fund Raising. Antara bangga dan tidak mau mengacaukan keinginan saya untuk selesai kuliah di semester 6. Saya minta waktu sehari untuk memikirkannya.
Saya yakin ketika saya mengambil kesempatan emas ini saya akan kaya pengalaman tapi saya juga ragu, apakah saya bisa meraih mimpi saya tadi. Saya ingin membanggakan keluarga, dosen dan kerabat yang menaruh harapan ke saya. And I took that chance. Saya benar-benar tidak ingin dipermainkan oleh waktu. Saya yang harus mengatur waktu tersebut. Saya harus berbeda sekarang. Saya tidak boleh sama dengan Rima di saat saat yang lalu. Karena jika saya tetap sama, saya tidak cukup yakin, I could handle all of the things right.
Saya buat perencanaan, jadwal, prioritas dan quote-quote yang bisa memacu semangat saya. Dinding kamar saya penuh dengan kertas karton. Saya percaya dengan terapi ini, karena kamar adalah tempat yang pasti saya hampiri setiap harinya, dan di saat saya memandang dinding, saya pasti akan membaca apa yang saya tulis disitu. Meski saya hafal atas apa yang saya tulis, setiap saya baca kembali, saya seperti di re-charge, terpompa lagi semangatnya untuk make something. Tidak ingin hanya jadi mahasiswa biasa, itu pointnya.
Alhamdulillah, di akhir masa kepemimpinan, tim kami berhasil menyumbangkan hampir Rp 18.000.000,- untuk almamater. Jumlah yang cukup besar bagi kami. Mengingat waktu yang diberikan hanya satu semester dan kita benar-benar dituntut untuk sekreatif mungkin menjadi mesin pencetak uang bagi himpunan. Mulai dari berjualan baju bekas hingga meng-arrange suatu acara besar kami lakoni. Banyak pengalaman, wawasan, pengetahuan baru yang tidak didapat di kelas saat kuliah. Saya senang dan bangga atas upaya kami ini.
Selesai satu hal, masih ada hutang saya satu lagi ke keluarga, dosen dan kerabat. Total satu semester, konsentrasi untuk skripsi total tercurah hanya 3 bulan, mengingat waktu yang bersamaan pula saya harus KKN (Kuliah Kerja Nyata) dan menyelesaikan 3 mata kuliah. It was a very hard semester. Saya masih tetap tidak ingin kehilangan masa-masa bermain dengan para sahabat. Saya tetap bersosialisasi dengan mereka. Konsekuensinya, memang waktu istirahat saya yang sangat kurang. Tapi tak apalah, demi pencapaian mimpi saya.
Tanggal 4 Agustus 2008, skripsi saya di-acc dosen pembimbing, dan saya harus maju untuk sidang tanggal 14 Agustus 2008. I was shock. I only had less ten days to make it. Saya harus belajar untuk komprehensif (yang diujikan mata kuliah dari semester satu hingga enam) dan skripsi saya. Saya bingung, apa dulu yang harus dipelajari. Kembali, saya membuat perencanaan dan prioritas mata kuliah. Saya baca summary saya saat kuliah, banyak konsultasi dengan senior serta dosen. Dan Alhamdulillah, hari itu, kamis, 14 Agustus 2008, i made it. Saya lulus dengan nilai AB dan menjadi wanita pertama lulus 2 tahun 11 bulan dengan IPK 3,91. Tangis haru keluarga dan teman-teman yang mendampingi, membuat saya diam terpaku dan makin percaya bahwa apa yang ada di pikiran kita adalah hal yang nyata. Hingga tanggal 25 Oktober 2008, saya berhasil menjadi Wisudawan Terbaik Universitas Airlangga Surabaya.
Saat ini, saya bekerja di salah satu perusahan swasta besar yang bergerak di bidang otomotif di daerah Jakarta Utara. Dan kembali dipercaya mengkoordinir tiga orang senior serta membawahi bidang yang belum pernah saya duga sebelumnya.
Semoga cerita sederhana ini bisa memompa semangat kawan-kawan muda yang sedang kuliah atau sekolah, bahwa jangan pernah putus asa atas apa mimpi Anda. Justru di saat anda kuliah ini adalah saatnya anda berbuat, tidak hanya secara akademis saja. Banyak hal yang bisa kita ukir. Be different.
-------
Cerita sederhana ini membuat saya merinding ketika membacanya. Saya BUKAN motivator, oleh karenanya saya TIDAK BISA bilang bahwa kamu pasti sukses, karena yang menentukan kamu akan sukses atau tidak adalah kamu sendiri.
Kalau ada orang yang sukses, berarti sukses itu bukan mustahil, why not become one of them? All you need to do is to WANT IT BADLY, FOCUS, and HAVE COMMITMENT TO IT, REACH IT!
Cheers,
BB
Sunday, April 11, 2010
"Nike Vs. Adidas" & "Susah Parkir Vs. Car Call"
Dear Friends,
Kita semua tahu bahwa orang yang kreatif pastinya lebih 'diminati' di lingkungan kerja. Mereka biasanya cendrung orang2 yang tidak mudah puas dengan hasil yang telah dicapainya. Karena ketidakpuasannya, mereka terus mengasah otaknya untuk bisa mencapai suatu hal lebih cepat, lebih baik,...lebih tepat.
Semakin kita sering mengasah otak kita, semakin kreatif akan menjadi suatu kebiasaan. Nah, kalau sudah namanya kebiasaan, dengan maupun tanpa disadari, kita akan terus menerus melakukannya.
Ada 2 contoh yang akan saya coba ceritakan di sini tanpa menyebutkan nama asli si pelaku. :)
Pertama:
Di suatu event brand tertentu, misal di event baseketnya Adidas...yang berarti di semua sudut lapangan pastinya yang terpasang ya logo2nya Adidas, manajernya Nike mendatangi MC acara dan 'melaporkan' bahwa dia kehilangan tas hitam Nike. Guess, what? Pasti si MC akan menginformasikan di semua speaker "Bagi yang melihat tas Nike berwarna hitam, harap melaporkan ke pihak panitia. Sekali lagi, bagi yang melihat tas Nike berwarna hitam, harap melaporkan ke pihak panitia." It's a FREE ad di tengah acara si kompetitor. THIS IS CREATIVE!
Kedua:
Sangat sulit untuk mendapatkan parkir di gedung parkir tempatnya bekerja, si A biasanya menurunkan temannya yang kebetulan pergi nebeng kerja karena mereka rumahnya satu komplek di lobby kantor. Kemudian temannya jalan ke parkiran kantor yang full, lihat mana mobil yang ada supirnya, hafalin plat nomernya, kemudian dia ke lobby lagi untuk car call. "Mobil B XXXX BB ditunggu segera kehadirannya di lobby, sekali lagi, mobil B XXXX BB ditunggu segera kehadirannya di lobby." Yes, begitu tuh mobil ke lobby, jelas sang supir tidak akan melihat 'bossnya' di lobby. Dan ketika dia masuk lagi ke parkiran, tempat parkirnya sudah ditempati mobil si A. THIS IS CREATIVE!
Dari contoh kedua yang sangat simple ini, kita bisa melihat bahwa kreatifitas dapat menyelesaikan suatu masalah. Saya tidak bilang bahwa ini adalah cara yang baik untuk ditiru, tapi yang pasti i found this creative.
Kreatif seperti apa yang pernah kamu lakukan? Berikan contohnya if you dont mind? Kali aja bisa kasih inspirasi ke kita semua?
Thanks!
BB
www.twitter.com/billyboen
www.twitter.com/youngontop
www.facebook.com/youngontop
Kita semua tahu bahwa orang yang kreatif pastinya lebih 'diminati' di lingkungan kerja. Mereka biasanya cendrung orang2 yang tidak mudah puas dengan hasil yang telah dicapainya. Karena ketidakpuasannya, mereka terus mengasah otaknya untuk bisa mencapai suatu hal lebih cepat, lebih baik,...lebih tepat.
Semakin kita sering mengasah otak kita, semakin kreatif akan menjadi suatu kebiasaan. Nah, kalau sudah namanya kebiasaan, dengan maupun tanpa disadari, kita akan terus menerus melakukannya.
Ada 2 contoh yang akan saya coba ceritakan di sini tanpa menyebutkan nama asli si pelaku. :)
Pertama:
Di suatu event brand tertentu, misal di event baseketnya Adidas...yang berarti di semua sudut lapangan pastinya yang terpasang ya logo2nya Adidas, manajernya Nike mendatangi MC acara dan 'melaporkan' bahwa dia kehilangan tas hitam Nike. Guess, what? Pasti si MC akan menginformasikan di semua speaker "Bagi yang melihat tas Nike berwarna hitam, harap melaporkan ke pihak panitia. Sekali lagi, bagi yang melihat tas Nike berwarna hitam, harap melaporkan ke pihak panitia." It's a FREE ad di tengah acara si kompetitor. THIS IS CREATIVE!
Kedua:
Sangat sulit untuk mendapatkan parkir di gedung parkir tempatnya bekerja, si A biasanya menurunkan temannya yang kebetulan pergi nebeng kerja karena mereka rumahnya satu komplek di lobby kantor. Kemudian temannya jalan ke parkiran kantor yang full, lihat mana mobil yang ada supirnya, hafalin plat nomernya, kemudian dia ke lobby lagi untuk car call. "Mobil B XXXX BB ditunggu segera kehadirannya di lobby, sekali lagi, mobil B XXXX BB ditunggu segera kehadirannya di lobby." Yes, begitu tuh mobil ke lobby, jelas sang supir tidak akan melihat 'bossnya' di lobby. Dan ketika dia masuk lagi ke parkiran, tempat parkirnya sudah ditempati mobil si A. THIS IS CREATIVE!
Dari contoh kedua yang sangat simple ini, kita bisa melihat bahwa kreatifitas dapat menyelesaikan suatu masalah. Saya tidak bilang bahwa ini adalah cara yang baik untuk ditiru, tapi yang pasti i found this creative.
Kreatif seperti apa yang pernah kamu lakukan? Berikan contohnya if you dont mind? Kali aja bisa kasih inspirasi ke kita semua?
Thanks!
BB
www.twitter.com/billyboen
www.twitter.com/youngontop
www.facebook.com/youngontop
Sunday, April 4, 2010
This is HOW I MAKE MY LIFE EXCITING
Dear Friends,
Setelah untuk kesekian kalinya gagal ngajak my son James & my wife Bowling camping akhirnya hari Jumat 3 April kemarin kesampean juga...
Jam 8.30am kami berangkat, ngelewatin Pasar Cicurug, Pasar Cibadak, dan Pasar Cisaat (Sukabumi), akhirnya kami sampai di area Rakata Tanakita Adventure jam 12.30pm. Yes, 4 jam dari Jakarta, karena di setiap pasar, bener2 macet!
Sampe di sana, kami langsung 'check in'. Wifey + Son bilang "Oh, so muddy", karena emang hujan dan rumput jadi super becek. Saya bilang "Yes, we are camping, not staying at 5 star hotel!" :)
Setelah itu, kami langsung dijamu makan siang; nasi putih panas, ayam goreng mentega, tempe mendoan, ikan goreng, sayum asem, dan karedok + kerupuk dan 2 macam sambal. Enak banget! Setelah itu, kami dipandu oleh staff hotel jalan kaki ke danau. Ngga jauh, cuma sekitar 20menit jalan. Kami naik perahu, di tengah2 saya minta tukeran tempat sama dua abang pendayung dan coba mendayung. James ikut2an dan pas kita berdua ngedayung, kapal kita muter (karena dayungan saya lebih kuat dibanding dayungan James). :)
Selesai ngedayung selama 5 menit, James pun laper. Dia makan Pop Mie dulu. Selesai makan, kami balik ke hotel, jalannya nanjak. Sesampenya di hotel, saya tidur 2.5jam, sementara James naik flying fox ditemani 'photographer' cantik, yes...mommynya.
Sore saya kebangun, kita mandi trus dijamu makan malam. Another great Indonesian food: nasi putih panas, ikan goreng, sate ayam, soto ayam, kerupuk, dan sambal. Sambil makan, kami diiringi LIVE musik seperti yang ada di Oasis restaurant Jakarta. Lagu-lagu yang dimainkan, lagu-lagu era 60-70an. Jadi sempat teringat my Mom, so i called her and told her about this...ngga lupa untuk bilang "I love you Mom".
Jarang kami merasakan malam yang indah. Api unggun, nyanyi2 bareng tamu-tamu lain. Sampai kira-kira jam 9.30pm, setelah James makan jagung bakar, kami kembali ke tenda kami. Wifey slept right away, sementara James dan saya baca buku. James baca "How To Train The Dragon" dan saya baca buku yang dikasih sama Yoris "Oh My Goodness, Buku Pintar Seorang Creative Junk1es". James bobo jam 10.30pm, saya bobo jam 1am setelah menyelesaikan 7 chapter dari total 9 chapter di buku tersebut!
Pagi2 jam 6.15am, kami semua bangun. Breakfast: nasi goreng, bakmi goreng, telur dadar. Setelah itu, wifey ajak saya trekking ke danau lagi, sementara James di tenda baca buku. Kali ini kami jogging. Setelah sampai danau, kami memutuskan untuk nyobain ke air terjun. Jalannya benar-benar berbatu2 dan licin, lewatin hutan. Ngeri juga. Kami berjalan selama 2 jam lebih, baru akhirnya sampai di air terjun!
Air terjunnya 'powerful' dan di sana dingin banget karena anginnya kencang dan airnya kaya air es! Setelah berfoto2 ria, kami memutuskan untuk pulang ke camping kami. Pengennya sih jalan pulang, tapi apa daya godaan untuk naek ojek lebih besar. We decided untuk naek ojek deh. Nah, ini pengalaman yang ngga terlupakan juga, karena sebelum sampe ke jalan raya, dengan ojek kami harus melewati jalan setapak yang di sebelah kanannya percis adalah jurang 200+ meter kedalamannya! Dan jalan setapaknya licin banget...gila deg2an banget!
Well, obviously kami sampai ke camping dengan selamat. Sampe di camping, kami mandi, James naik flying fox 2 kali lagi, makan siang: nasi putih panas, ikan goreng, sayur lodeh super lezat, tahu goreng, tempe goreng, kerupuk dan sambal. Duh, ngetik ini aja jadi laper lagi! :)
Setelah makan, kami memutuskan untuk pulang ke Jakarta. Perjalanan ke Jakarta, kami tempuh dalam waktu 4 jam.
Apa yang saya mau sampaikan di sini adalah bahwa saya sadar hidup itu hanya sekali. Pepatah dari Paulo Coelho "Life is only once, but if we do it right, once is more than enough". Beautiful quote, ya? Nah, yang saya mau tambahkan di sini adalah bahwa "Only you who can decide whether your life is exciting or not".
Kalau bisa buat hidup kita lebih berwarna (positively), why not? Pengalaman yang membuat hidup kita lebih ceria akan membuat our mind, soul, and body relaxed and recharged. Dan ini penting, kenapa? Karena setelah kita rileks dan recharged, kita akan 'lebih siap' untuk menghadapi apa yang akan ada di depan kita, minggu2 atau bahkan bulan2 ke depan!
Be Inspired,
BB
www.twitter.com/billyboen
www.twitter.com/youngontop
www.facebook.com/youngontop
Setelah untuk kesekian kalinya gagal ngajak my son James & my wife Bowling camping akhirnya hari Jumat 3 April kemarin kesampean juga...
Jam 8.30am kami berangkat, ngelewatin Pasar Cicurug, Pasar Cibadak, dan Pasar Cisaat (Sukabumi), akhirnya kami sampai di area Rakata Tanakita Adventure jam 12.30pm. Yes, 4 jam dari Jakarta, karena di setiap pasar, bener2 macet!
