Sunday, December 27, 2009

Ilustrasi "Kotak Korek Api"

Dear Friends,

Ketika saya buka2 my FB inbox, saya ternyata belum membaca beberapa 'I Love Monday', sebuah e-newsletter yang dikirimkan oleh Antonny Liem, co-founder Indonesian Young Executives Community (IYEC), setiap hari Senin, khusus kepada anggota IYEC. Kali ini, judulnya adalah Kotak Korek Api. Saya yakin kita semua bisa belajar dari ilustrasi sederhana ini; menarik dan pantas untuk kita ingat di dalam kehidupan sehari2 bahwa jangan sampai...ah, baca dan ambil kesimpulan sendiri ya?

Selamat membaca!

Billy Boen
- www.twitter.com/youngontop -

KOTAK KOREK API

Kutu anjing adalah binatang yang mampu melompat 300 kali tinggi tubuhnya.

Namun, apa yang terjadi bila ia dimasukan ke dalam sebuah kotak korek api kosong lalu dibiarkan disana selama satu hingga dua minggu?
Hasilnya, kutu itu sekarang hanya mampu melompat setinggi kotak korek api saja!

Kemampuannya melompat 300 kali tinggi tubuhnya tiba-tiba hilang.

Ini yang terjadi. Ketika kutu itu berada di dalam kotak korek api ia mencoba melompat tinggi. Tapi ia terbentur dinding kotak korek api. Ia mencoba lagi dan terbentur lagi. Terus begitu sehingga ia mulai ragu akan kemampuannya sendiri.

Ia mulai berpikir, "Sepertinya kemampuan saya melompat memang hanya segini." Kemudian loncatannya disesuaikan dengan tinggi kotak korek api. Aman. Dia tidak membentur. Saat itulah dia menjadi sangat yakin, "Nah benar kan ? Kemampuan saya memang cuma segini. Inilah saya!"

Ketika kutu itu sudah dikeluarkan dari kotak korek api, dia masih terus merasa bahwa batas kemampuan lompatnya hanya setinggi kotak korek api. Sang kutu pun hidup seperti itu hingga akhir hayat. Kemampuan yang sesungguhnya tidak tampak. Kehidupannya telah dibatasi oleh lingkungannya.

Sesungguhnya di dalam diri kita juga banyak kotak korek api. Misalnya anda memiliki atasan yang tidak memiliki kepemimpinan memadai. Dia tipe orang yang selalu takut tersaingi bawahannya, sehingga dia sengaja menghambat perkembangan karir kita. Ketika anda mencoba melompat tinggi, dia tidak pernah memuji, bahkan justru tersinggung. Dia adalah contoh kotak korek api yang bisa mengkerdilkan anda.

Teman kerja juga bisa jadi kotak korek api. Coba ingat, ketika dia bicara begini, "Ngapain sih kamu kerja keras seperti itu, kamu nggak bakalan dipromosikan, kok." Ingat! Mereka adalah kotak korek api. Mereka bisa menghambat perkembangan potensi diri Anda.

Korek api juga bisa berbentuk kondisi tubuh yang kurang sempurna, tingkat pendidikan yang rendah, kemiskinan, usia dan lain sebagianya. Bila semua itu menjadi kotak korek api maka akan menghambat prestasi dan kemampuan anda yang sesungguhnya tidak tercermin dalam aktivitas sehari-hari.

Bila potensi anda yang sesungguhnya ingin muncul, anda harus take action untuk menembus kotak korek api itu. Lihatlah Ucok Baba, dengan tinggi tubuh yang di bawah rata-rata ia mampu menjadi presenter di televisi. Andapun pasti kenal Helen Keller. Dengan mata yang buta, tuli dan "gagu" dia mampu lulus dari Harvard University . Bill Gates tidak menyelesaikan pendidikan sarjananya, namun mampu menjadi "raja" komputer. Andre Wongso, tidak menamatkan sekolah dasar namun mampu menjadi motivator nomor satu di Indonesia .

Contoh lain Meneg BUMN, Bapak Sugiharto, yang pernah menjadi seorang pengasong, tukang parkir dan kuli di Pelabuhan. Kemiskinan tidak menghambatnya untuk terus maju. Bahkan sebelum menjadi menteri beliau pernah menjadi eksekutif di salah satu perusahaan ternama.

