Kemarin, tanggal 30 September sekitar jam 5 sore, terjadi gempa berkekuatan 7.6 Richter Scale di Propinsi Sumatera Barat. Kota yang paling parah adalah Pariaman, tapi Padang pun tidak kalah hancurnya. Ketika pertama kali teman saya cemas karena ibunya sedang di Padang, saya masih ‘tenang’ saja karena saya sendiri belum pernah merasakan gempa yang dashyat. Namun, ketika saya nyalakan TV, saya pun turut cemas. Listrik mati, hujan deras, entah berapa bangunan yang hancur. Padang gelap gulita dan saya yakin, tidak ada aparat maupun masyarakat yang siap dan tahu apa yang harus mereka lakukan dalam menghadapi bencana alam seperti ini.
Hari ini, gambaran tentang parahnya gempa kemarin semakin jelas. Sampai detik ini saya tulis notes ini, ada 2,500 bangunan yang hancur dan kira-kira ada 600 orang yang tewas. Jumlah ini pun pastinya akan lebih banyak lagi, karena masih banyaknya yang missing. Tim SAR sudah mengirimkan sukarelawannya ke sana, namun karena terbatasnya alat-alat berat yang bisa mengangkat runtuhan bangunan, maka prosesnya pun lamban. Entah berapa banyak yang akan dapat diselamatkan nyawanya.
Hati seluruh Indonesia pun tergerak. Metro TV dan TV One adalah dua TV news yang menyiarkan bencana alam ini secara continuosly. Dan lewat rekening ‘Perduli’nya masing-masing TV, sumbangan pun berdatangan dari berbagai penjuru Indonesia. Jumlahnya pun milyaran rupiah. Sungguh, Indonesia sekali lagi bersatu, setelah ‘pertama kali’ Indonesia bersatu lewat Indonesia Unite yang digerakkan setelah bom Marriott dan Ritz Carlton Jakarta beberapa waktu lalu.
Lalu, kenapa saya menulis tentang Gempa Sumatera Barat dan Batik?
Batik, seperti yang kita tahu adalah warisan budaya Indonesia yang saya sendiri juga jujur tidak tahu sudah berapa ratus tahun lamanya. Yang pasti, dari kecil saya tahu bahwa Batik adalah milik Bangsa kita. Sejak beberapa minggu yang lalu, saya sudah mendengar lewat Facebook dan Twitter bahwa Batik telah dikukuhkan menjadi warisan Bangsa ini untuk dunia dan tanggal ‘Batik’nya pun dikukuhkan tanggal 2 Oktober oleh UNESCO (maklum hanya dari digital media, jadi kebenarannya diragukan, bener ngga sih? :D) Anyway…
Semua orang excited dan bangga atas pengukuhan ini. Koq saya bisa tahu? Karena di kedua digital media ini pun semakin ramai orang membincangkannya. Semakin dekat ke tanggal 2 Oktober, semakin ramai semua orang mengajak rekan-rekan kerjanya maupun teman-temannya untuk memakai Batik pada tanggal tersebut.
Kenapa tiba-tiba kita semua mau memakai Batik dan mensupport pengukuhan UNESCO? Tanpa mau berbohong kepada diri sendiri, saya sedikit banyak setuju dengan quote dari teman saya, Paulus ‘PePe’ yang bilang di Twitternya “Kita harus berterima kasih kepada Malaysia, karena akhirnya kita bisa menghargai budaya kita”, kira-kira seperti itulah bunyinya. Kita sudah gerah, cape, dan marah kepada Malaysia karena mereka meng-claim ‘semua’ budaya kita, dari makanan sampai tarian. Sehingga,…ketika kita mendapatkan kesempatan untuk menunjukkan kepada negara tetangga kita yang satu ini bahwa Batik adalah warisan dari Bangsa kita, kita pun mensupportnya.
Apapun motivasi kita untuk mensupport Hari Batik tanggal 2 Oktober dengan memakai Batik pada hari ini (yes, sekarang sudah after midnite yang berarti sudah tgl 2 Oktober)…saya salut dan bangga! Saya sendiri akan memakai Batik hari ini. Come on, ayo kita pakai dan lestarikan Batik di dalam kehidupan kita yang semakin terkikis oleh modern culture.
Di balik semua hal negatif yang terjadi di dunia ini, kita akan selalu bisa melihat sisi positifnya, APABILA kita mau. Inilah apa yang kita sebut dengan proses pembelajaran. Semoga apa yang telah terjadi di Aceh dengan Tsunaminya, gempa di Yogyakarta, Sumatera Barat, serta makanan dan tarian kita yang diclaim oleh negara tetangga bisa kita petik hikmahnya.
Ayo teman-teman, generasi muda Indonesia,...di waktu kita yang 'sementara' di dunia ini, berbuatlah sesuatu kepada diri kita sendiri dan kepada orang lain!
I LOVE INDONESIA, I LOVE BATIK, and LOVE YOU ALL! Just wishing to continue reach and inspire more young people to succeed in whatever they do at their young age...
BB
No comments:
Post a Comment