Sampe di sana, kami langsung 'check in'. Wifey + Son bilang "Oh, so muddy", karena emang hujan dan rumput jadi super becek. Saya bilang "Yes, we are camping, not staying at 5 star hotel!" :)
Setelah itu, kami langsung dijamu makan siang; nasi putih panas, ayam goreng mentega, tempe mendoan, ikan goreng, sayum asem, dan karedok + kerupuk dan 2 macam sambal. Enak banget! Setelah itu, kami dipandu oleh staff hotel jalan kaki ke danau. Ngga jauh, cuma sekitar 20menit jalan. Kami naik perahu, di tengah2 saya minta tukeran tempat sama dua abang pendayung dan coba mendayung. James ikut2an dan pas kita berdua ngedayung, kapal kita muter (karena dayungan saya lebih kuat dibanding dayungan James). :)
Selesai ngedayung selama 5 menit, James pun laper. Dia makan Pop Mie dulu. Selesai makan, kami balik ke hotel, jalannya nanjak. Sesampenya di hotel, saya tidur 2.5jam, sementara James naik flying fox ditemani 'photographer' cantik, yes...mommynya.
Sore saya kebangun, kita mandi trus dijamu makan malam. Another great Indonesian food: nasi putih panas, ikan goreng, sate ayam, soto ayam, kerupuk, dan sambal. Sambil makan, kami diiringi LIVE musik seperti yang ada di Oasis restaurant Jakarta. Lagu-lagu yang dimainkan, lagu-lagu era 60-70an. Jadi sempat teringat my Mom, so i called her and told her about this...ngga lupa untuk bilang "I love you Mom".
Jarang kami merasakan malam yang indah. Api unggun, nyanyi2 bareng tamu-tamu lain. Sampai kira-kira jam 9.30pm, setelah James makan jagung bakar, kami kembali ke tenda kami. Wifey slept right away, sementara James dan saya baca buku. James baca "How To Train The Dragon" dan saya baca buku yang dikasih sama Yoris "Oh My Goodness, Buku Pintar Seorang Creative Junk1es". James bobo jam 10.30pm, saya bobo jam 1am setelah menyelesaikan 7 chapter dari total 9 chapter di buku tersebut!
Pagi2 jam 6.15am, kami semua bangun. Breakfast: nasi goreng, bakmi goreng, telur dadar. Setelah itu, wifey ajak saya trekking ke danau lagi, sementara James di tenda baca buku. Kali ini kami jogging. Setelah sampai danau, kami memutuskan untuk nyobain ke air terjun. Jalannya benar-benar berbatu2 dan licin, lewatin hutan. Ngeri juga. Kami berjalan selama 2 jam lebih, baru akhirnya sampai di air terjun!
Air terjunnya 'powerful' dan di sana dingin banget karena anginnya kencang dan airnya kaya air es! Setelah berfoto2 ria, kami memutuskan untuk pulang ke camping kami. Pengennya sih jalan pulang, tapi apa daya godaan untuk naek ojek lebih besar. We decided untuk naek ojek deh. Nah, ini pengalaman yang ngga terlupakan juga, karena sebelum sampe ke jalan raya, dengan ojek kami harus melewati jalan setapak yang di sebelah kanannya percis adalah jurang 200+ meter kedalamannya! Dan jalan setapaknya licin banget...gila deg2an banget!
Well, obviously kami sampai ke camping dengan selamat. Sampe di camping, kami mandi, James naik flying fox 2 kali lagi, makan siang: nasi putih panas, ikan goreng, sayur lodeh super lezat, tahu goreng, tempe goreng, kerupuk dan sambal. Duh, ngetik ini aja jadi laper lagi! :)
Setelah makan, kami memutuskan untuk pulang ke Jakarta. Perjalanan ke Jakarta, kami tempuh dalam waktu 4 jam.
Apa yang saya mau sampaikan di sini adalah bahwa saya sadar hidup itu hanya sekali. Pepatah dari Paulo Coelho "Life is only once, but if we do it right, once is more than enough". Beautiful quote, ya? Nah, yang saya mau tambahkan di sini adalah bahwa "Only you who can decide whether your life is exciting or not".
Kalau bisa buat hidup kita lebih berwarna (positively), why not? Pengalaman yang membuat hidup kita lebih ceria akan membuat our mind, soul, and body relaxed and recharged. Dan ini penting, kenapa? Karena setelah kita rileks dan recharged, kita akan 'lebih siap' untuk menghadapi apa yang akan ada di depan kita, minggu2 atau bahkan bulan2 ke depan!
Be Inspired,
BB
www.twitter.com/billyboen
www.twitter.com/youngontop
www.facebook.com/youngontop
Monday, March 15, 2010
"I Have a Dream" by James C. Boen
I am James C. Boen a ten year old kid in Bali.
I have a dream that people will have an appropriate way to dispose of trash instead of throwing trash in the sea.
So people can go to clean places.
My first point is lots of people throw trash anywhere because they are uneducated about pollution.
People, to make a difference we need everyone to tell all the peple they know to put there trash at their public recycling plant.
Everyday trash is not being disposed of properly.
We need people to give money to various charities like what bill gates did but for trash disposal.
I need more people to go green and to start doing the three eco friends re's recycling, re-use and reduce trash.
And i also need a bit of money so i can give to recycling plants.
And build some recycling plants.
With some help we can help the world if you give 10 dollars to some other foundations they can help too.
if you give us your names we know if you are eco friendly.
I have dream that i will be able to create a way to dispose of trash properly.
I call it the fresh airinator it can burn trash inside a container and turns the smoke into fresh air.
YOU HAVE HEARD FROM ME AND NOW TELL EVERYONE YOU KNOW SO THEY AS WELL CAN BE ECO FRIENDLY!!!!!!!!!!
Note: this is James' humanity assignment at Canggu Community School which is typed as it is (including miss-spellings)
Moral of the story:
Think BIG. And when you have beautiful dreams, share them to the world. Together we can make a difference in this world.
Be Inspired!
BB
www.twitter.com/billyboen
www.twitter.com/youngontop
www.facebook.com/youngontop
I have a dream that people will have an appropriate way to dispose of trash instead of throwing trash in the sea.
So people can go to clean places.
My first point is lots of people throw trash anywhere because they are uneducated about pollution.
People, to make a difference we need everyone to tell all the peple they know to put there trash at their public recycling plant.
Everyday trash is not being disposed of properly.
We need people to give money to various charities like what bill gates did but for trash disposal.
I need more people to go green and to start doing the three eco friends re's recycling, re-use and reduce trash.
And i also need a bit of money so i can give to recycling plants.
And build some recycling plants.
With some help we can help the world if you give 10 dollars to some other foundations they can help too.
if you give us your names we know if you are eco friendly.
I have dream that i will be able to create a way to dispose of trash properly.
I call it the fresh airinator it can burn trash inside a container and turns the smoke into fresh air.
YOU HAVE HEARD FROM ME AND NOW TELL EVERYONE YOU KNOW SO THEY AS WELL CAN BE ECO FRIENDLY!!!!!!!!!!
Note: this is James' humanity assignment at Canggu Community School which is typed as it is (including miss-spellings)
Moral of the story:
Think BIG. And when you have beautiful dreams, share them to the world. Together we can make a difference in this world.
Be Inspired!
BB
www.twitter.com/billyboen
www.twitter.com/youngontop
www.facebook.com/youngontop
Sunday, March 14, 2010
Statistic "Young On Top" Fan Page @ Facebook
Dear YOT'ers,
Inilah statistik YOT Fan Page per March 14, 2010, in case you want to know:
By Age Percentage:
Male Female Total
63% 37%
13-17 15% 10% 25%
18-24 33% 20% 53%
25-34 12% 6% 18%
35-44 2% 1% 3%
45-54 0% 0% 0%
55+ 0% 0% 0%
By City Rankings:
Jakarta 18,008
Washington 1,223
Cirebon 1,012
Yogyakarta 553
Santa Clara 462
Surabaya 446
Semarang 368
San Jose 362
Palo Alto 360
Tangerang 329
Bogor 286
Medan 260
Bekasi 235
Malang 197
Makassar 177
Palembang 155
Denpasar 143
Rotterdam 115
Bandung 114
Analisa dan apa kesimpulan yang bisa ditarik dari statistik ini?
Billy Boen
www.twitter.com/billyboen
www.twitter.com/youngontop
www.facebook.com/youngontop
Inilah statistik YOT Fan Page per March 14, 2010, in case you want to know:
By Age Percentage:
Male Female Total
63% 37%
13-17 15% 10% 25%
18-24 33% 20% 53%
25-34 12% 6% 18%
35-44 2% 1% 3%
45-54 0% 0% 0%
55+ 0% 0% 0%
By City Rankings:
Jakarta 18,008
Washington 1,223
Cirebon 1,012
Yogyakarta 553
Santa Clara 462
Surabaya 446
Semarang 368
San Jose 362
Palo Alto 360
Tangerang 329
Bogor 286
Medan 260
Bekasi 235
Malang 197
Makassar 177
Palembang 155
Denpasar 143
Rotterdam 115
Bandung 114
Analisa dan apa kesimpulan yang bisa ditarik dari statistik ini?
Billy Boen
www.twitter.com/billyboen
www.twitter.com/youngontop
www.facebook.com/youngontop
Sunday, March 7, 2010
Gaji Rp. 5,000,000,- Vs. Rp. 250,000,000,-
Menurutmu, berapa gaji ‘standar’ seseorang yang baru lulus kuliah S1 di Indonesia? Biasanya, lulusan S1 dari universitas lokal untuk pekerjaan pertamanya akan mendapatkan gaji berkisar antara Rp.1 juta – Rp.2.5 juta per bulan, sedangkan lulusan S1 dari luar negeri bisa mendapatkan gaji sekitar Rp. 2 juta – Rp. 5 juta per bulan. Tolong diingat, kisaran yang saya sebut di atas tidak baku karena gaji yang ditawarkan biasanya tergantung dari size perusahaan, tingkat kebutuhan perusahaan, tanpa atau dengan kita sadari like dan dislike yang menginterview terhadap yang diinterview juga mempengaruhi, dan masih banyak lagi. Tapi kisaran tadi adalah yang ada pada umumnya.
Dengan semakin tingginya rasa keinginan kebanyakan orang jaman sekarang ini untuk menjadi kaya, saya ngga heran sekarang ini semakin banyak orang yang mau berwiraswasta. Terlebih lagi, istilah keren Entrepreneur (Pengusaha) sudah makin dikenal secara luas oleh masyarakat. Saya sangat mendukung spirit untuk menjadi Entrepreneur, namun yang ingin saya bahas lebih lanjut adalah sektor yang di’tekuni’ oleh 98% tenaga kerja aktif, yaitu Pekerja / Karyawan. Kenapa? Karena tidak ada satu Entrepreneurs pun yang bisa sukses tanpa didukung oleh para karyawannya. Oleh sebab itu, saya berharap pemikiran yang saya tulis ini dapat membongkar pemikiran ‘primitif’ kebanyakan orang sehingga ujung-ujungnya, mampu memberikan pengaruh positif bagi tenaga kerja Indonesia (maupun Entrepreneurs sekalipun) sehingga mampu menjadi lebih baik dan kompetitif.
Anyway, berapa biaya kuliah sampai lulus S1? Kalau universitas dalam negeri berkisar dari belasan juta sampai ratusan juta. Kalau universitas luar negeri berkisar di atas Rp. 1 milyar. Nah, kalau gaji yang diterima ketika pertama kali kerja adalah Rp.1 juta per bulan untuk lulusan lokal dan Rp. 2 juta per bulan untuk lulusan luar neger,...”Kapan balik modalnya?
Sekarang, coba tanya ke dirimu sendiri, “Berapa gaji yang ingin kamu dapatkan 3 tahun lagi? 5 tahun lagi, 10 tahun lagi?” Di buku “Young On Top” yang saya tulis, saya bercerita tentang seseorang yang ketika lulus S2 dari luar negeri mendapatkan gaji hanya sekitar Rp. 2 juta per bulan. Namun saat itu juga dia bermimpi untuk mendapatkan gaji sebesar Rp. 25 juta per bulan (10 x umurnya x Rp.1 juta). Untuk sekadar update, dia berhasil mendapatkan gaji yang dia impikan itu setelah dia bekerja selama kurang lebih 5 tahun! Bayangkan, dia berhasil mendapatkan gaji 12.5 x lipat dalam kurun waktu 5 tahun! Dan, sekarang ini dia sudah mendapatkan gaji yang jauh lebih dari apa yang pernah dia mimpikan saat dia baru lulus kuliah saat itu.
Sebenarnya, apa yang mau saya sampaikan di sini adalah untuk THINK BIG. Dulu ketika masih kecil, saya sering mendengar nasehat atas apa yang pernah disampaikan oleh Presiden RI kita yang ke-1, yang kira-kira berbunyi, “Gantungkanlah cita-citamu setinggi langit”. Saya setuju banget. Kenapa? Karena...saya berpikir, ”Kenapa tidak?” Coba jawab pertanyaan berikut, “Apakah kalau kamu bermimpi untuk mendapatkan gaji Rp. 250 juta per bulan lantas kamu harus ‘membayar sesuatu’ ke pemerintah, ke orang tuamu, ke temanmu, ke tetanggamu?” Ngga kan!
Jadi dari awal karirmu, jangan hanya berharap untuk mendapatkan gaji yang kamu pikir masuk akal. Di buku Rich Dad Poor Dad karangan Robert Kiyosaki, dia bilang bahwa kebanyakan orang ngga berani untuk bermimpi. Ya itu tadi, mereka hanya berani memimpikan apa yang mereka pikir mereka bisa capai. Padahal, menurut Robert, apa yang seseorang pikir untuk mampu dia raih hanyalah sebuah konteks realitas yang dia miliki saat itu. Dalam bermimpi, ngga usah mikir apa yang kamu mimpikan itu masuk akal atau tidak. Memangnya ketika kamu tidur kamu juga hanya mau memimpikan sesuatu yang masuk akal saja? Ngga kan? Ketika kamu tidur, kamu ngga bisa set apa yang mau kamu mimpikan. Nah, dalam ‘bermimpi’ / menset cita-cita, kamu bisa kontrol apa yang mau kamu mimpikan. Jadi, kenapa hanya menset yang masuk akal menurutmu?
Di dalam melakukan pekerjaanmu sehari-hari pun, cobalah ‘bermimpi’ untuk mampu mendapatkan jauh di atas target yang telah ditentukan oleh atasanmu. Misalnya kamu ditargetkan untuk penjualan sebesar Rp. 100 juta, cobalah untuk ‘bermimpi’ dan menargetkan dirimu sendiri untuk dapat mencapai Rp. 200 juta, misalnya. Apa yang terjadi kalau kamu ternyata gagal dan hanya mampu mencapai 60% dari apa yang kamu impikan? Artinya, kamu berhasil mencapai Rp. 120 juta atau lebih tinggi target yang diberikan. Nah, coba kalau kamu sejak awal hanya ‘bermimpi’ dan menargetkan dirimu untuk pencapaian Rp. 100 juta dan hanya berhasil 75%-nya? Meski prosentasi pencapaiannya lebih tinggi, 75% berbanding 60%, tapi pencapaian Rupiahnya lebih rendah! Menurutmu, atasanmu akan lebih senang dengan pencapaian yang mana by percentage atau by Rupiah value?
Seperti yang saya katakan di atas, pemikiran ini pun diperlukan oleh Entrepreneurs tanpa terkecuali. Dalam mengembangkan usaha, janganlah takut untuk bermimpi!
Yang saya mau tekankan di sini adalah penting untuk kita semua untuk memiliki mimpi yang besar, mimpi yang mungkin saat ini ‘tidak masuk akal’ (menurut konteks realitasmu). Namun, mimpi aja ngga akan cukup. Kamu ngga akan bisa meraih mimpimu tanpa usaha yang maksimal dan konsistensi; terus melakukan yang terbaik di setiap kesempatan, alias Just Perform. Tunggu tulisan saya berikutnya...