Begitu pula dengan Nelson Mandela. Ia menjadi presiden Afrika Selatan setelah usianya lewat 65 tahun. Kolonel Sanders sukses membangun jaringan restoran fast food ketika usianya sudah lebih dari 62 tahun.

Nah, bila anda masih terkungkung dengan kotak korek api, pada hakekatnya anda masih terjajah. Orang-orang seperti Ucok Baba, Helen Keller, Andre Wongso, Sugiharto, Bill Gates dan Nelson Mandela adalah orang yang mampu menembus kungkungan kotak korek api. Merekalah contoh sosok orang yang merdeka, sehingga mampu menembus berbagai keterbatasan.

Selamat berkarya, semoga kita semua bisa menangani kotak-kotak pribadi kita sehingga kita bisa tumbuh menjadi manusia seutuhnya sesuai dengan berkat, karunia dan rencana-Nya.

Cheers,
Ant.

*original sources is unknown, this version is re-written by Antonny Liem

Saturday, December 26, 2009

"YOUNG ON TOP Live" on Kis 95.1fm

Dear Friends,

Setiap menjelang hari RABU jam 7pm WIB, saya selalu deg2an dan excited at the same time karena itulah jamnya "YOUNG ON TOP Live" di Kis 95.1fm.

Pertama on air tanggal 11 November, sungguh sebuah unforgetable monment bagi saya. Meski saya sudah sering memberikan ceramah, diinterview di majalah, radio dan TV, malam itu benar-benar membuat saya ngga percaya dengan apa yang saya akan lakukan. Menjadi penyiar radio aja belum pernah, malam itu saya harus menjadi Host untuk acara radio saya sendiri!

Punya banyak teman penyiar radio, saya tahu betul bahwa untuk diberikan 'show' di Prime Time adalah idaman hampir semua penyiar radio. Menyadari hal ini, maka tidak ada perasaan lain yang saya rasakan kecuali deg2an dan pada saat yang bersamaan, saya sangat bersyukur. Apalagi, sejak siaran perdananya, "YOUNG ON TOP Live" disponsori oleh sebuah perusahaan raksasa, Indosat.

Disinilah contoh nyata bahwa topik-topik yang ditulis di buku "YOUNG ON TOP" saling berkaitan. Think about this: kalau saya tidak 'Do What I Love', mungkin saya tidak akan bisa seperti sekarang ini. Lalu, kalau saya tidak 'Think BIG', mungkin saya tidak akan pernah berpikir untuk memiliki radio show sendiri. Kalau saya tidak memiliki 'Integritas' yang tinggi, saya bisa pastikan bahwa narasumber2 yang saya undang ke show saya pasti tidak akan mau tampil...mana mau orang2 berikut ini ikut berbagi di "YOUNG ON TOP Live" kalau saya punya reputasi yang jelek di karir saya:

- Lisa Luhur-Schad, Presiden Direktur Media Indonesia (November 18, 2009)
- Yoris Sebastian, Chief Creative Officer OMG Creative Consulting (November 25, 2009)
- Agung Laksamana, Senior VP HSBC (Desember 2, 2009)
- Firmanzah, Dean Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (Desember 9, 2009)
- Dendi Danianto, Head of Marketing Communication BCA (Desember 16, 2009)
- Paulus Panggabean, Head of F&B Division MRA Group (Desember 23, 2009)

Dan, masih banyak lagi topik2 yang saya tulis di buku yang menunjang terealisasinya "YOUNG ON TOP Live".

Saya berharap dan akan selalu berharap agar buku "YOUNG ON TOP" dibaca oleh lebih banyak orang, saya juga berharap agar "YOUNG ON TOP Live" didengar oleh lebih banyak Ladies & Gentlemen (panggilan listeners di Kis 95.1fm). WHY? Karena jujur, sejak buku saya diluncurkan bulan April 2009 lalu, makna hidup saya 'bergeser' ke arah yang lebih positif. Yang tadinya saya hanya berpikir untuk meraih kebahagiaan untuk diri sendiri, sekarang saya lebih tergerak untuk lebih banyak berbagi. Hanya satu pengharapan dari semua yang saya lakukan: "To inspire young people to succeed at their young age".

See you ON AIR, next year...tentunya bareng narasumber-narasumber sukses lainnya yang inspiratif.

Be Inspired & Keep the Faith!