Billy Boen
Chief Executive Officer – PT Jakarta International Management
Author & Host Radio Show “Young On Top” on Kis 95.1fm Jakarta
Follow me on www.twitter.com/billyboen
Follow “Young On Top” on www.twitter.com/youngontop
Join www.facebook.com/youngontop
(source: www.kickandy.com)
Dengan semakin tingginya rasa keinginan kebanyakan orang jaman sekarang ini untuk menjadi kaya, saya ngga heran sekarang ini semakin banyak orang yang mau berwiraswasta. Terlebih lagi, istilah keren Entrepreneur (Pengusaha) sudah makin dikenal secara luas oleh masyarakat. Saya sangat mendukung spirit untuk menjadi Entrepreneur, namun yang ingin saya bahas lebih lanjut adalah sektor yang di’tekuni’ oleh 98% tenaga kerja aktif, yaitu Pekerja / Karyawan. Kenapa? Karena tidak ada satu Entrepreneurs pun yang bisa sukses tanpa didukung oleh para karyawannya. Oleh sebab itu, saya berharap pemikiran yang saya tulis ini dapat membongkar pemikiran ‘primitif’ kebanyakan orang sehingga ujung-ujungnya, mampu memberikan pengaruh positif bagi tenaga kerja Indonesia (maupun Entrepreneurs sekalipun) sehingga mampu menjadi lebih baik dan kompetitif.
Anyway, berapa biaya kuliah sampai lulus S1? Kalau universitas dalam negeri berkisar dari belasan juta sampai ratusan juta. Kalau universitas luar negeri berkisar di atas Rp. 1 milyar. Nah, kalau gaji yang diterima ketika pertama kali kerja adalah Rp.1 juta per bulan untuk lulusan lokal dan Rp. 2 juta per bulan untuk lulusan luar neger,...”Kapan balik modalnya?
Sekarang, coba tanya ke dirimu sendiri, “Berapa gaji yang ingin kamu dapatkan 3 tahun lagi? 5 tahun lagi, 10 tahun lagi?” Di buku “Young On Top” yang saya tulis, saya bercerita tentang seseorang yang ketika lulus S2 dari luar negeri mendapatkan gaji hanya sekitar Rp. 2 juta per bulan. Namun saat itu juga dia bermimpi untuk mendapatkan gaji sebesar Rp. 25 juta per bulan (10 x umurnya x Rp.1 juta). Untuk sekadar update, dia berhasil mendapatkan gaji yang dia impikan itu setelah dia bekerja selama kurang lebih 5 tahun! Bayangkan, dia berhasil mendapatkan gaji 12.5 x lipat dalam kurun waktu 5 tahun! Dan, sekarang ini dia sudah mendapatkan gaji yang jauh lebih dari apa yang pernah dia mimpikan saat dia baru lulus kuliah saat itu.
Sebenarnya, apa yang mau saya sampaikan di sini adalah untuk THINK BIG. Dulu ketika masih kecil, saya sering mendengar nasehat atas apa yang pernah disampaikan oleh Presiden RI kita yang ke-1, yang kira-kira berbunyi, “Gantungkanlah cita-citamu setinggi langit”. Saya setuju banget. Kenapa? Karena...saya berpikir, ”Kenapa tidak?” Coba jawab pertanyaan berikut, “Apakah kalau kamu bermimpi untuk mendapatkan gaji Rp. 250 juta per bulan lantas kamu harus ‘membayar sesuatu’ ke pemerintah, ke orang tuamu, ke temanmu, ke tetanggamu?” Ngga kan!
Jadi dari awal karirmu, jangan hanya berharap untuk mendapatkan gaji yang kamu pikir masuk akal. Di buku Rich Dad Poor Dad karangan Robert Kiyosaki, dia bilang bahwa kebanyakan orang ngga berani untuk bermimpi. Ya itu tadi, mereka hanya berani memimpikan apa yang mereka pikir mereka bisa capai. Padahal, menurut Robert, apa yang seseorang pikir untuk mampu dia raih hanyalah sebuah konteks realitas yang dia miliki saat itu. Dalam bermimpi, ngga usah mikir apa yang kamu mimpikan itu masuk akal atau tidak. Memangnya ketika kamu tidur kamu juga hanya mau memimpikan sesuatu yang masuk akal saja? Ngga kan? Ketika kamu tidur, kamu ngga bisa set apa yang mau kamu mimpikan. Nah, dalam ‘bermimpi’ / menset cita-cita, kamu bisa kontrol apa yang mau kamu mimpikan. Jadi, kenapa hanya menset yang masuk akal menurutmu?
Di dalam melakukan pekerjaanmu sehari-hari pun, cobalah ‘bermimpi’ untuk mampu mendapatkan jauh di atas target yang telah ditentukan oleh atasanmu. Misalnya kamu ditargetkan untuk penjualan sebesar Rp. 100 juta, cobalah untuk ‘bermimpi’ dan menargetkan dirimu sendiri untuk dapat mencapai Rp. 200 juta, misalnya. Apa yang terjadi kalau kamu ternyata gagal dan hanya mampu mencapai 60% dari apa yang kamu impikan? Artinya, kamu berhasil mencapai Rp. 120 juta atau lebih tinggi target yang diberikan. Nah, coba kalau kamu sejak awal hanya ‘bermimpi’ dan menargetkan dirimu untuk pencapaian Rp. 100 juta dan hanya berhasil 75%-nya? Meski prosentasi pencapaiannya lebih tinggi, 75% berbanding 60%, tapi pencapaian Rupiahnya lebih rendah! Menurutmu, atasanmu akan lebih senang dengan pencapaian yang mana by percentage atau by Rupiah value?
Seperti yang saya katakan di atas, pemikiran ini pun diperlukan oleh Entrepreneurs tanpa terkecuali. Dalam mengembangkan usaha, janganlah takut untuk bermimpi!
Yang saya mau tekankan di sini adalah penting untuk kita semua untuk memiliki mimpi yang besar, mimpi yang mungkin saat ini ‘tidak masuk akal’ (menurut konteks realitasmu). Namun, mimpi aja ngga akan cukup. Kamu ngga akan bisa meraih mimpimu tanpa usaha yang maksimal dan konsistensi; terus melakukan yang terbaik di setiap kesempatan, alias Just Perform. Tunggu tulisan saya berikutnya...
Billy Boen
Chief Executive Officer – PT Jakarta International Management
Author & Host Radio Show “Young On Top” on Kis 95.1fm Jakarta
Follow me on www.twitter.com/billyboen
Follow “Young On Top” on www.twitter.com/youngontop
Join www.facebook.com/youngontop
(source: www.kickandy.com)
Monday, January 25, 2010
A Head Start On Success for Young Indonesian Execs - Jakarta Globe, January 17, 2010
The young men who founded the Indonesian Young Executives Community like to think big. Their vision and passion have enabled them to reach the top of their game at age when most people are only starting their careers.
Meet Billy Boen. Having graduated from Tunas Karya high school in North Jakarta, Billy moved to the United States to study business administration at Utah State University. He finished his bachelor degree in only two-and-a-half years. He then continued his studies at the State University of West Georgia and achieved his masters within a year.
Returning to Jakarta after his studies, Billy worked for a sports apparel distributor where he successfully developed and expanded the company. At the age of 26, he was appointed general manager. At 29, he was managing three subsidiaries of a large publishing group in Indonesia. Billy, now 31, is probably one of the youngest chief executives in the nation.
However, he’s not one for resting on his laurels. Having reached the top at a relatively young age, he wants to inspire young men and women to achieve their own success.
Billy wrote a self-development and motivational book, “Young on Top”, which was released in April [09]. The book, which shares the success secrets of young Indonesian executives, became a best-seller and has been reprinted five times already.
The success of the book prompted Andy F Nova, the host of the “Kick Andy” talk show on Metro TV, to invite the author to appear on his show in May 2009.
Billy invited his sources for the book, Antonny Liem, 33, a managing director of a marketing consultation company, and Yan Hendry Jauwena, 29, branch manager of an international shipment company, to the show with him.
“After the show, we kept in touch”, Yan said. “Then, Billy and Antonny concocted the idea to establish the IYEC on Facebook and I decided to join them.”
“All of us are hard workers,” Billy said. “And we all care a lot about the younger generation of Indonesians. So we thought, ‘Why don’t we create a community for Indonesian young executives, where they can share and discuss ideas?’ ”
“At first, we intended the community to be for young Indonesian executives below the age of 40, from the supervisory level up to CEOs,” Antonny said. “But as we progressed, we realized there are a lot of entrepreneurs and students who want to join us. So, now we don’t limit the membership of our community.”
“We have to share our successes, as well as our failures for [students] to learn. Hopefully, they can be better than we are now,” Yan said.
“We want to nurture young Indonesian leaders,” Billy said. “Just imagine, 10 to 15 years from now, these young people will become the top-level executives in Indonesia. If they are rotten, they could lead their companies to bad things, and as a result, they could also ruin our country.”
Today, the community has over 3,100 members online.
In its discussion forum on Facebook, the group exchanges ideas and experiences. On Mondays, Antonny also sends motivational e-mails to members. Billy and Antonny also host a Wednesday night radio talk show program on 95.1 Kis FM, “Young on Top.”
“We try to use as many channels as possible to share our knowledge and information,” Antonny said. “Our biggest challenge right now is how to bring this online community to the real world.”
“We aim to help develop people, not just meet to make new friends,” Yan said.
“However, it is also important to network,” Billy added. “In our gatherings, you can meet great individuals who have made it in the world of business. And we only invite C-levels to speak in our gatherings.” C-levels are top executives who hold top positions, such as CEOs and CFOs.
Besides offline gatherings, IYEC also participates in other events, including the Indonesian Community Expo in November.
“At the ICE, we were the only group in the ‘professionals’ category,” Antonny said. At the expo, the IYEC booth provided career guidance and behavioral tests for students to find what professions suited them.
“We are also planning to formalize the organization,” Antonny said. Besides establishing the IYEC as a formal body with budgets and statutes, they are also creating a Web site for their community and plan to re-register members.
“We’re also planning to add a branch, probably in Surabaya,” Antonny said.
“It’s a big plan,” Yan said. “It also has a big vision. We’re very serious about making a contribution to the country.”
Meet Billy Boen. Having graduated from Tunas Karya high school in North Jakarta, Billy moved to the United States to study business administration at Utah State University. He finished his bachelor degree in only two-and-a-half years. He then continued his studies at the State University of West Georgia and achieved his masters within a year.
Returning to Jakarta after his studies, Billy worked for a sports apparel distributor where he successfully developed and expanded the company. At the age of 26, he was appointed general manager. At 29, he was managing three subsidiaries of a large publishing group in Indonesia. Billy, now 31, is probably one of the youngest chief executives in the nation.
However, he’s not one for resting on his laurels. Having reached the top at a relatively young age, he wants to inspire young men and women to achieve their own success.
Billy wrote a self-development and motivational book, “Young on Top”, which was released in April [09]. The book, which shares the success secrets of young Indonesian executives, became a best-seller and has been reprinted five times already.
The success of the book prompted Andy F Nova, the host of the “Kick Andy” talk show on Metro TV, to invite the author to appear on his show in May 2009.
Billy invited his sources for the book, Antonny Liem, 33, a managing director of a marketing consultation company, and Yan Hendry Jauwena, 29, branch manager of an international shipment company, to the show with him.
“After the show, we kept in touch”, Yan said. “Then, Billy and Antonny concocted the idea to establish the IYEC on Facebook and I decided to join them.”
“All of us are hard workers,” Billy said. “And we all care a lot about the younger generation of Indonesians. So we thought, ‘Why don’t we create a community for Indonesian young executives, where they can share and discuss ideas?’ ”
“At first, we intended the community to be for young Indonesian executives below the age of 40, from the supervisory level up to CEOs,” Antonny said. “But as we progressed, we realized there are a lot of entrepreneurs and students who want to join us. So, now we don’t limit the membership of our community.”
“We have to share our successes, as well as our failures for [students] to learn. Hopefully, they can be better than we are now,” Yan said.
“We want to nurture young Indonesian leaders,” Billy said. “Just imagine, 10 to 15 years from now, these young people will become the top-level executives in Indonesia. If they are rotten, they could lead their companies to bad things, and as a result, they could also ruin our country.”
Today, the community has over 3,100 members online.
In its discussion forum on Facebook, the group exchanges ideas and experiences. On Mondays, Antonny also sends motivational e-mails to members. Billy and Antonny also host a Wednesday night radio talk show program on 95.1 Kis FM, “Young on Top.”
“We try to use as many channels as possible to share our knowledge and information,” Antonny said. “Our biggest challenge right now is how to bring this online community to the real world.”
“We aim to help develop people, not just meet to make new friends,” Yan said.
“However, it is also important to network,” Billy added. “In our gatherings, you can meet great individuals who have made it in the world of business. And we only invite C-levels to speak in our gatherings.” C-levels are top executives who hold top positions, such as CEOs and CFOs.
Besides offline gatherings, IYEC also participates in other events, including the Indonesian Community Expo in November.
“At the ICE, we were the only group in the ‘professionals’ category,” Antonny said. At the expo, the IYEC booth provided career guidance and behavioral tests for students to find what professions suited them.
“We are also planning to formalize the organization,” Antonny said. Besides establishing the IYEC as a formal body with budgets and statutes, they are also creating a Web site for their community and plan to re-register members.
“We’re also planning to add a branch, probably in Surabaya,” Antonny said.
“It’s a big plan,” Yan said. “It also has a big vision. We’re very serious about making a contribution to the country.”
Sunday, January 24, 2010
YOUNG ON TOP : HOW TO REACH SUCCEES AT YOUNG (AGE)
By Saumi Rizqiyanto
Sebenarnya sudah lama pingin baca buku ini, cuman sayang gak banyak orang yang punya apalagi untuk kalangan mahasiswa UIN, pingin banget beli cuman gak pernah ada kesempatan untuk beli bukunya, mau ke gramedia terdekat males kalo sendiri, zaman sekarang kan hang out kemana2 harus sama temen kalau gak nanti kayak orang kesasar sendirian, looks like a looser! Beruntung salah satu rekan kerja saya suka sekali berburu buku, dan pada suatu kesempatan dia bawa buku Young On Top karya Billy Boen itu, wah seneng deh akhirnya bisa baca walau cuman sekilas. Dalam hati sebenarnya saya bertekad pingin banget beli bukunya.
Walau buku ini sudah banyak yang mengupas, baik dalam reality show semisal Kick Andy, talkshow kampus ataupun sekedar tulisan di Blog, saya pikir sebagai bentuk ekspresi boleh dunk saya mengekor seperti yang lain, walau dengan kesan sebagai follower dan sudah usang karena sudah terlampau banyak. Jadi here we go…
Everybody, menurut Billy Boen, dan sudah terbukti dilapangan menginginkan kesuksesan. Its normal things, namun berapa sih dari sekian banyak orang yang berhasil mencapai posisi top, sebagai general manager atau CEO atau apapun dalam posisi atas. Saya kira sedikit dan menurut buku ini, secara statistik hanya sekitar 2%. Gila aja yah Cuma segitu ternyata. Jadi kalau ada sekitar 100 sarjana yang diwisuda, berarti hanya 2 orang yang bisa mencapai posisi puncak! Lainnya sekitar 98 orang bisa jadi hanya jadi orang-orang biasa! Dalam istilah kompetisi, 98 orang itu yang kalah dalam persaingan! Idih, membayangkannya aja udah ngeri apalagi kalau sudah jadi kenyataan.
So, absolutely saya ingin sukses dunk, saya ingin mencapai posisi puncak! Dalam arti bukan benar2 menjadi presiden, direktur utama, atau apalah, setidaknya top level atau dalam bahasanya Todd Siler, memegang kendali atas hidup sendiri! Tapi kan yang menjadi pertanyaan bagaimana caranya? Umur saya sekarang sudah 22 tahun jadi masih tersisa sekitar 8 tahun lagi untuk mencapai posisi top di usia muda (at least 30 thn)! Sekarang aja masih jadi mahasiswa, tapi nevermindlah. Just flow like a water, but still have a point!
Menurut Billy Boen sih untuk menjadi top level at young setidaknya harus punya mimpi besar, menuliskan rencana-rencana, confidence dan berbagai tips dan trik lainnya yang sebenarnya sudah pernah saya dengar! Tapi yang justru menarik untuk dibahas adalah bagian yang menyatakan dengan jelas do what you love! Jadi kerjakan saja apa yang kita suka, karena didalamnya terdapat passion, atau ghirah untuk terus bekerja semaksimal mungkin sehingga memunculkan performa prima dalam kinerja kita!
Korelasinya sangat erat dengan bagian buku yang lain yang menyatakan dengan jelas “just perform” atau lakukan saja! Kerjakan saja apa yang kita sukai, dengan penuh semangat sehingga memunculkan performa yang sempurna! Dengan simpel Billy mengatakan “kalau tidak suka pada suatu pekerjaan mendingan jangan diambil dari pada bekerja tidak dengan passion”. Hmmm ada benarnya juga, tapi bagaimana dengan orang-orang yang tidak punya kesempatan untuk memilih karena berbagai keterbatasan yang dimiliki? Billy menjelaskan melalui cerita bahwa ada seseorang yang dulunya sangat miskin, tidak punya kesempatan untuk kuliah, tidurnya numpang di kostan teman, bekerja sebagai tukang pengisi air! Suatu ketika punya kesempatan makan di hard rock kafe. Dia sangat tertarik untuk bekerja sebagai waitress. Karena ketertarikannya itulah akhirnya dia mendaftar sebagai waitress untuk hard rock di Bali. Karena kecintaannya pada pekerjaannya akhirnya dia menjadi manager waitress di kafe hard rock kafe itu!
Relasinya dengan kondisi saya! Pada suatu saat saya merasa saya sangat mencintai pekerjaan saya sebagai desainer grafis dan web developer! Saya sangat senang bisa bekerja sama dengan banyak orang, dengan orang-orang yang punya banyak network hingga akhirnya nama saya terbawa pada tingkat tertentu. Tapi pada suatu titik saya merasa jenuh dengan pekerjaan saya, saya merasa tidak adil ketika honor saya ternyata sama dengan honor seorang editor padahal kerja saya sesungguhnya lebih berat! Ada suatu saat ketika saya udahlah kerjakan saja seperlunya. Tidak perlu dengan passion toh, honor saya sama saja.
Bagaimana mengatasi hal ini, inilah yang belum dikupas dalam buku Billy Boen ini. Tapi mungkin bisa jadi jawabannya simple, just perform seperti kata Billy Boen! Kerjakan saja apa yang kamu sukai! Insyaallah semua juga akan berjalan dengan baik!
Sebenarnya sudah lama pingin baca buku ini, cuman sayang gak banyak orang yang punya apalagi untuk kalangan mahasiswa UIN, pingin banget beli cuman gak pernah ada kesempatan untuk beli bukunya, mau ke gramedia terdekat males kalo sendiri, zaman sekarang kan hang out kemana2 harus sama temen kalau gak nanti kayak orang kesasar sendirian, looks like a looser! Beruntung salah satu rekan kerja saya suka sekali berburu buku, dan pada suatu kesempatan dia bawa buku Young On Top karya Billy Boen itu, wah seneng deh akhirnya bisa baca walau cuman sekilas. Dalam hati sebenarnya saya bertekad pingin banget beli bukunya.
Walau buku ini sudah banyak yang mengupas, baik dalam reality show semisal Kick Andy, talkshow kampus ataupun sekedar tulisan di Blog, saya pikir sebagai bentuk ekspresi boleh dunk saya mengekor seperti yang lain, walau dengan kesan sebagai follower dan sudah usang karena sudah terlampau banyak. Jadi here we go…
Everybody, menurut Billy Boen, dan sudah terbukti dilapangan menginginkan kesuksesan. Its normal things, namun berapa sih dari sekian banyak orang yang berhasil mencapai posisi top, sebagai general manager atau CEO atau apapun dalam posisi atas. Saya kira sedikit dan menurut buku ini, secara statistik hanya sekitar 2%. Gila aja yah Cuma segitu ternyata. Jadi kalau ada sekitar 100 sarjana yang diwisuda, berarti hanya 2 orang yang bisa mencapai posisi puncak! Lainnya sekitar 98 orang bisa jadi hanya jadi orang-orang biasa! Dalam istilah kompetisi, 98 orang itu yang kalah dalam persaingan! Idih, membayangkannya aja udah ngeri apalagi kalau sudah jadi kenyataan.
So, absolutely saya ingin sukses dunk, saya ingin mencapai posisi puncak! Dalam arti bukan benar2 menjadi presiden, direktur utama, atau apalah, setidaknya top level atau dalam bahasanya Todd Siler, memegang kendali atas hidup sendiri! Tapi kan yang menjadi pertanyaan bagaimana caranya? Umur saya sekarang sudah 22 tahun jadi masih tersisa sekitar 8 tahun lagi untuk mencapai posisi top di usia muda (at least 30 thn)! Sekarang aja masih jadi mahasiswa, tapi nevermindlah. Just flow like a water, but still have a point!
Menurut Billy Boen sih untuk menjadi top level at young setidaknya harus punya mimpi besar, menuliskan rencana-rencana, confidence dan berbagai tips dan trik lainnya yang sebenarnya sudah pernah saya dengar! Tapi yang justru menarik untuk dibahas adalah bagian yang menyatakan dengan jelas do what you love! Jadi kerjakan saja apa yang kita suka, karena didalamnya terdapat passion, atau ghirah untuk terus bekerja semaksimal mungkin sehingga memunculkan performa prima dalam kinerja kita!
Korelasinya sangat erat dengan bagian buku yang lain yang menyatakan dengan jelas “just perform” atau lakukan saja! Kerjakan saja apa yang kita sukai, dengan penuh semangat sehingga memunculkan performa yang sempurna! Dengan simpel Billy mengatakan “kalau tidak suka pada suatu pekerjaan mendingan jangan diambil dari pada bekerja tidak dengan passion”. Hmmm ada benarnya juga, tapi bagaimana dengan orang-orang yang tidak punya kesempatan untuk memilih karena berbagai keterbatasan yang dimiliki? Billy menjelaskan melalui cerita bahwa ada seseorang yang dulunya sangat miskin, tidak punya kesempatan untuk kuliah, tidurnya numpang di kostan teman, bekerja sebagai tukang pengisi air! Suatu ketika punya kesempatan makan di hard rock kafe. Dia sangat tertarik untuk bekerja sebagai waitress. Karena ketertarikannya itulah akhirnya dia mendaftar sebagai waitress untuk hard rock di Bali. Karena kecintaannya pada pekerjaannya akhirnya dia menjadi manager waitress di kafe hard rock kafe itu!
Relasinya dengan kondisi saya! Pada suatu saat saya merasa saya sangat mencintai pekerjaan saya sebagai desainer grafis dan web developer! Saya sangat senang bisa bekerja sama dengan banyak orang, dengan orang-orang yang punya banyak network hingga akhirnya nama saya terbawa pada tingkat tertentu. Tapi pada suatu titik saya merasa jenuh dengan pekerjaan saya, saya merasa tidak adil ketika honor saya ternyata sama dengan honor seorang editor padahal kerja saya sesungguhnya lebih berat! Ada suatu saat ketika saya udahlah kerjakan saja seperlunya. Tidak perlu dengan passion toh, honor saya sama saja.
Bagaimana mengatasi hal ini, inilah yang belum dikupas dalam buku Billy Boen ini. Tapi mungkin bisa jadi jawabannya simple, just perform seperti kata Billy Boen! Kerjakan saja apa yang kamu sukai! Insyaallah semua juga akan berjalan dengan baik!
SUKSES: Umur Vs. Gender
Dear Friends,
Saya lagi me-review siapa saja fans Young On Top page di Facebook, dan dari statistik geografi, umur, dan gender kita seolah-olah 'dibiarkan' untuk mengambil kesimpulan sendiri.
Geografi:
Rank 1 - Jakarta
Rank 2 - Santa Clara, USA
Rank 3 - Cirebon (koq bisa ya? apakah karena my Mom asalnya dari Cirebon?)
Gender:
Male 62%
Female 37%
Umur:
Umur 18-24: 54%
Umur 25-35: 19%
Terlepas dari data statistik berdasarkan geografi, yang lebih buat saya penasaran yang tentang Gender dan Umur. Kenapa 'yang berhubungan dengan SUKSES secara karir', masih didominasi oleh kaum pria? Apakah statistik ini bisa menggambarkan kenyataan yang sebenarnya terjadi di masyarakat kita, di mana kaum wanita yang ingin sukses di karirnya masih lebih sedikit dibandingkan dengan kaum pria? Padahal kan jumlah wanita lebih banyak dibandingin sama jumlah kaum pria. Kenapa ya?
Dari segi umur, saya senang melihat bahwa Young On Top fan page ini didominasi oleh range umur 18-24. Kenapa? Karena ini menggambarkan bahwa semakin banyak anak-anak muda yang semakin ingin mempersiapkan dirinya untuk suskes, meski mereka masih kuliah (range umur 18-24 kebanyakan mahasiswa/i, bener kan?). Berandai-andai dari statistik umur ini,..."Kalau makin banyak mahasiswa/i yang terinspirasi dari buku Young On Top, apakah mungkin 10 tahun - 15 tahun lagi Indonesia penuh dengan pemimpin yang memang layak di posisinya? Yang penuh integritas, mampu menjalankan apa yang ditugaskan Bangsa ini?
Di suatu makan malam saya dengan Firmanzah, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, yang masih berumur 33 tahun..., dia bilang "Bill, 10-15 tahun lagi, kalau bukan kamu dan aku yang menjadi pemimpin-pemimpin negara ini, siapa lagi? Apakah kamu siap?"
Hmm, kalaupun bukan berkarir di pemerintahan, apakah nantinya Indonesia akan memiliki banyak CEO kelas Asia atau bahkan kelas dunia? Semoga di generasi kita, kita bisa tunjukkan bahwa dahulu ada seorang Soekarno yang menurut sejarah dunia dia adalah salah satu pemimpin dunia yang penuh kharisma, dan sekarang...ada anak-anak muda yang siap membangun Bangsa ini.
Jangan lewatkan 'cuap-cuap' saya dengan narasumber2 yang inspiring di Kis 95.1fm!
Be YOUNG ON TOP, be inspired!
See you ON TOP!
Billy Boen
CEO, PT. Jakarta International Management
Member of Board, Rolling Stone Indonesia
Author & Host Radio Show "YOUNG ON TOP" on Kis 95.1fm (Every Wednesday at 7pm-8pm)
www.facebook.com/youngontop
www.facebook.com/billyboen
www.twitter.com/youngontop
Saya lagi me-review siapa saja fans Young On Top page di Facebook, dan dari statistik geografi, umur, dan gender kita seolah-olah 'dibiarkan' untuk mengambil kesimpulan sendiri.
Geografi:
Rank 1 - Jakarta
Rank 2 - Santa Clara, USA
Rank 3 - Cirebon (koq bisa ya? apakah karena my Mom asalnya dari Cirebon?)
Gender:
Male 62%
Female 37%
Umur:
Umur 18-24: 54%
Umur 25-35: 19%
Terlepas dari data statistik berdasarkan geografi, yang lebih buat saya penasaran yang tentang Gender dan Umur. Kenapa 'yang berhubungan dengan SUKSES secara karir', masih didominasi oleh kaum pria? Apakah statistik ini bisa menggambarkan kenyataan yang sebenarnya terjadi di masyarakat kita, di mana kaum wanita yang ingin sukses di karirnya masih lebih sedikit dibandingkan dengan kaum pria? Padahal kan jumlah wanita lebih banyak dibandingin sama jumlah kaum pria. Kenapa ya?
Dari segi umur, saya senang melihat bahwa Young On Top fan page ini didominasi oleh range umur 18-24. Kenapa? Karena ini menggambarkan bahwa semakin banyak anak-anak muda yang semakin ingin mempersiapkan dirinya untuk suskes, meski mereka masih kuliah (range umur 18-24 kebanyakan mahasiswa/i, bener kan?). Berandai-andai dari statistik umur ini,..."Kalau makin banyak mahasiswa/i yang terinspirasi dari buku Young On Top, apakah mungkin 10 tahun - 15 tahun lagi Indonesia penuh dengan pemimpin yang memang layak di posisinya? Yang penuh integritas, mampu menjalankan apa yang ditugaskan Bangsa ini?
Di suatu makan malam saya dengan Firmanzah, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, yang masih berumur 33 tahun..., dia bilang "Bill, 10-15 tahun lagi, kalau bukan kamu dan aku yang menjadi pemimpin-pemimpin negara ini, siapa lagi? Apakah kamu siap?"
Hmm, kalaupun bukan berkarir di pemerintahan, apakah nantinya Indonesia akan memiliki banyak CEO kelas Asia atau bahkan kelas dunia? Semoga di generasi kita, kita bisa tunjukkan bahwa dahulu ada seorang Soekarno yang menurut sejarah dunia dia adalah salah satu pemimpin dunia yang penuh kharisma, dan sekarang...ada anak-anak muda yang siap membangun Bangsa ini.
Jangan lewatkan 'cuap-cuap' saya dengan narasumber2 yang inspiring di Kis 95.1fm!
Be YOUNG ON TOP, be inspired!
See you ON TOP!
Billy Boen
CEO, PT. Jakarta International Management
Member of Board, Rolling Stone Indonesia
Author & Host Radio Show "YOUNG ON TOP" on Kis 95.1fm (Every Wednesday at 7pm-8pm)
www.facebook.com/youngontop
www.facebook.com/billyboen
www.twitter.com/youngontop
Sunday, December 27, 2009
Ilustrasi "Kotak Korek Api"
Dear Friends,
Ketika saya buka2 my FB inbox, saya ternyata belum membaca beberapa 'I Love Monday', sebuah e-newsletter yang dikirimkan oleh Antonny Liem, co-founder Indonesian Young Executives Community (IYEC), setiap hari Senin, khusus kepada anggota IYEC. Kali ini, judulnya adalah Kotak Korek Api. Saya yakin kita semua bisa belajar dari ilustrasi sederhana ini; menarik dan pantas untuk kita ingat di dalam kehidupan sehari2 bahwa jangan sampai...ah, baca dan ambil kesimpulan sendiri ya?
Selamat membaca!
Billy Boen
- www.twitter.com/youngontop -
KOTAK KOREK API
Kutu anjing adalah binatang yang mampu melompat 300 kali tinggi tubuhnya.
Namun, apa yang terjadi bila ia dimasukan ke dalam sebuah kotak korek api kosong lalu dibiarkan disana selama satu hingga dua minggu?
Hasilnya, kutu itu sekarang hanya mampu melompat setinggi kotak korek api saja!
Kemampuannya melompat 300 kali tinggi tubuhnya tiba-tiba hilang.
Ini yang terjadi. Ketika kutu itu berada di dalam kotak korek api ia mencoba melompat tinggi. Tapi ia terbentur dinding kotak korek api. Ia mencoba lagi dan terbentur lagi. Terus begitu sehingga ia mulai ragu akan kemampuannya sendiri.
Ia mulai berpikir, "Sepertinya kemampuan saya melompat memang hanya segini." Kemudian loncatannya disesuaikan dengan tinggi kotak korek api. Aman. Dia tidak membentur. Saat itulah dia menjadi sangat yakin, "Nah benar kan ? Kemampuan saya memang cuma segini. Inilah saya!"
Ketika kutu itu sudah dikeluarkan dari kotak korek api, dia masih terus merasa bahwa batas kemampuan lompatnya hanya setinggi kotak korek api. Sang kutu pun hidup seperti itu hingga akhir hayat. Kemampuan yang sesungguhnya tidak tampak. Kehidupannya telah dibatasi oleh lingkungannya.