Billy Boen
- www.twitter.com/youngontop -

KICK ANDY Off Air – Universitas Udayana Bali, 18 Desember 2009

Mengapa hari ini adalah suatu hari yang memorable untuk saya? Kalau tanggal 22 Mei lalu judul buku saya “Young On Top” diangkat menjadi topic di Kick Andy di Metro TV, di Bulan Juni saya diajak untuk berbagi di depan seluruh karyawan Rolling Stone Indonesia yang Presiden Direkturnya adalah Mas Andy, dan di Bulan July saya diajak untuk berbagi ketika Kick Andy Book Club mengadakan bedah buku “Young On Top” di took buku Kinokuniya Plaza Senayan, kali ini saya diajak oleh Kick Andy untuk menjadi salah satu pembicara di Kick Andy Off Air yang diadakan di Universitas Udayana Bali.

Menjadi orang yang kurang dari 1 tahun sudah di’moderator’in alias diinterview 4 kali oleh seorang Andy F. Noya, Host Kick Andy, saya sangat bersyukur dan pada saat yang bersamaan tersanjung.

Ketika diajak ke Bali untuk acara ini, sungguh senang hati saya karena saya memiliki kesempatan untuk ‘pulang’ dan bertemu dengan keluarga saya yang memang tinggal di Bali (mereka tinggal di Bali sejak saya menjadi GM Oakley tahun 2005). Tapi, rasa senang itu bukan semata karena itu tapi karena saya sekali lagi memiliki kesempatan untuk berbagi apa yang saya percaya kepada mereka yang akan datang ke acara Kick Andy Off Air ini. Keyakinan di mana, kalau mau, seseorang bisa mencapai sebuah arti sukses menurut dirinya ketika dia masih muda...atau kalau bahasa saya “kalau bisa sukses di usia muda, kenapa harus nunggu tua?”.

Tapi kilas balik ke acara ini sedikit, saya ternyata sedikit ‘dikerjain’ sama tim dari Kick Andy. Di tiket yang dititipin oleh mereka ke Mas Andy yang kemudian disampaikan ke saya tertulis JKT – DPS tgl 17 Desember, GA 402 jam 07.00 WIB. Tgl 16 Desembernya saya pulang dari kantor Rolling Stone jam 23.00 karena ada acara peluncuran album kemanusiaan Palang Merah Indonesia (PMI). Sampe di apartement, langsung packing dan tidur. Alarm saya set di jam 05.00, karena saya rencana bangun jam segitu, siap-siap 30 menit, dan berangkat ke airport. Menurut perhitungan, saya akan sampai jam 06.00, cukuplah untuk check in kemudian ‘santai’ sebentar di lounge Garuda Indonesia cukup nyaman menurut saya. Semua sesuai schedule, malah saya sampai airport jam 05.50! Saya pun menunggu di Garuda lounge, menikmati santapan yang disediakan. Sampai jam 06.45, saya bingung karena penumpang GA 402 belum juga dipanggil untuk boarding! Begitu saya lihat boarding pass saya, ternyata waktu untuk boarding baru jam 08.15. Ternyata...saya yang salah karena ketika dikasih tiketnya sama Mas Andy, di amplop tiketnya sudah ditulis bahwa ternyata pesawatnya berubah ke jam 08.45.

Kali ini, saya datang ke Universitas Udayana diantar oleh my family. Sesampai di sana, ternyata sudah ada ribuan orang menunggu di luar. Kami langsung dijamu dan menunggu di ruang tunggu. Saya tanya ke panitia, ada berapa orang yang datang. Mereka bilang ada sekitar 3,000 orang yang datang; dari sekitar 4,000 orang yang daftar!

Senang rasanya ketika menunggu di ruang tunggu, saya berkesempatan bertemu dengan one of my best friends, Yoris Sebastian. Saya juga ketemu lagi dengan Endah dan Rhesa, pasangan suami istri baru yang selalu dalam penampilan panggungnya memukau. Pertama kali juga saya bertemu Nugie “Lentera Jiwa” dan Rama Aditya, seorang buta yang memiliki talenta yang luar biasa. Hari itu Rama berpakaian layaknya seorang Jedi dalam film Star Wards lengkap dengan lightsaber-nya. Mata anak saya, James, langsung terbelalak dan seolah ngomong, “Boleh pinjem ngga lightsaber-nya?” he he he, akhirnya mereka sempat saling berpedang-pedang ria. Sebelum acara mulai, kamipun semua dibrief oleh sang produser, tanpa terkecuali, Mas Andypun harus menyimak program rundown-nya.

Ketika waktu menunjukkan pukul 14.00, acarapun dimulai. Seperti biasa, lawakan lucu dilontarkan oleh Mas Andy. Tidak lama kemudian dia memanggil Nugie untuk berbagi. Sungguh, lagu “Lentera Jiwa” yang ia lantunkan adalah pengalaman pribadinya yang juga dirasakan oleh sebagian besar anak muda jaman sekarang. FYI, Nugie diminta oleh orang tuanya untuk bekerja sebagai pegawai negeri, namun hatinya berontak dan dialah yang menentukan jalan hidupnya sehingga dia bisa seperti hari ini, seorang musisi sukses yang telah touched so many lives in positive ways. Setelah Nugie berbagi selama 30 menit di stage, dia pun melantunkan lagu “Lentera Jiwa”nya. Sungguh sebuah lagu yang indah...

Setelah itu, giliran saya yang dipanggil ke panggung. Saya merinding ketika Mas Andy memperkenalkan sedikit tentang saya sebelum memanggil saya. Dia bilang, “Inilah anak muda yang luar biasa, dan jujur, saya adalah pengagumnya.” Saya pun ke panggung sambil memegang ‘si buku kuning’. Tujuan saya hari itu hanya satu, ‘to inspire mahasiswa/i Universitas Udayana, dan yang datang hari itu untuk percaya bahwa kalau mau sukses tidak usah menunggu tua’. Saya mau khususnya mahasiswa/i untuk segera menyelesaikan kuliahnya sehingga bisa cepat untuk terjun ke masyarakat dan berbakti untuk Negara.

Yoris kemudian dipanggil ke atas panggung, dan seperti biasa, dia diperkenalkan sebagai salah satu orang paling kreatif di negeri ini. Apa yang dia ‘bagikan’ kepada kita semua adalah untuk tidak berhenti menjadi orang yang kreatif. Setelah di umurnya yang muda sekarang ini dia memimpin perusahaannya sendiri, dia juga merupakan anak muda yang tidak sungkan-sungkan untuk berbagi kepada generasi muda...

Disetiap ‘break’, Endah dan Rhesa menghibur para audience dengan performance-nya yang luar biasa. Ngga akan pernah bosan kayanya ngeliat apa yang disuguhkan mereka berdua! Nah, narasumber terakhir adalah Rama. Sungguh seorang individual yang penuh dengan confident level yang tinggi. Dia memiliki karakter yang lucu pula! Kita semua dibuat tertawa dan pada saat yang bersamaan juga dibuat berdecak kagum! Koq bisa? Jelas aja, dia sekarang ini adalah seorang sound engineer dan sudah ditunjuk oleh Nintendo dari Jepang untuk mengisi lagu game-game-nya Nintendo, salah satunya Mario Bros!

Setelah Rama berbagi, sesi tanya jawabpun dibuka dan langsung puluhan tangan naik ke udara. Satu-satu pertanyaan kami coba jawab. Semoga jawaban-jawaban Nugie, saya, Yoris, dan Rama berhasil menginspirasi mereka yang memadati aula Universitas Udayana.
Saya pun minta untuk di-excuse duluan karena harus pulang ke Jakarta. Saya pun harus pergi meninggalkan panggung 15 menit sebelum acara berakhir, sementara teman-teman yang lain masih mencoba menjawab ‘ribuan’ pertanyaan yang masih dilemparkan ke panggung.

Sungguh pengalaman yang luar biasa. Saya berharap semoga Kick Andy bisa ber-off air ria di lebih banyak kota di Indonesia di 2010 dan beyond. Senang rasanya ketika kita bisa berbagi dan menginspirasi anak-anak muda yang ingin maju.
Ingat,...“Kalau kita tidak tahu mau ke mana, kita tidak akan ke mana-mana” dan “Kalau bisa sukses di usia muda, kenapa mesti nunggu tua?”

Be Inspired...