Sesungguhnya di dalam diri kita juga banyak kotak korek api. Misalnya anda memiliki atasan yang tidak memiliki kepemimpinan memadai. Dia tipe orang yang selalu takut tersaingi bawahannya, sehingga dia sengaja menghambat perkembangan karir kita. Ketika anda mencoba melompat tinggi, dia tidak pernah memuji, bahkan justru tersinggung. Dia adalah contoh kotak korek api yang bisa mengkerdilkan anda.
Teman kerja juga bisa jadi kotak korek api. Coba ingat, ketika dia bicara begini, "Ngapain sih kamu kerja keras seperti itu, kamu nggak bakalan dipromosikan, kok." Ingat! Mereka adalah kotak korek api. Mereka bisa menghambat perkembangan potensi diri Anda.
Korek api juga bisa berbentuk kondisi tubuh yang kurang sempurna, tingkat pendidikan yang rendah, kemiskinan, usia dan lain sebagianya. Bila semua itu menjadi kotak korek api maka akan menghambat prestasi dan kemampuan anda yang sesungguhnya tidak tercermin dalam aktivitas sehari-hari.
Bila potensi anda yang sesungguhnya ingin muncul, anda harus take action untuk menembus kotak korek api itu. Lihatlah Ucok Baba, dengan tinggi tubuh yang di bawah rata-rata ia mampu menjadi presenter di televisi. Andapun pasti kenal Helen Keller. Dengan mata yang buta, tuli dan "gagu" dia mampu lulus dari Harvard University . Bill Gates tidak menyelesaikan pendidikan sarjananya, namun mampu menjadi "raja" komputer. Andre Wongso, tidak menamatkan sekolah dasar namun mampu menjadi motivator nomor satu di Indonesia .
Contoh lain Meneg BUMN, Bapak Sugiharto, yang pernah menjadi seorang pengasong, tukang parkir dan kuli di Pelabuhan. Kemiskinan tidak menghambatnya untuk terus maju. Bahkan sebelum menjadi menteri beliau pernah menjadi eksekutif di salah satu perusahaan ternama.
Begitu pula dengan Nelson Mandela. Ia menjadi presiden Afrika Selatan setelah usianya lewat 65 tahun. Kolonel Sanders sukses membangun jaringan restoran fast food ketika usianya sudah lebih dari 62 tahun.
Nah, bila anda masih terkungkung dengan kotak korek api, pada hakekatnya anda masih terjajah. Orang-orang seperti Ucok Baba, Helen Keller, Andre Wongso, Sugiharto, Bill Gates dan Nelson Mandela adalah orang yang mampu menembus kungkungan kotak korek api. Merekalah contoh sosok orang yang merdeka, sehingga mampu menembus berbagai keterbatasan.
Selamat berkarya, semoga kita semua bisa menangani kotak-kotak pribadi kita sehingga kita bisa tumbuh menjadi manusia seutuhnya sesuai dengan berkat, karunia dan rencana-Nya.
Cheers,
Ant.
*original sources is unknown, this version is re-written by Antonny Liem
Ketika saya buka2 my FB inbox, saya ternyata belum membaca beberapa 'I Love Monday', sebuah e-newsletter yang dikirimkan oleh Antonny Liem, co-founder Indonesian Young Executives Community (IYEC), setiap hari Senin, khusus kepada anggota IYEC. Kali ini, judulnya adalah Kotak Korek Api. Saya yakin kita semua bisa belajar dari ilustrasi sederhana ini; menarik dan pantas untuk kita ingat di dalam kehidupan sehari2 bahwa jangan sampai...ah, baca dan ambil kesimpulan sendiri ya?
Selamat membaca!
Billy Boen
- www.twitter.com/youngontop -
KOTAK KOREK API
Kutu anjing adalah binatang yang mampu melompat 300 kali tinggi tubuhnya.
Namun, apa yang terjadi bila ia dimasukan ke dalam sebuah kotak korek api kosong lalu dibiarkan disana selama satu hingga dua minggu?
Hasilnya, kutu itu sekarang hanya mampu melompat setinggi kotak korek api saja!
Kemampuannya melompat 300 kali tinggi tubuhnya tiba-tiba hilang.
Ini yang terjadi. Ketika kutu itu berada di dalam kotak korek api ia mencoba melompat tinggi. Tapi ia terbentur dinding kotak korek api. Ia mencoba lagi dan terbentur lagi. Terus begitu sehingga ia mulai ragu akan kemampuannya sendiri.
Ia mulai berpikir, "Sepertinya kemampuan saya melompat memang hanya segini." Kemudian loncatannya disesuaikan dengan tinggi kotak korek api. Aman. Dia tidak membentur. Saat itulah dia menjadi sangat yakin, "Nah benar kan ? Kemampuan saya memang cuma segini. Inilah saya!"
Ketika kutu itu sudah dikeluarkan dari kotak korek api, dia masih terus merasa bahwa batas kemampuan lompatnya hanya setinggi kotak korek api. Sang kutu pun hidup seperti itu hingga akhir hayat. Kemampuan yang sesungguhnya tidak tampak. Kehidupannya telah dibatasi oleh lingkungannya.
Sesungguhnya di dalam diri kita juga banyak kotak korek api. Misalnya anda memiliki atasan yang tidak memiliki kepemimpinan memadai. Dia tipe orang yang selalu takut tersaingi bawahannya, sehingga dia sengaja menghambat perkembangan karir kita. Ketika anda mencoba melompat tinggi, dia tidak pernah memuji, bahkan justru tersinggung. Dia adalah contoh kotak korek api yang bisa mengkerdilkan anda.
Teman kerja juga bisa jadi kotak korek api. Coba ingat, ketika dia bicara begini, "Ngapain sih kamu kerja keras seperti itu, kamu nggak bakalan dipromosikan, kok." Ingat! Mereka adalah kotak korek api. Mereka bisa menghambat perkembangan potensi diri Anda.
Korek api juga bisa berbentuk kondisi tubuh yang kurang sempurna, tingkat pendidikan yang rendah, kemiskinan, usia dan lain sebagianya. Bila semua itu menjadi kotak korek api maka akan menghambat prestasi dan kemampuan anda yang sesungguhnya tidak tercermin dalam aktivitas sehari-hari.
Bila potensi anda yang sesungguhnya ingin muncul, anda harus take action untuk menembus kotak korek api itu. Lihatlah Ucok Baba, dengan tinggi tubuh yang di bawah rata-rata ia mampu menjadi presenter di televisi. Andapun pasti kenal Helen Keller. Dengan mata yang buta, tuli dan "gagu" dia mampu lulus dari Harvard University . Bill Gates tidak menyelesaikan pendidikan sarjananya, namun mampu menjadi "raja" komputer. Andre Wongso, tidak menamatkan sekolah dasar namun mampu menjadi motivator nomor satu di Indonesia .
Contoh lain Meneg BUMN, Bapak Sugiharto, yang pernah menjadi seorang pengasong, tukang parkir dan kuli di Pelabuhan. Kemiskinan tidak menghambatnya untuk terus maju. Bahkan sebelum menjadi menteri beliau pernah menjadi eksekutif di salah satu perusahaan ternama.
Begitu pula dengan Nelson Mandela. Ia menjadi presiden Afrika Selatan setelah usianya lewat 65 tahun. Kolonel Sanders sukses membangun jaringan restoran fast food ketika usianya sudah lebih dari 62 tahun.
Nah, bila anda masih terkungkung dengan kotak korek api, pada hakekatnya anda masih terjajah. Orang-orang seperti Ucok Baba, Helen Keller, Andre Wongso, Sugiharto, Bill Gates dan Nelson Mandela adalah orang yang mampu menembus kungkungan kotak korek api. Merekalah contoh sosok orang yang merdeka, sehingga mampu menembus berbagai keterbatasan.
Selamat berkarya, semoga kita semua bisa menangani kotak-kotak pribadi kita sehingga kita bisa tumbuh menjadi manusia seutuhnya sesuai dengan berkat, karunia dan rencana-Nya.
Cheers,
Ant.
*original sources is unknown, this version is re-written by Antonny Liem
Saturday, December 26, 2009
"YOUNG ON TOP Live" on Kis 95.1fm
Dear Friends,
Setiap menjelang hari RABU jam 7pm WIB, saya selalu deg2an dan excited at the same time karena itulah jamnya "YOUNG ON TOP Live" di Kis 95.1fm.
Pertama on air tanggal 11 November, sungguh sebuah unforgetable monment bagi saya. Meski saya sudah sering memberikan ceramah, diinterview di majalah, radio dan TV, malam itu benar-benar membuat saya ngga percaya dengan apa yang saya akan lakukan. Menjadi penyiar radio aja belum pernah, malam itu saya harus menjadi Host untuk acara radio saya sendiri!
Punya banyak teman penyiar radio, saya tahu betul bahwa untuk diberikan 'show' di Prime Time adalah idaman hampir semua penyiar radio. Menyadari hal ini, maka tidak ada perasaan lain yang saya rasakan kecuali deg2an dan pada saat yang bersamaan, saya sangat bersyukur. Apalagi, sejak siaran perdananya, "YOUNG ON TOP Live" disponsori oleh sebuah perusahaan raksasa, Indosat.
Disinilah contoh nyata bahwa topik-topik yang ditulis di buku "YOUNG ON TOP" saling berkaitan. Think about this: kalau saya tidak 'Do What I Love', mungkin saya tidak akan bisa seperti sekarang ini. Lalu, kalau saya tidak 'Think BIG', mungkin saya tidak akan pernah berpikir untuk memiliki radio show sendiri. Kalau saya tidak memiliki 'Integritas' yang tinggi, saya bisa pastikan bahwa narasumber2 yang saya undang ke show saya pasti tidak akan mau tampil...mana mau orang2 berikut ini ikut berbagi di "YOUNG ON TOP Live" kalau saya punya reputasi yang jelek di karir saya:
- Lisa Luhur-Schad, Presiden Direktur Media Indonesia (November 18, 2009)
- Yoris Sebastian, Chief Creative Officer OMG Creative Consulting (November 25, 2009)
- Agung Laksamana, Senior VP HSBC (Desember 2, 2009)
- Firmanzah, Dean Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (Desember 9, 2009)
- Dendi Danianto, Head of Marketing Communication BCA (Desember 16, 2009)
- Paulus Panggabean, Head of F&B Division MRA Group (Desember 23, 2009)
Dan, masih banyak lagi topik2 yang saya tulis di buku yang menunjang terealisasinya "YOUNG ON TOP Live".
Saya berharap dan akan selalu berharap agar buku "YOUNG ON TOP" dibaca oleh lebih banyak orang, saya juga berharap agar "YOUNG ON TOP Live" didengar oleh lebih banyak Ladies & Gentlemen (panggilan listeners di Kis 95.1fm). WHY? Karena jujur, sejak buku saya diluncurkan bulan April 2009 lalu, makna hidup saya 'bergeser' ke arah yang lebih positif. Yang tadinya saya hanya berpikir untuk meraih kebahagiaan untuk diri sendiri, sekarang saya lebih tergerak untuk lebih banyak berbagi. Hanya satu pengharapan dari semua yang saya lakukan: "To inspire young people to succeed at their young age".
See you ON AIR, next year...tentunya bareng narasumber-narasumber sukses lainnya yang inspiratif.
Be Inspired & Keep the Faith!
Billy Boen
- www.twitter.com/youngontop -
Setiap menjelang hari RABU jam 7pm WIB, saya selalu deg2an dan excited at the same time karena itulah jamnya "YOUNG ON TOP Live" di Kis 95.1fm.
Pertama on air tanggal 11 November, sungguh sebuah unforgetable monment bagi saya. Meski saya sudah sering memberikan ceramah, diinterview di majalah, radio dan TV, malam itu benar-benar membuat saya ngga percaya dengan apa yang saya akan lakukan. Menjadi penyiar radio aja belum pernah, malam itu saya harus menjadi Host untuk acara radio saya sendiri!
Punya banyak teman penyiar radio, saya tahu betul bahwa untuk diberikan 'show' di Prime Time adalah idaman hampir semua penyiar radio. Menyadari hal ini, maka tidak ada perasaan lain yang saya rasakan kecuali deg2an dan pada saat yang bersamaan, saya sangat bersyukur. Apalagi, sejak siaran perdananya, "YOUNG ON TOP Live" disponsori oleh sebuah perusahaan raksasa, Indosat.
Disinilah contoh nyata bahwa topik-topik yang ditulis di buku "YOUNG ON TOP" saling berkaitan. Think about this: kalau saya tidak 'Do What I Love', mungkin saya tidak akan bisa seperti sekarang ini. Lalu, kalau saya tidak 'Think BIG', mungkin saya tidak akan pernah berpikir untuk memiliki radio show sendiri. Kalau saya tidak memiliki 'Integritas' yang tinggi, saya bisa pastikan bahwa narasumber2 yang saya undang ke show saya pasti tidak akan mau tampil...mana mau orang2 berikut ini ikut berbagi di "YOUNG ON TOP Live" kalau saya punya reputasi yang jelek di karir saya:
- Lisa Luhur-Schad, Presiden Direktur Media Indonesia (November 18, 2009)
- Yoris Sebastian, Chief Creative Officer OMG Creative Consulting (November 25, 2009)
- Agung Laksamana, Senior VP HSBC (Desember 2, 2009)
- Firmanzah, Dean Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (Desember 9, 2009)
- Dendi Danianto, Head of Marketing Communication BCA (Desember 16, 2009)
- Paulus Panggabean, Head of F&B Division MRA Group (Desember 23, 2009)
Dan, masih banyak lagi topik2 yang saya tulis di buku yang menunjang terealisasinya "YOUNG ON TOP Live".
Saya berharap dan akan selalu berharap agar buku "YOUNG ON TOP" dibaca oleh lebih banyak orang, saya juga berharap agar "YOUNG ON TOP Live" didengar oleh lebih banyak Ladies & Gentlemen (panggilan listeners di Kis 95.1fm). WHY? Karena jujur, sejak buku saya diluncurkan bulan April 2009 lalu, makna hidup saya 'bergeser' ke arah yang lebih positif. Yang tadinya saya hanya berpikir untuk meraih kebahagiaan untuk diri sendiri, sekarang saya lebih tergerak untuk lebih banyak berbagi. Hanya satu pengharapan dari semua yang saya lakukan: "To inspire young people to succeed at their young age".
See you ON AIR, next year...tentunya bareng narasumber-narasumber sukses lainnya yang inspiratif.
Be Inspired & Keep the Faith!
Billy Boen
- www.twitter.com/youngontop -
KICK ANDY Off Air – Universitas Udayana Bali, 18 Desember 2009
Mengapa hari ini adalah suatu hari yang memorable untuk saya? Kalau tanggal 22 Mei lalu judul buku saya “Young On Top” diangkat menjadi topic di Kick Andy di Metro TV, di Bulan Juni saya diajak untuk berbagi di depan seluruh karyawan Rolling Stone Indonesia yang Presiden Direkturnya adalah Mas Andy, dan di Bulan July saya diajak untuk berbagi ketika Kick Andy Book Club mengadakan bedah buku “Young On Top” di took buku Kinokuniya Plaza Senayan, kali ini saya diajak oleh Kick Andy untuk menjadi salah satu pembicara di Kick Andy Off Air yang diadakan di Universitas Udayana Bali.
Menjadi orang yang kurang dari 1 tahun sudah di’moderator’in alias diinterview 4 kali oleh seorang Andy F. Noya, Host Kick Andy, saya sangat bersyukur dan pada saat yang bersamaan tersanjung.