Billy Boen
- www.twitter.com/youngontop -

Monday, December 14, 2009

YOT @ Universitas Gajah Mada

Dear Friends, here's my journal ke UGM, Jogja:

Setelah 1 tahun 2 bulan ngga ke Jojga (waktu itu juga cuma mampir 2 jam makan gudeg di Malioboro, setelah nyetir lebih dari 14 jam dari Jakarta, otw ke Bali), akhirnya hari ini, tgl 14 Desember, saya menapakkan kaki saya di sini. Meski sudah pernah ke Jogja berkali2, baru kali ini masuk Jogja lewat Bandar Udara Adi Sucipto.

Begitu mendarat, karena 25 menit dibelakang schedule, saya dijemput dan langsung dibawa ke UGM oleh Anggun dan Rheda (sori kalau salah, nama ketuker2 soalnya). Perjalanan 30 menit dari airpot ke UGM.

Sampai di UGM, saya langsung dibawa ke backstage dan ketemu dengan Genta sang moderator. Ngobrol panjang lebar juga sama sang ketua, Satrio. Karena keasikan, ngga berasa sudah 25 menit dan waktuya untuk naik ke stage.

Di awal2 sudah banyak canda tawa, karena microfon yg digunakan bunyinya kaya toa alias ngga jelas, ngerubah bunyi suara kita jadi kaya robot. Meski demikian, suasana jadi lebih santai; what' a good start in my opinion.

Selama 1 jam, saya lebih banyak bercerita tentang who i am dan bagaimana saya bisa sampai seperti sekarang yang semoga inspiring untuk didengar. 1 jam berikutnya, giliran saya dibantai dengan segudang pertanyaan, ada yang general sampai ada yang benar2 kritis!

- Bagaimana menyikapi pemikiran outside the box ketika waktu tidak ada di pihak kita?
- Siapa orang yg paling menginfluence BB? Apa yang belum BB capai?
- Apa yang membedakan buku YOT dengan buku2 kiat-kiat sukses lainnya? (Kalian yang bantu jawab deh...)
- Apakah kita harus terima sebuah tawaran (opportunity) yang 'bukan gua banget'?
- Bagaiman menyikapi orang yg lebih tua, karena biasanya anak muda dipandang sebelah mata?
- Apa nasehat2 untuk penulisan CV; dalam proses mencari kerja?
- BB ingin dikenal sebagai apa? (ngga pengen dikenal orang, yg penting message yg saya share di buku bisa menjangkau lebih banyak orang lagi supaya makin banyak anak2 muda yang sukses!)
- Apa kegagalan yang pernah BB alami, gimana menyikapinya?
- Dsb

Setelah sesi Q&A selesai, giliran autograph signing session dan dilanjutkan dengan photo session. Ketika jam menunjukkan pukul 16.00, saya langsung 'diusir' (alias disuruh buru2 ke airport) karena pesawat saya kalau tidak delay akan take off jam 17.35. Ehh, pesawatnya delay sampe jam 17.55. Tapi ngga papa, saya jadi ada waktu untuk nulis blog ini. :D There's always something useful to do IF you choose to do such thing!

Well, perasaan bahagia selalu saya rasakan ketika saya diberikan dan mampu untuk berbagi. I am blessed (bersyukur) dan my hope is still the same; hope to inspire more youth and to see them ON TOP one day!

THANKS UGM!

BB

Friday, December 11, 2009

YOT Campus Roadshow 2009 berakhir di Universitas Padjajaran - Jatinangor

Dear Friends,

Setelah YOT Campus Roadshow bersama Kis 95.1fm Jakarta dimulai pada bulan Puasa lalu, tepatnya tgl 5 September di Fisip Universitas Indonesia, akhirnya kemarin, tgl 10 Desember berakhir di Fakultas Manajemen Komunikasi Universitas Padjajaran-Jatinangor.

Saya akan mencoba kilas balik pengalaman yg tidak akan terlupakan ini. 1 hari sebelum datang ke Fisip UI, saya mengadakan technical meeting dengan tim dari Kis Fm di studio. Jujur kala itu kami semua masih belum tahu mesti ngapain dan siapa yang akan menjadi moderator/co-host acara ini. Ngga inget siapa yang memanggil, tiba-tiba ada cowo masuk ke ruang meeting dengan muka 'cengo' alias ngga tau apa-apa. Namanya Steve Rock. Ngeliat stylenya yang cuek dan 'anak muda banget', saya langsung tidak keberatan untuk dia yang jadi moderator/co-host untuk di Fisip UI.

Besokannya di aula Fisip UI, Steve nyamperin saya dan bilang 'your book is sick, man!' Karena belon tau dia itu seperti apa, saya sempet berpikir 'sick' itu artinya bagus atau jelek ya? Karena emang bisa diartikan 2 macam. Ternyata, yang dia maksud adalah bagus banget. Dia baru baca YOT jam 1 pagi dan dia sangat setuju dengan isi buku YOT tersebut. Dari situlah chemistry saya-Steve-YOT Campus Roadshow terbentuk.

Audience Fisip UI benar-benar memukau, dengan total attendees sekitar 160 mahasiswa/i, ruang aula benar-benar 'hidup'. Thanks to Fajar yang mengundang saya lewat FB.

YOT Campus Roadshow ke-2, kami menghampiri sekali lagi...UI tapi kali ini jurusan Fakultas Ilmu Komputer (Fasilkom). Karena aulanya sedang direnov, kami disediakan ruangan untuk kapasitas sekitar 60 orang. Yang membuat saya excited kala itu adalah ketika tahu bahwa ternyata hari itu juga ada seminar di Fasilkom dan 2 Professor yang membawakan seminar tersebut dari almamater saya: Utah State University! Sebelum acara saya mulai, saya sempat ngobrol-ngobrol sambil bernostalgia tentang kota Logan. Hmmm, miss the place.

Oh ya, my Mom dan Dad tanpa disangka datang ke Fasilkom. Mereka datang dengan temannya yang juga Professor di UI. Kami sempat ngobrol-ngobrol sebentar sampai akhirnya saya pun harus memulai talkshownya. Ruang 'aula sementara' Fasilkom pun dipadati mahasiswa/i yang dari awal sampai habis tidak bangun dari tempat duduknya. Thanks to Penny yang sudah mengundang saya ke Fasilkom UI.

Kami kemudian mengunjungi Universitas Binus. Kali ini yang mendampingi saya adalah Deedee Coal karena Steve berhalangan. Kampus Binus emang benar-benar menakjubkan. Aulanya seperti gedung bioskop lengkap dengan lampu sorot, sound system, projector screen, pokoknya keren banget. Namun sayang, dari aula dengan kapasitas 400 orang, yang hadir hanya sekitar 120an orang. Bagaimanapun juga, saya senang koq bisa berbagi di Binus.

IBII merupakan kampus ke-4 yang kami datangi. Agak berbeda dari yang sudah-sudah, kali ini kami on air di Kis fm jam 10am. Kayanya waktu itu saya 'belum bangun banget' deh. ha ha just kidding. Yang membedakan acara ini dari YOT Campus Roadshow yang lain adalah di sesi ke-2nya dimana mereka juga mengundang PR KFC dan owner Party Organizer, seorang anak muda berumur 20tahun. Sungguh menarik ketika kedua orang ini menjawab berbagai pertanyaan yang dilontarkan mahasiswa/i. Saya pun belajar dari jawaban-jawaban mereka.

Nah, kampus ke-5 adalah 'the legendary' IPB di Bogor. Karena dari pas technical meetingnya sudah diwanti-wanti bahwa kampusnya jauh banget, jadi saya pergi dari rumah jam 9.30am, padahal acaranya baru mulai jam 1.30. Saya pikir, "masa sih 4 jam ngga cukup?" Eh bener, ternyata 4 jam itu cukup, malah jauh dari cukup karena saya sampai sana jam 11.30am alias hanya 2 jam dari rumah ke IPB! itu juga setelah 3 kali nanya jalan dan sempat kesasar.

Ketika nunggu lama, saya ditemani oleh teman-teman mahasiswa/i di sana. Saya juga sempat ngobrol sama Mba Yuni, PAnya Anang (Anang-nya Krisdayanti). :D Anyway, senang dengar mahasiswa/i IPB dari sebelum lulus sudah punya dream, ada yang ingin punya restaurant tapi rencananya mau kerja ngumpulin duit untuk modal baru buka usahanya. Saya bilang jangan karena duit yang ditabung tidak akan pernah cukup untuk buat modal usaha. Malah nanti dia pas sudah makin tua, keberanian makin kurang dan sudah ada di comfort zone; ujung-ujungnya? Ya ngga jadi buka restaurant. So, my advise untuk cari tahu dari sekarang apa aja yang dibutuhkan selain modal (kompetitor, menu, dll) dan cari investor! Apakah itu teman-teman patungan, dll.