Ketika diajak ke Bali untuk acara ini, sungguh senang hati saya karena saya memiliki kesempatan untuk ‘pulang’ dan bertemu dengan keluarga saya yang memang tinggal di Bali (mereka tinggal di Bali sejak saya menjadi GM Oakley tahun 2005). Tapi, rasa senang itu bukan semata karena itu tapi karena saya sekali lagi memiliki kesempatan untuk berbagi apa yang saya percaya kepada mereka yang akan datang ke acara Kick Andy Off Air ini. Keyakinan di mana, kalau mau, seseorang bisa mencapai sebuah arti sukses menurut dirinya ketika dia masih muda...atau kalau bahasa saya “kalau bisa sukses di usia muda, kenapa harus nunggu tua?”.
Tapi kilas balik ke acara ini sedikit, saya ternyata sedikit ‘dikerjain’ sama tim dari Kick Andy. Di tiket yang dititipin oleh mereka ke Mas Andy yang kemudian disampaikan ke saya tertulis JKT – DPS tgl 17 Desember, GA 402 jam 07.00 WIB. Tgl 16 Desembernya saya pulang dari kantor Rolling Stone jam 23.00 karena ada acara peluncuran album kemanusiaan Palang Merah Indonesia (PMI). Sampe di apartement, langsung packing dan tidur. Alarm saya set di jam 05.00, karena saya rencana bangun jam segitu, siap-siap 30 menit, dan berangkat ke airport. Menurut perhitungan, saya akan sampai jam 06.00, cukuplah untuk check in kemudian ‘santai’ sebentar di lounge Garuda Indonesia cukup nyaman menurut saya. Semua sesuai schedule, malah saya sampai airport jam 05.50! Saya pun menunggu di Garuda lounge, menikmati santapan yang disediakan. Sampai jam 06.45, saya bingung karena penumpang GA 402 belum juga dipanggil untuk boarding! Begitu saya lihat boarding pass saya, ternyata waktu untuk boarding baru jam 08.15. Ternyata...saya yang salah karena ketika dikasih tiketnya sama Mas Andy, di amplop tiketnya sudah ditulis bahwa ternyata pesawatnya berubah ke jam 08.45.
Kali ini, saya datang ke Universitas Udayana diantar oleh my family. Sesampai di sana, ternyata sudah ada ribuan orang menunggu di luar. Kami langsung dijamu dan menunggu di ruang tunggu. Saya tanya ke panitia, ada berapa orang yang datang. Mereka bilang ada sekitar 3,000 orang yang datang; dari sekitar 4,000 orang yang daftar!
Senang rasanya ketika menunggu di ruang tunggu, saya berkesempatan bertemu dengan one of my best friends, Yoris Sebastian. Saya juga ketemu lagi dengan Endah dan Rhesa, pasangan suami istri baru yang selalu dalam penampilan panggungnya memukau. Pertama kali juga saya bertemu Nugie “Lentera Jiwa” dan Rama Aditya, seorang buta yang memiliki talenta yang luar biasa. Hari itu Rama berpakaian layaknya seorang Jedi dalam film Star Wards lengkap dengan lightsaber-nya. Mata anak saya, James, langsung terbelalak dan seolah ngomong, “Boleh pinjem ngga lightsaber-nya?” he he he, akhirnya mereka sempat saling berpedang-pedang ria. Sebelum acara mulai, kamipun semua dibrief oleh sang produser, tanpa terkecuali, Mas Andypun harus menyimak program rundown-nya.
Ketika waktu menunjukkan pukul 14.00, acarapun dimulai. Seperti biasa, lawakan lucu dilontarkan oleh Mas Andy. Tidak lama kemudian dia memanggil Nugie untuk berbagi. Sungguh, lagu “Lentera Jiwa” yang ia lantunkan adalah pengalaman pribadinya yang juga dirasakan oleh sebagian besar anak muda jaman sekarang. FYI, Nugie diminta oleh orang tuanya untuk bekerja sebagai pegawai negeri, namun hatinya berontak dan dialah yang menentukan jalan hidupnya sehingga dia bisa seperti hari ini, seorang musisi sukses yang telah touched so many lives in positive ways. Setelah Nugie berbagi selama 30 menit di stage, dia pun melantunkan lagu “Lentera Jiwa”nya. Sungguh sebuah lagu yang indah...
Setelah itu, giliran saya yang dipanggil ke panggung. Saya merinding ketika Mas Andy memperkenalkan sedikit tentang saya sebelum memanggil saya. Dia bilang, “Inilah anak muda yang luar biasa, dan jujur, saya adalah pengagumnya.” Saya pun ke panggung sambil memegang ‘si buku kuning’. Tujuan saya hari itu hanya satu, ‘to inspire mahasiswa/i Universitas Udayana, dan yang datang hari itu untuk percaya bahwa kalau mau sukses tidak usah menunggu tua’. Saya mau khususnya mahasiswa/i untuk segera menyelesaikan kuliahnya sehingga bisa cepat untuk terjun ke masyarakat dan berbakti untuk Negara.
Yoris kemudian dipanggil ke atas panggung, dan seperti biasa, dia diperkenalkan sebagai salah satu orang paling kreatif di negeri ini. Apa yang dia ‘bagikan’ kepada kita semua adalah untuk tidak berhenti menjadi orang yang kreatif. Setelah di umurnya yang muda sekarang ini dia memimpin perusahaannya sendiri, dia juga merupakan anak muda yang tidak sungkan-sungkan untuk berbagi kepada generasi muda...
Disetiap ‘break’, Endah dan Rhesa menghibur para audience dengan performance-nya yang luar biasa. Ngga akan pernah bosan kayanya ngeliat apa yang disuguhkan mereka berdua! Nah, narasumber terakhir adalah Rama. Sungguh seorang individual yang penuh dengan confident level yang tinggi. Dia memiliki karakter yang lucu pula! Kita semua dibuat tertawa dan pada saat yang bersamaan juga dibuat berdecak kagum! Koq bisa? Jelas aja, dia sekarang ini adalah seorang sound engineer dan sudah ditunjuk oleh Nintendo dari Jepang untuk mengisi lagu game-game-nya Nintendo, salah satunya Mario Bros!
Setelah Rama berbagi, sesi tanya jawabpun dibuka dan langsung puluhan tangan naik ke udara. Satu-satu pertanyaan kami coba jawab. Semoga jawaban-jawaban Nugie, saya, Yoris, dan Rama berhasil menginspirasi mereka yang memadati aula Universitas Udayana.
Saya pun minta untuk di-excuse duluan karena harus pulang ke Jakarta. Saya pun harus pergi meninggalkan panggung 15 menit sebelum acara berakhir, sementara teman-teman yang lain masih mencoba menjawab ‘ribuan’ pertanyaan yang masih dilemparkan ke panggung.
Sungguh pengalaman yang luar biasa. Saya berharap semoga Kick Andy bisa ber-off air ria di lebih banyak kota di Indonesia di 2010 dan beyond. Senang rasanya ketika kita bisa berbagi dan menginspirasi anak-anak muda yang ingin maju.
Ingat,...“Kalau kita tidak tahu mau ke mana, kita tidak akan ke mana-mana” dan “Kalau bisa sukses di usia muda, kenapa mesti nunggu tua?”
Be Inspired...
Billy Boen
- www.twitter.com/youngontop -
Menjadi orang yang kurang dari 1 tahun sudah di’moderator’in alias diinterview 4 kali oleh seorang Andy F. Noya, Host Kick Andy, saya sangat bersyukur dan pada saat yang bersamaan tersanjung.
Ketika diajak ke Bali untuk acara ini, sungguh senang hati saya karena saya memiliki kesempatan untuk ‘pulang’ dan bertemu dengan keluarga saya yang memang tinggal di Bali (mereka tinggal di Bali sejak saya menjadi GM Oakley tahun 2005). Tapi, rasa senang itu bukan semata karena itu tapi karena saya sekali lagi memiliki kesempatan untuk berbagi apa yang saya percaya kepada mereka yang akan datang ke acara Kick Andy Off Air ini. Keyakinan di mana, kalau mau, seseorang bisa mencapai sebuah arti sukses menurut dirinya ketika dia masih muda...atau kalau bahasa saya “kalau bisa sukses di usia muda, kenapa harus nunggu tua?”.
Tapi kilas balik ke acara ini sedikit, saya ternyata sedikit ‘dikerjain’ sama tim dari Kick Andy. Di tiket yang dititipin oleh mereka ke Mas Andy yang kemudian disampaikan ke saya tertulis JKT – DPS tgl 17 Desember, GA 402 jam 07.00 WIB. Tgl 16 Desembernya saya pulang dari kantor Rolling Stone jam 23.00 karena ada acara peluncuran album kemanusiaan Palang Merah Indonesia (PMI). Sampe di apartement, langsung packing dan tidur. Alarm saya set di jam 05.00, karena saya rencana bangun jam segitu, siap-siap 30 menit, dan berangkat ke airport. Menurut perhitungan, saya akan sampai jam 06.00, cukuplah untuk check in kemudian ‘santai’ sebentar di lounge Garuda Indonesia cukup nyaman menurut saya. Semua sesuai schedule, malah saya sampai airport jam 05.50! Saya pun menunggu di Garuda lounge, menikmati santapan yang disediakan. Sampai jam 06.45, saya bingung karena penumpang GA 402 belum juga dipanggil untuk boarding! Begitu saya lihat boarding pass saya, ternyata waktu untuk boarding baru jam 08.15. Ternyata...saya yang salah karena ketika dikasih tiketnya sama Mas Andy, di amplop tiketnya sudah ditulis bahwa ternyata pesawatnya berubah ke jam 08.45.
Kali ini, saya datang ke Universitas Udayana diantar oleh my family. Sesampai di sana, ternyata sudah ada ribuan orang menunggu di luar. Kami langsung dijamu dan menunggu di ruang tunggu. Saya tanya ke panitia, ada berapa orang yang datang. Mereka bilang ada sekitar 3,000 orang yang datang; dari sekitar 4,000 orang yang daftar!
Senang rasanya ketika menunggu di ruang tunggu, saya berkesempatan bertemu dengan one of my best friends, Yoris Sebastian. Saya juga ketemu lagi dengan Endah dan Rhesa, pasangan suami istri baru yang selalu dalam penampilan panggungnya memukau. Pertama kali juga saya bertemu Nugie “Lentera Jiwa” dan Rama Aditya, seorang buta yang memiliki talenta yang luar biasa. Hari itu Rama berpakaian layaknya seorang Jedi dalam film Star Wards lengkap dengan lightsaber-nya. Mata anak saya, James, langsung terbelalak dan seolah ngomong, “Boleh pinjem ngga lightsaber-nya?” he he he, akhirnya mereka sempat saling berpedang-pedang ria. Sebelum acara mulai, kamipun semua dibrief oleh sang produser, tanpa terkecuali, Mas Andypun harus menyimak program rundown-nya.
Ketika waktu menunjukkan pukul 14.00, acarapun dimulai. Seperti biasa, lawakan lucu dilontarkan oleh Mas Andy. Tidak lama kemudian dia memanggil Nugie untuk berbagi. Sungguh, lagu “Lentera Jiwa” yang ia lantunkan adalah pengalaman pribadinya yang juga dirasakan oleh sebagian besar anak muda jaman sekarang. FYI, Nugie diminta oleh orang tuanya untuk bekerja sebagai pegawai negeri, namun hatinya berontak dan dialah yang menentukan jalan hidupnya sehingga dia bisa seperti hari ini, seorang musisi sukses yang telah touched so many lives in positive ways. Setelah Nugie berbagi selama 30 menit di stage, dia pun melantunkan lagu “Lentera Jiwa”nya. Sungguh sebuah lagu yang indah...
Setelah itu, giliran saya yang dipanggil ke panggung. Saya merinding ketika Mas Andy memperkenalkan sedikit tentang saya sebelum memanggil saya. Dia bilang, “Inilah anak muda yang luar biasa, dan jujur, saya adalah pengagumnya.” Saya pun ke panggung sambil memegang ‘si buku kuning’. Tujuan saya hari itu hanya satu, ‘to inspire mahasiswa/i Universitas Udayana, dan yang datang hari itu untuk percaya bahwa kalau mau sukses tidak usah menunggu tua’. Saya mau khususnya mahasiswa/i untuk segera menyelesaikan kuliahnya sehingga bisa cepat untuk terjun ke masyarakat dan berbakti untuk Negara.
Yoris kemudian dipanggil ke atas panggung, dan seperti biasa, dia diperkenalkan sebagai salah satu orang paling kreatif di negeri ini. Apa yang dia ‘bagikan’ kepada kita semua adalah untuk tidak berhenti menjadi orang yang kreatif. Setelah di umurnya yang muda sekarang ini dia memimpin perusahaannya sendiri, dia juga merupakan anak muda yang tidak sungkan-sungkan untuk berbagi kepada generasi muda...
Disetiap ‘break’, Endah dan Rhesa menghibur para audience dengan performance-nya yang luar biasa. Ngga akan pernah bosan kayanya ngeliat apa yang disuguhkan mereka berdua! Nah, narasumber terakhir adalah Rama. Sungguh seorang individual yang penuh dengan confident level yang tinggi. Dia memiliki karakter yang lucu pula! Kita semua dibuat tertawa dan pada saat yang bersamaan juga dibuat berdecak kagum! Koq bisa? Jelas aja, dia sekarang ini adalah seorang sound engineer dan sudah ditunjuk oleh Nintendo dari Jepang untuk mengisi lagu game-game-nya Nintendo, salah satunya Mario Bros!
Setelah Rama berbagi, sesi tanya jawabpun dibuka dan langsung puluhan tangan naik ke udara. Satu-satu pertanyaan kami coba jawab. Semoga jawaban-jawaban Nugie, saya, Yoris, dan Rama berhasil menginspirasi mereka yang memadati aula Universitas Udayana.
Saya pun minta untuk di-excuse duluan karena harus pulang ke Jakarta. Saya pun harus pergi meninggalkan panggung 15 menit sebelum acara berakhir, sementara teman-teman yang lain masih mencoba menjawab ‘ribuan’ pertanyaan yang masih dilemparkan ke panggung.
Sungguh pengalaman yang luar biasa. Saya berharap semoga Kick Andy bisa ber-off air ria di lebih banyak kota di Indonesia di 2010 dan beyond. Senang rasanya ketika kita bisa berbagi dan menginspirasi anak-anak muda yang ingin maju.
Ingat,...“Kalau kita tidak tahu mau ke mana, kita tidak akan ke mana-mana” dan “Kalau bisa sukses di usia muda, kenapa mesti nunggu tua?”
Be Inspired...
Billy Boen
- www.twitter.com/youngontop -
Monday, December 14, 2009
YOT @ Universitas Gajah Mada
Dear Friends, here's my journal ke UGM, Jogja:
Setelah 1 tahun 2 bulan ngga ke Jojga (waktu itu juga cuma mampir 2 jam makan gudeg di Malioboro, setelah nyetir lebih dari 14 jam dari Jakarta, otw ke Bali), akhirnya hari ini, tgl 14 Desember, saya menapakkan kaki saya di sini. Meski sudah pernah ke Jogja berkali2, baru kali ini masuk Jogja lewat Bandar Udara Adi Sucipto.
Begitu mendarat, karena 25 menit dibelakang schedule, saya dijemput dan langsung dibawa ke UGM oleh Anggun dan Rheda (sori kalau salah, nama ketuker2 soalnya). Perjalanan 30 menit dari airpot ke UGM.
Sampai di UGM, saya langsung dibawa ke backstage dan ketemu dengan Genta sang moderator. Ngobrol panjang lebar juga sama sang ketua, Satrio. Karena keasikan, ngga berasa sudah 25 menit dan waktuya untuk naik ke stage.
Di awal2 sudah banyak canda tawa, karena microfon yg digunakan bunyinya kaya toa alias ngga jelas, ngerubah bunyi suara kita jadi kaya robot. Meski demikian, suasana jadi lebih santai; what' a good start in my opinion.
Selama 1 jam, saya lebih banyak bercerita tentang who i am dan bagaimana saya bisa sampai seperti sekarang yang semoga inspiring untuk didengar. 1 jam berikutnya, giliran saya dibantai dengan segudang pertanyaan, ada yang general sampai ada yang benar2 kritis!
- Bagaimana menyikapi pemikiran outside the box ketika waktu tidak ada di pihak kita?
- Siapa orang yg paling menginfluence BB? Apa yang belum BB capai?
- Apa yang membedakan buku YOT dengan buku2 kiat-kiat sukses lainnya? (Kalian yang bantu jawab deh...)
- Apakah kita harus terima sebuah tawaran (opportunity) yang 'bukan gua banget'?
- Bagaiman menyikapi orang yg lebih tua, karena biasanya anak muda dipandang sebelah mata?
- Apa nasehat2 untuk penulisan CV; dalam proses mencari kerja?
- BB ingin dikenal sebagai apa? (ngga pengen dikenal orang, yg penting message yg saya share di buku bisa menjangkau lebih banyak orang lagi supaya makin banyak anak2 muda yang sukses!)
- Apa kegagalan yang pernah BB alami, gimana menyikapinya?
- Dsb
Setelah sesi Q&A selesai, giliran autograph signing session dan dilanjutkan dengan photo session. Ketika jam menunjukkan pukul 16.00, saya langsung 'diusir' (alias disuruh buru2 ke airport) karena pesawat saya kalau tidak delay akan take off jam 17.35. Ehh, pesawatnya delay sampe jam 17.55. Tapi ngga papa, saya jadi ada waktu untuk nulis blog ini. :D There's always something useful to do IF you choose to do such thing!
Well, perasaan bahagia selalu saya rasakan ketika saya diberikan dan mampu untuk berbagi. I am blessed (bersyukur) dan my hope is still the same; hope to inspire more youth and to see them ON TOP one day!
THANKS UGM!
BB
Setelah 1 tahun 2 bulan ngga ke Jojga (waktu itu juga cuma mampir 2 jam makan gudeg di Malioboro, setelah nyetir lebih dari 14 jam dari Jakarta, otw ke Bali), akhirnya hari ini, tgl 14 Desember, saya menapakkan kaki saya di sini. Meski sudah pernah ke Jogja berkali2, baru kali ini masuk Jogja lewat Bandar Udara Adi Sucipto.
Begitu mendarat, karena 25 menit dibelakang schedule, saya dijemput dan langsung dibawa ke UGM oleh Anggun dan Rheda (sori kalau salah, nama ketuker2 soalnya). Perjalanan 30 menit dari airpot ke UGM.
Sampai di UGM, saya langsung dibawa ke backstage dan ketemu dengan Genta sang moderator. Ngobrol panjang lebar juga sama sang ketua, Satrio. Karena keasikan, ngga berasa sudah 25 menit dan waktuya untuk naik ke stage.
Di awal2 sudah banyak canda tawa, karena microfon yg digunakan bunyinya kaya toa alias ngga jelas, ngerubah bunyi suara kita jadi kaya robot. Meski demikian, suasana jadi lebih santai; what' a good start in my opinion.
Selama 1 jam, saya lebih banyak bercerita tentang who i am dan bagaimana saya bisa sampai seperti sekarang yang semoga inspiring untuk didengar. 1 jam berikutnya, giliran saya dibantai dengan segudang pertanyaan, ada yang general sampai ada yang benar2 kritis!
- Bagaimana menyikapi pemikiran outside the box ketika waktu tidak ada di pihak kita?
- Siapa orang yg paling menginfluence BB? Apa yang belum BB capai?
- Apa yang membedakan buku YOT dengan buku2 kiat-kiat sukses lainnya? (Kalian yang bantu jawab deh...)
- Apakah kita harus terima sebuah tawaran (opportunity) yang 'bukan gua banget'?
- Bagaiman menyikapi orang yg lebih tua, karena biasanya anak muda dipandang sebelah mata?
- Apa nasehat2 untuk penulisan CV; dalam proses mencari kerja?
- BB ingin dikenal sebagai apa? (ngga pengen dikenal orang, yg penting message yg saya share di buku bisa menjangkau lebih banyak orang lagi supaya makin banyak anak2 muda yang sukses!)
- Apa kegagalan yang pernah BB alami, gimana menyikapinya?
- Dsb
Setelah sesi Q&A selesai, giliran autograph signing session dan dilanjutkan dengan photo session. Ketika jam menunjukkan pukul 16.00, saya langsung 'diusir' (alias disuruh buru2 ke airport) karena pesawat saya kalau tidak delay akan take off jam 17.35. Ehh, pesawatnya delay sampe jam 17.55. Tapi ngga papa, saya jadi ada waktu untuk nulis blog ini. :D There's always something useful to do IF you choose to do such thing!
Well, perasaan bahagia selalu saya rasakan ketika saya diberikan dan mampu untuk berbagi. I am blessed (bersyukur) dan my hope is still the same; hope to inspire more youth and to see them ON TOP one day!
THANKS UGM!
BB
Friday, December 11, 2009
YOT Campus Roadshow 2009 berakhir di Universitas Padjajaran - Jatinangor
Dear Friends,
Setelah YOT Campus Roadshow bersama Kis 95.1fm Jakarta dimulai pada bulan Puasa lalu, tepatnya tgl 5 September di Fisip Universitas Indonesia, akhirnya kemarin, tgl 10 Desember berakhir di Fakultas Manajemen Komunikasi Universitas Padjajaran-Jatinangor.
Saya akan mencoba kilas balik pengalaman yg tidak akan terlupakan ini. 1 hari sebelum datang ke Fisip UI, saya mengadakan technical meeting dengan tim dari Kis Fm di studio. Jujur kala itu kami semua masih belum tahu mesti ngapain dan siapa yang akan menjadi moderator/co-host acara ini. Ngga inget siapa yang memanggil, tiba-tiba ada cowo masuk ke ruang meeting dengan muka 'cengo' alias ngga tau apa-apa. Namanya Steve Rock. Ngeliat stylenya yang cuek dan 'anak muda banget', saya langsung tidak keberatan untuk dia yang jadi moderator/co-host untuk di Fisip UI.
Besokannya di aula Fisip UI, Steve nyamperin saya dan bilang 'your book is sick, man!' Karena belon tau dia itu seperti apa, saya sempet berpikir 'sick' itu artinya bagus atau jelek ya? Karena emang bisa diartikan 2 macam. Ternyata, yang dia maksud adalah bagus banget. Dia baru baca YOT jam 1 pagi dan dia sangat setuju dengan isi buku YOT tersebut. Dari situlah chemistry saya-Steve-YOT Campus Roadshow terbentuk.
Audience Fisip UI benar-benar memukau, dengan total attendees sekitar 160 mahasiswa/i, ruang aula benar-benar 'hidup'. Thanks to Fajar yang mengundang saya lewat FB.
YOT Campus Roadshow ke-2, kami menghampiri sekali lagi...UI tapi kali ini jurusan Fakultas Ilmu Komputer (Fasilkom). Karena aulanya sedang direnov, kami disediakan ruangan untuk kapasitas sekitar 60 orang. Yang membuat saya excited kala itu adalah ketika tahu bahwa ternyata hari itu juga ada seminar di Fasilkom dan 2 Professor yang membawakan seminar tersebut dari almamater saya: Utah State University! Sebelum acara saya mulai, saya sempat ngobrol-ngobrol sambil bernostalgia tentang kota Logan. Hmmm, miss the place.
Oh ya, my Mom dan Dad tanpa disangka datang ke Fasilkom. Mereka datang dengan temannya yang juga Professor di UI. Kami sempat ngobrol-ngobrol sebentar sampai akhirnya saya pun harus memulai talkshownya. Ruang 'aula sementara' Fasilkom pun dipadati mahasiswa/i yang dari awal sampai habis tidak bangun dari tempat duduknya. Thanks to Penny yang sudah mengundang saya ke Fasilkom UI.
Kami kemudian mengunjungi Universitas Binus. Kali ini yang mendampingi saya adalah Deedee Coal karena Steve berhalangan. Kampus Binus emang benar-benar menakjubkan. Aulanya seperti gedung bioskop lengkap dengan lampu sorot, sound system, projector screen, pokoknya keren banget. Namun sayang, dari aula dengan kapasitas 400 orang, yang hadir hanya sekitar 120an orang. Bagaimanapun juga, saya senang koq bisa berbagi di Binus.
IBII merupakan kampus ke-4 yang kami datangi. Agak berbeda dari yang sudah-sudah, kali ini kami on air di Kis fm jam 10am. Kayanya waktu itu saya 'belum bangun banget' deh. ha ha just kidding. Yang membedakan acara ini dari YOT Campus Roadshow yang lain adalah di sesi ke-2nya dimana mereka juga mengundang PR KFC dan owner Party Organizer, seorang anak muda berumur 20tahun. Sungguh menarik ketika kedua orang ini menjawab berbagai pertanyaan yang dilontarkan mahasiswa/i. Saya pun belajar dari jawaban-jawaban mereka.
Nah, kampus ke-5 adalah 'the legendary' IPB di Bogor. Karena dari pas technical meetingnya sudah diwanti-wanti bahwa kampusnya jauh banget, jadi saya pergi dari rumah jam 9.30am, padahal acaranya baru mulai jam 1.30. Saya pikir, "masa sih 4 jam ngga cukup?" Eh bener, ternyata 4 jam itu cukup, malah jauh dari cukup karena saya sampai sana jam 11.30am alias hanya 2 jam dari rumah ke IPB! itu juga setelah 3 kali nanya jalan dan sempat kesasar.
Ketika nunggu lama, saya ditemani oleh teman-teman mahasiswa/i di sana. Saya juga sempat ngobrol sama Mba Yuni, PAnya Anang (Anang-nya Krisdayanti). :D Anyway, senang dengar mahasiswa/i IPB dari sebelum lulus sudah punya dream, ada yang ingin punya restaurant tapi rencananya mau kerja ngumpulin duit untuk modal baru buka usahanya. Saya bilang jangan karena duit yang ditabung tidak akan pernah cukup untuk buat modal usaha. Malah nanti dia pas sudah makin tua, keberanian makin kurang dan sudah ada di comfort zone; ujung-ujungnya? Ya ngga jadi buka restaurant. So, my advise untuk cari tahu dari sekarang apa aja yang dibutuhkan selain modal (kompetitor, menu, dll) dan cari investor! Apakah itu teman-teman patungan, dll.
Ketika acara mulai, senang pas tahu ada juga ternyata orang dari luar IPB yang beli tiket untuk bisa ikutan talkshow ini. Mereka juga sangat antusias untuk bertanya. Seneng deh pokoknya, apalagi saya ditemani oleh Brenda Clay yang merupakan teman lama saya di Kis sejak tahun 2001! Steve sekali lagi berhalangan hadir untuk acara di IPB. Uuuh!
Nah di rangkaian terakhir adalah di Fakultas Manajemen Komunikasi Universitas Padjajaran-Jatinangor. Ceritanya ini agak lucu. Gini...di bulan September lalu saya berbicara di depan Perhumas Muda Indonesia. Ketika di sana saya berkenalan dengan mahasiswa/i, salah satunya adalah Shitta, mahasiswa Humas UnPad. Dialah yang kemudian menganjurkan kepada Fakultasnya untuk ngundang saya bicara di Humas UnPad. Saya setuju dan segera direncanakan untuk di bulan Desember. Eh, beberapa minggu lalu, saya dan Kis Fm dikabari bahwa aulanya sudah keburu direserved oleh Fakultas Manajemen Komunikasi.
Buat saya, fakultas mana saja sama; saya siap untuk berbagi kepada siapa yang mau mendengarkan. Jadilah akhirnya sempat tarik-menarik, dan yang akhirnya dimenangkan oleh ManKom. Jadi kemarin saya bicara di depan Manajemen Komunikasi dan saya sangat puas dengan audience yang ada.
Seperti biasa, sebelum on air, Steve 'melatih' audience...ketika Steve bilang "Be Inspired!" audience diharapkan teriak "Keep The Faith", yang memang merupakan tag line YOT dengan Kis Fm. Nah kemarin di ManKom, di latihan pertama...mereka langsung dengan antusiasnya teriak super sangat keras sekali "Keep The Faith" right after Steve bilang "Be Inspired". Wah, seneng banget rasanya. Dan benar, sepanjang talkshow, mereka sangat antusias. Ngga heran ketika dibuka sesi tanya jawab, banyak tangan yang naik ke udara!
Sesi tanya jawab yang awalnya hanya disiapkan 30 menit, akhirnya harus berkembang sampai hampir 1 jam, itupun setelah kami batasi jumlah penanyanya. Sungguh, ManKom memberikan saya dan Kis Fm sebuah motivasi untuk berbagi ke lebih banyak universitas lagi di tahun 2010!
Pada kesempatan ini saya ingin ngucapin THANKS A LOT kepada Crew Kis 95.1fm Jakarta (Jati, Andri, Steve Rock, Brenda Clay, Deedee Coal, Sarah, Fajar, Heri, Indra, Dani, dan lain-lain), juga kepada sponsor kami: Citibank dan Indosat, dan kepada Fisip UI, Fasilkom UI, Binus, IBII, IPB, dan ManKom UnPad!
Itulah 'sekilas' journal YOT Campus Roadshow 2009 saya bersama Kis 95.1fm; hope to see you all again di '100 Kampus YOT Campus Roadshow 2010'! Yes,...we dream BIG: 100 kampus!!!
Be Inspired, Keep the Faith!
See you all ON TOP!
Billy Boen
www.twitter.com/youngontop
Setelah YOT Campus Roadshow bersama Kis 95.1fm Jakarta dimulai pada bulan Puasa lalu, tepatnya tgl 5 September di Fisip Universitas Indonesia, akhirnya kemarin, tgl 10 Desember berakhir di Fakultas Manajemen Komunikasi Universitas Padjajaran-Jatinangor.
Saya akan mencoba kilas balik pengalaman yg tidak akan terlupakan ini. 1 hari sebelum datang ke Fisip UI, saya mengadakan technical meeting dengan tim dari Kis Fm di studio. Jujur kala itu kami semua masih belum tahu mesti ngapain dan siapa yang akan menjadi moderator/co-host acara ini. Ngga inget siapa yang memanggil, tiba-tiba ada cowo masuk ke ruang meeting dengan muka 'cengo' alias ngga tau apa-apa. Namanya Steve Rock. Ngeliat stylenya yang cuek dan 'anak muda banget', saya langsung tidak keberatan untuk dia yang jadi moderator/co-host untuk di Fisip UI.
Besokannya di aula Fisip UI, Steve nyamperin saya dan bilang 'your book is sick, man!' Karena belon tau dia itu seperti apa, saya sempet berpikir 'sick' itu artinya bagus atau jelek ya? Karena emang bisa diartikan 2 macam. Ternyata, yang dia maksud adalah bagus banget. Dia baru baca YOT jam 1 pagi dan dia sangat setuju dengan isi buku YOT tersebut. Dari situlah chemistry saya-Steve-YOT Campus Roadshow terbentuk.
Audience Fisip UI benar-benar memukau, dengan total attendees sekitar 160 mahasiswa/i, ruang aula benar-benar 'hidup'. Thanks to Fajar yang mengundang saya lewat FB.
YOT Campus Roadshow ke-2, kami menghampiri sekali lagi...UI tapi kali ini jurusan Fakultas Ilmu Komputer (Fasilkom). Karena aulanya sedang direnov, kami disediakan ruangan untuk kapasitas sekitar 60 orang. Yang membuat saya excited kala itu adalah ketika tahu bahwa ternyata hari itu juga ada seminar di Fasilkom dan 2 Professor yang membawakan seminar tersebut dari almamater saya: Utah State University! Sebelum acara saya mulai, saya sempat ngobrol-ngobrol sambil bernostalgia tentang kota Logan. Hmmm, miss the place.