Ketika acara mulai, senang pas tahu ada juga ternyata orang dari luar IPB yang beli tiket untuk bisa ikutan talkshow ini. Mereka juga sangat antusias untuk bertanya. Seneng deh pokoknya, apalagi saya ditemani oleh Brenda Clay yang merupakan teman lama saya di Kis sejak tahun 2001! Steve sekali lagi berhalangan hadir untuk acara di IPB. Uuuh!

Nah di rangkaian terakhir adalah di Fakultas Manajemen Komunikasi Universitas Padjajaran-Jatinangor. Ceritanya ini agak lucu. Gini...di bulan September lalu saya berbicara di depan Perhumas Muda Indonesia. Ketika di sana saya berkenalan dengan mahasiswa/i, salah satunya adalah Shitta, mahasiswa Humas UnPad. Dialah yang kemudian menganjurkan kepada Fakultasnya untuk ngundang saya bicara di Humas UnPad. Saya setuju dan segera direncanakan untuk di bulan Desember. Eh, beberapa minggu lalu, saya dan Kis Fm dikabari bahwa aulanya sudah keburu direserved oleh Fakultas Manajemen Komunikasi.

Buat saya, fakultas mana saja sama; saya siap untuk berbagi kepada siapa yang mau mendengarkan. Jadilah akhirnya sempat tarik-menarik, dan yang akhirnya dimenangkan oleh ManKom. Jadi kemarin saya bicara di depan Manajemen Komunikasi dan saya sangat puas dengan audience yang ada.

Seperti biasa, sebelum on air, Steve 'melatih' audience...ketika Steve bilang "Be Inspired!" audience diharapkan teriak "Keep The Faith", yang memang merupakan tag line YOT dengan Kis Fm. Nah kemarin di ManKom, di latihan pertama...mereka langsung dengan antusiasnya teriak super sangat keras sekali "Keep The Faith" right after Steve bilang "Be Inspired". Wah, seneng banget rasanya. Dan benar, sepanjang talkshow, mereka sangat antusias. Ngga heran ketika dibuka sesi tanya jawab, banyak tangan yang naik ke udara!

Sesi tanya jawab yang awalnya hanya disiapkan 30 menit, akhirnya harus berkembang sampai hampir 1 jam, itupun setelah kami batasi jumlah penanyanya. Sungguh, ManKom memberikan saya dan Kis Fm sebuah motivasi untuk berbagi ke lebih banyak universitas lagi di tahun 2010!

Pada kesempatan ini saya ingin ngucapin THANKS A LOT kepada Crew Kis 95.1fm Jakarta (Jati, Andri, Steve Rock, Brenda Clay, Deedee Coal, Sarah, Fajar, Heri, Indra, Dani, dan lain-lain), juga kepada sponsor kami: Citibank dan Indosat, dan kepada Fisip UI, Fasilkom UI, Binus, IBII, IPB, dan ManKom UnPad!

Itulah 'sekilas' journal YOT Campus Roadshow 2009 saya bersama Kis 95.1fm; hope to see you all again di '100 Kampus YOT Campus Roadshow 2010'! Yes,...we dream BIG: 100 kampus!!!

Be Inspired, Keep the Faith!

See you all ON TOP!
Billy Boen

www.twitter.com/youngontop

Tuesday, December 8, 2009

How To Get a Job?!

Dear Friends,

Mungkin ini adalah pertanyaan yg paling banyak ada di pikiran banyak masyarakat Indonesia (bahkan dunia) saat ini. Ketika krisis global melahap dunia sejak Q3 2008 lalu, banyak yang kena PHK. "Beruntung" kita yang di Indonesia, kita masih 'tidak' merasakan impactnya sebesar mereka yang ada di Amerika. Untuk pertama kalinya angka pengangguran mencapai double digits di sana. Kalau di Indonesia, emang sudah dari dulu kaya gitu...