Oh ya, my Mom dan Dad tanpa disangka datang ke Fasilkom. Mereka datang dengan temannya yang juga Professor di UI. Kami sempat ngobrol-ngobrol sebentar sampai akhirnya saya pun harus memulai talkshownya. Ruang 'aula sementara' Fasilkom pun dipadati mahasiswa/i yang dari awal sampai habis tidak bangun dari tempat duduknya. Thanks to Penny yang sudah mengundang saya ke Fasilkom UI.
Kami kemudian mengunjungi Universitas Binus. Kali ini yang mendampingi saya adalah Deedee Coal karena Steve berhalangan. Kampus Binus emang benar-benar menakjubkan. Aulanya seperti gedung bioskop lengkap dengan lampu sorot, sound system, projector screen, pokoknya keren banget. Namun sayang, dari aula dengan kapasitas 400 orang, yang hadir hanya sekitar 120an orang. Bagaimanapun juga, saya senang koq bisa berbagi di Binus.
IBII merupakan kampus ke-4 yang kami datangi. Agak berbeda dari yang sudah-sudah, kali ini kami on air di Kis fm jam 10am. Kayanya waktu itu saya 'belum bangun banget' deh. ha ha just kidding. Yang membedakan acara ini dari YOT Campus Roadshow yang lain adalah di sesi ke-2nya dimana mereka juga mengundang PR KFC dan owner Party Organizer, seorang anak muda berumur 20tahun. Sungguh menarik ketika kedua orang ini menjawab berbagai pertanyaan yang dilontarkan mahasiswa/i. Saya pun belajar dari jawaban-jawaban mereka.
Nah, kampus ke-5 adalah 'the legendary' IPB di Bogor. Karena dari pas technical meetingnya sudah diwanti-wanti bahwa kampusnya jauh banget, jadi saya pergi dari rumah jam 9.30am, padahal acaranya baru mulai jam 1.30. Saya pikir, "masa sih 4 jam ngga cukup?" Eh bener, ternyata 4 jam itu cukup, malah jauh dari cukup karena saya sampai sana jam 11.30am alias hanya 2 jam dari rumah ke IPB! itu juga setelah 3 kali nanya jalan dan sempat kesasar.
Ketika nunggu lama, saya ditemani oleh teman-teman mahasiswa/i di sana. Saya juga sempat ngobrol sama Mba Yuni, PAnya Anang (Anang-nya Krisdayanti). :D Anyway, senang dengar mahasiswa/i IPB dari sebelum lulus sudah punya dream, ada yang ingin punya restaurant tapi rencananya mau kerja ngumpulin duit untuk modal baru buka usahanya. Saya bilang jangan karena duit yang ditabung tidak akan pernah cukup untuk buat modal usaha. Malah nanti dia pas sudah makin tua, keberanian makin kurang dan sudah ada di comfort zone; ujung-ujungnya? Ya ngga jadi buka restaurant. So, my advise untuk cari tahu dari sekarang apa aja yang dibutuhkan selain modal (kompetitor, menu, dll) dan cari investor! Apakah itu teman-teman patungan, dll.
Ketika acara mulai, senang pas tahu ada juga ternyata orang dari luar IPB yang beli tiket untuk bisa ikutan talkshow ini. Mereka juga sangat antusias untuk bertanya. Seneng deh pokoknya, apalagi saya ditemani oleh Brenda Clay yang merupakan teman lama saya di Kis sejak tahun 2001! Steve sekali lagi berhalangan hadir untuk acara di IPB. Uuuh!
Nah di rangkaian terakhir adalah di Fakultas Manajemen Komunikasi Universitas Padjajaran-Jatinangor. Ceritanya ini agak lucu. Gini...di bulan September lalu saya berbicara di depan Perhumas Muda Indonesia. Ketika di sana saya berkenalan dengan mahasiswa/i, salah satunya adalah Shitta, mahasiswa Humas UnPad. Dialah yang kemudian menganjurkan kepada Fakultasnya untuk ngundang saya bicara di Humas UnPad. Saya setuju dan segera direncanakan untuk di bulan Desember. Eh, beberapa minggu lalu, saya dan Kis Fm dikabari bahwa aulanya sudah keburu direserved oleh Fakultas Manajemen Komunikasi.
Buat saya, fakultas mana saja sama; saya siap untuk berbagi kepada siapa yang mau mendengarkan. Jadilah akhirnya sempat tarik-menarik, dan yang akhirnya dimenangkan oleh ManKom. Jadi kemarin saya bicara di depan Manajemen Komunikasi dan saya sangat puas dengan audience yang ada.
Seperti biasa, sebelum on air, Steve 'melatih' audience...ketika Steve bilang "Be Inspired!" audience diharapkan teriak "Keep The Faith", yang memang merupakan tag line YOT dengan Kis Fm. Nah kemarin di ManKom, di latihan pertama...mereka langsung dengan antusiasnya teriak super sangat keras sekali "Keep The Faith" right after Steve bilang "Be Inspired". Wah, seneng banget rasanya. Dan benar, sepanjang talkshow, mereka sangat antusias. Ngga heran ketika dibuka sesi tanya jawab, banyak tangan yang naik ke udara!
Sesi tanya jawab yang awalnya hanya disiapkan 30 menit, akhirnya harus berkembang sampai hampir 1 jam, itupun setelah kami batasi jumlah penanyanya. Sungguh, ManKom memberikan saya dan Kis Fm sebuah motivasi untuk berbagi ke lebih banyak universitas lagi di tahun 2010!
Pada kesempatan ini saya ingin ngucapin THANKS A LOT kepada Crew Kis 95.1fm Jakarta (Jati, Andri, Steve Rock, Brenda Clay, Deedee Coal, Sarah, Fajar, Heri, Indra, Dani, dan lain-lain), juga kepada sponsor kami: Citibank dan Indosat, dan kepada Fisip UI, Fasilkom UI, Binus, IBII, IPB, dan ManKom UnPad!
Itulah 'sekilas' journal YOT Campus Roadshow 2009 saya bersama Kis 95.1fm; hope to see you all again di '100 Kampus YOT Campus Roadshow 2010'! Yes,...we dream BIG: 100 kampus!!!
Be Inspired, Keep the Faith!
See you all ON TOP!
Billy Boen
www.twitter.com/youngontop
Tuesday, December 8, 2009
How To Get a Job?!
Dear Friends,
Mungkin ini adalah pertanyaan yg paling banyak ada di pikiran banyak masyarakat Indonesia (bahkan dunia) saat ini. Ketika krisis global melahap dunia sejak Q3 2008 lalu, banyak yang kena PHK. "Beruntung" kita yang di Indonesia, kita masih 'tidak' merasakan impactnya sebesar mereka yang ada di Amerika. Untuk pertama kalinya angka pengangguran mencapai double digits di sana. Kalau di Indonesia, emang sudah dari dulu kaya gitu...
Jadi,...yang selama ini saya coba dengung2kan ke telinga dan pemikiran kaum muda Indonesia bahwa 'terinspirasilah untuk bisa sukses di usia muda' tampaknya 'susah'. Mungkin bagi sebagian orang berpikir "gimana mau sukses di usia muda, dapet kerja aja susah!". Jadi, mungkin saya harus melangkah mundur satu step untuk menginspirasi mereka yang sedang berjuang untuk bisa survive. Ya itu tadi, mungkin pertanyaan yg cocok adalah "How to get a job?", "How to survive?"
Kenapa hari ini hati saya tergerak untuk menulis tentang hal ini? Karena sejak kemarin sore dan tadi saya menyortir lebih dari 200 CV atas opening beberapa posisi di Rolling Stone yg saya run sekarang ini. Yes, saya sendiri yang memang mau menyortir CV2 tersebut! Dan ketika membaca CV tersebut satu per satu, hati saya serasa diiris pisau tajam...
Sebagian besar tidak tahu bagaimana menulis Cover Letter dan CV! email yang dipakai (misal) chantique_bgt@yahoo.com, cute_girl@gmail.com, dsb. Penulisan CV yang tidak teratur; tidak jelas apa yang mau di highlight di CV tersebut. Kertas CV yang berwarna warni. Foto yang terpampang adalah hasil jepretan foto hp dan posisinya lagi di dalam mobil, ada juga foto dengan pose 'sok' cute, sexy dan sebagainya. Mereka ini mau cari jodoh atau cari kerja ya?
Tapi itu semua tidak bisa disalahkan sepenuhnya ke mereka. FYI, yang melamar banyak dari universitas yang selama ini terkenal sebagai salah satu universitas 'terbaik' di negeri ini! Apakah ketika mau lulus tidak diajarin bagaimana menulis CV?
Saya masih ingat jelas bahwa dulu ketika di semester terakhir, saya diajari menulis Cover Letter yang baik. Kenapa? Karena Cover Letter yang baik akan membuat CV kita dibaca. Kalau penyeleksian yang ketat,...ketika Cover Letter yang merupakan highlight summary atas short bio kita tidak menarik, maka si penyortir tidak akan melihat CV yg kita buat. Dengan kata lain, kita sudah gugur bahkan sebelum CV kita dibaca!
Saya juga diajarkan bagaimana menulis CV yg baik. Rule#1: CV tidak mungkin 'One fits all' artinya, kita tidak bisa membuat hanya 1 CV dan kita kirim ke 100 lowongan pekerjaan di bidang media, fashion, broadcasting, banking, telecomunication, dll. Masing-masing industri CVnya harus dibedakan, karena kita diperlukan untuk menghighlight sesuatu yg memang menunjang posisi yg kita apply untuk di industry tersebut.
Selain itu semua, yang saya mau sampaikan di sini adalah saya sangat sedih melihat banyaknya orang yang 'tidak tahu' mau jadi apa ketika ambil jurusan. Jadi mereka terpaksa apply apa aja yang tersedia, tanpa sesuai dengan jurusan yang dia ambil. Tahu apa impactnya? Jelas HRD akan memprioritaskan mereka yang punya background edukasi yang sesuai, apalagi kalau sudah ada pengalaman kerja di bidang tsb. Jadi, yg 'salah jurusan' sekali lagi 'kalah' dalam tahap seleksi awal.
Ditambah...banyak lulusan S1 yang melamar menjadi seorang Receptionist (salah satu lowongan di Rolling Stone). Sungguh, saya sedih sekali sambil berpikir "Mereka ini kapan bisa menjadi Young On Top? Apakah mereka tidak pernah mau menjadi YOT?"
Saya rasa pendidikan Bangsa ini harus diperbaiki. Jangan di universitas hanya diajarkan teori-teori saja dan bagaimana berdebat. Tapi ajarin juga dong gimana buat Cover Letter yang benar, bagaimana buat CV yang menarik, dan apa saja yang perlu dilakukan dan jangan dilakukan ketika interview? Kenapa di luar sana universitas sudah menyadari bahwa hal2 inilah yang akan membuat fresh graduates bisa mendapatkan kerja? Jangan ini semua dicuekin dan universitas hanya lepas tangan dan bilang "tugas kami membimbing sampai lulus sudah selesai". Sadarilah bahwa tugas universitas adalah untuk sampai para lulusannya bisa mendapatkan kerja atau membuka wirausahanya!
I still hope to see you all ON TOP! Never give up...
BB
www.twitter.com/youngontop
Mungkin ini adalah pertanyaan yg paling banyak ada di pikiran banyak masyarakat Indonesia (bahkan dunia) saat ini. Ketika krisis global melahap dunia sejak Q3 2008 lalu, banyak yang kena PHK. "Beruntung" kita yang di Indonesia, kita masih 'tidak' merasakan impactnya sebesar mereka yang ada di Amerika. Untuk pertama kalinya angka pengangguran mencapai double digits di sana. Kalau di Indonesia, emang sudah dari dulu kaya gitu...
Jadi,...yang selama ini saya coba dengung2kan ke telinga dan pemikiran kaum muda Indonesia bahwa 'terinspirasilah untuk bisa sukses di usia muda' tampaknya 'susah'. Mungkin bagi sebagian orang berpikir "gimana mau sukses di usia muda, dapet kerja aja susah!". Jadi, mungkin saya harus melangkah mundur satu step untuk menginspirasi mereka yang sedang berjuang untuk bisa survive. Ya itu tadi, mungkin pertanyaan yg cocok adalah "How to get a job?", "How to survive?"
Kenapa hari ini hati saya tergerak untuk menulis tentang hal ini? Karena sejak kemarin sore dan tadi saya menyortir lebih dari 200 CV atas opening beberapa posisi di Rolling Stone yg saya run sekarang ini. Yes, saya sendiri yang memang mau menyortir CV2 tersebut! Dan ketika membaca CV tersebut satu per satu, hati saya serasa diiris pisau tajam...
Sebagian besar tidak tahu bagaimana menulis Cover Letter dan CV! email yang dipakai (misal) chantique_bgt@yahoo.com, cute_girl@gmail.com, dsb. Penulisan CV yang tidak teratur; tidak jelas apa yang mau di highlight di CV tersebut. Kertas CV yang berwarna warni. Foto yang terpampang adalah hasil jepretan foto hp dan posisinya lagi di dalam mobil, ada juga foto dengan pose 'sok' cute, sexy dan sebagainya. Mereka ini mau cari jodoh atau cari kerja ya?
Tapi itu semua tidak bisa disalahkan sepenuhnya ke mereka. FYI, yang melamar banyak dari universitas yang selama ini terkenal sebagai salah satu universitas 'terbaik' di negeri ini! Apakah ketika mau lulus tidak diajarin bagaimana menulis CV?
Saya masih ingat jelas bahwa dulu ketika di semester terakhir, saya diajari menulis Cover Letter yang baik. Kenapa? Karena Cover Letter yang baik akan membuat CV kita dibaca. Kalau penyeleksian yang ketat,...ketika Cover Letter yang merupakan highlight summary atas short bio kita tidak menarik, maka si penyortir tidak akan melihat CV yg kita buat. Dengan kata lain, kita sudah gugur bahkan sebelum CV kita dibaca!
Saya juga diajarkan bagaimana menulis CV yg baik. Rule#1: CV tidak mungkin 'One fits all' artinya, kita tidak bisa membuat hanya 1 CV dan kita kirim ke 100 lowongan pekerjaan di bidang media, fashion, broadcasting, banking, telecomunication, dll. Masing-masing industri CVnya harus dibedakan, karena kita diperlukan untuk menghighlight sesuatu yg memang menunjang posisi yg kita apply untuk di industry tersebut.
Selain itu semua, yang saya mau sampaikan di sini adalah saya sangat sedih melihat banyaknya orang yang 'tidak tahu' mau jadi apa ketika ambil jurusan. Jadi mereka terpaksa apply apa aja yang tersedia, tanpa sesuai dengan jurusan yang dia ambil. Tahu apa impactnya? Jelas HRD akan memprioritaskan mereka yang punya background edukasi yang sesuai, apalagi kalau sudah ada pengalaman kerja di bidang tsb. Jadi, yg 'salah jurusan' sekali lagi 'kalah' dalam tahap seleksi awal.
Ditambah...banyak lulusan S1 yang melamar menjadi seorang Receptionist (salah satu lowongan di Rolling Stone). Sungguh, saya sedih sekali sambil berpikir "Mereka ini kapan bisa menjadi Young On Top? Apakah mereka tidak pernah mau menjadi YOT?"
Saya rasa pendidikan Bangsa ini harus diperbaiki. Jangan di universitas hanya diajarkan teori-teori saja dan bagaimana berdebat. Tapi ajarin juga dong gimana buat Cover Letter yang benar, bagaimana buat CV yang menarik, dan apa saja yang perlu dilakukan dan jangan dilakukan ketika interview? Kenapa di luar sana universitas sudah menyadari bahwa hal2 inilah yang akan membuat fresh graduates bisa mendapatkan kerja? Jangan ini semua dicuekin dan universitas hanya lepas tangan dan bilang "tugas kami membimbing sampai lulus sudah selesai". Sadarilah bahwa tugas universitas adalah untuk sampai para lulusannya bisa mendapatkan kerja atau membuka wirausahanya!
I still hope to see you all ON TOP! Never give up...
BB
www.twitter.com/youngontop
Subscribe to:
Posts (Atom)