Jadi,...yang selama ini saya coba dengung2kan ke telinga dan pemikiran kaum muda Indonesia bahwa 'terinspirasilah untuk bisa sukses di usia muda' tampaknya 'susah'. Mungkin bagi sebagian orang berpikir "gimana mau sukses di usia muda, dapet kerja aja susah!". Jadi, mungkin saya harus melangkah mundur satu step untuk menginspirasi mereka yang sedang berjuang untuk bisa survive. Ya itu tadi, mungkin pertanyaan yg cocok adalah "How to get a job?", "How to survive?"

Kenapa hari ini hati saya tergerak untuk menulis tentang hal ini? Karena sejak kemarin sore dan tadi saya menyortir lebih dari 200 CV atas opening beberapa posisi di Rolling Stone yg saya run sekarang ini. Yes, saya sendiri yang memang mau menyortir CV2 tersebut! Dan ketika membaca CV tersebut satu per satu, hati saya serasa diiris pisau tajam...

Sebagian besar tidak tahu bagaimana menulis Cover Letter dan CV! email yang dipakai (misal) chantique_bgt@yahoo.com, cute_girl@gmail.com, dsb. Penulisan CV yang tidak teratur; tidak jelas apa yang mau di highlight di CV tersebut. Kertas CV yang berwarna warni. Foto yang terpampang adalah hasil jepretan foto hp dan posisinya lagi di dalam mobil, ada juga foto dengan pose 'sok' cute, sexy dan sebagainya. Mereka ini mau cari jodoh atau cari kerja ya?

Tapi itu semua tidak bisa disalahkan sepenuhnya ke mereka. FYI, yang melamar banyak dari universitas yang selama ini terkenal sebagai salah satu universitas 'terbaik' di negeri ini! Apakah ketika mau lulus tidak diajarin bagaimana menulis CV?

Saya masih ingat jelas bahwa dulu ketika di semester terakhir, saya diajari menulis Cover Letter yang baik. Kenapa? Karena Cover Letter yang baik akan membuat CV kita dibaca. Kalau penyeleksian yang ketat,...ketika Cover Letter yang merupakan highlight summary atas short bio kita tidak menarik, maka si penyortir tidak akan melihat CV yg kita buat. Dengan kata lain, kita sudah gugur bahkan sebelum CV kita dibaca!

Saya juga diajarkan bagaimana menulis CV yg baik. Rule#1: CV tidak mungkin 'One fits all' artinya, kita tidak bisa membuat hanya 1 CV dan kita kirim ke 100 lowongan pekerjaan di bidang media, fashion, broadcasting, banking, telecomunication, dll. Masing-masing industri CVnya harus dibedakan, karena kita diperlukan untuk menghighlight sesuatu yg memang menunjang posisi yg kita apply untuk di industry tersebut.

Selain itu semua, yang saya mau sampaikan di sini adalah saya sangat sedih melihat banyaknya orang yang 'tidak tahu' mau jadi apa ketika ambil jurusan. Jadi mereka terpaksa apply apa aja yang tersedia, tanpa sesuai dengan jurusan yang dia ambil. Tahu apa impactnya? Jelas HRD akan memprioritaskan mereka yang punya background edukasi yang sesuai, apalagi kalau sudah ada pengalaman kerja di bidang tsb. Jadi, yg 'salah jurusan' sekali lagi 'kalah' dalam tahap seleksi awal.

Ditambah...banyak lulusan S1 yang melamar menjadi seorang Receptionist (salah satu lowongan di Rolling Stone). Sungguh, saya sedih sekali sambil berpikir "Mereka ini kapan bisa menjadi Young On Top? Apakah mereka tidak pernah mau menjadi YOT?"

Saya rasa pendidikan Bangsa ini harus diperbaiki. Jangan di universitas hanya diajarkan teori-teori saja dan bagaimana berdebat. Tapi ajarin juga dong gimana buat Cover Letter yang benar, bagaimana buat CV yang menarik, dan apa saja yang perlu dilakukan dan jangan dilakukan ketika interview? Kenapa di luar sana universitas sudah menyadari bahwa hal2 inilah yang akan membuat fresh graduates bisa mendapatkan kerja? Jangan ini semua dicuekin dan universitas hanya lepas tangan dan bilang "tugas kami membimbing sampai lulus sudah selesai". Sadarilah bahwa tugas universitas adalah untuk sampai para lulusannya bisa mendapatkan kerja atau membuka wirausahanya!

I still hope to see you all ON TOP! Never give up...
BB

www.twitter.com/youngontop